Platform Interaktif untuk Data Iklim (PINDAI), atau Indonesia Climate Data Explorer (CAIT Indonesia) dalam Bahasa Inggris, memungkinkan pengguna dari institusi pemerintahan, pihak swasta, akademia, media, dan masyarakat sipil untuk memantau emisi di tingkat provinsi di Indonesia dan berperan aktif melawan perubahan iklim.

Poin utama:

  • Platform Interaktif untuk Data Iklim (PINDAI), atau Indonesia Climate Data Explorer (CAIT Indonesia), adalah sebuah platform data daring yang interaktif, menyediakan akses bebas biaya terhadap data iklim yang komprehensif dan dapat dibandingkan di tingkat provinsi.
  • Untuk pertama kalinya, pengguna dapat menelusuri, memantau, dan membandingkan emisi historis dan proyeksi emisi, rencana aksi iklim, serta data dan informasi iklim lainnya di 34 provinsi di Indonesia.
  • Platform ini bertujuan mendukung transparansi dan pengelolaan pembangunan yang partisipatif dengan menyediakan akses terhadap data iklim bagi publik. Dengan platform tersebut, masyarakat sipil dapat memantau komitmen penurunan emisi pemerintah dan meminta pertanggungjawaban pemerintah atas aksi iklimnya.

JAKARTA (6 Juni, 2016) - World Resources Institute Indonesia (WRI Indonesia) hari ini meluncurkan Platform Interaktif untuk Data Iklim (PINDAI), atau Indonesia Climate Data Explorer (CAIT Indonesia) dalam Bahasa Inggris, sebuah platform data iklim interaktif untuk memantau komitmen iklim di tingkat provinsi di Indonesia (tautan: http://wri.org/pindai). PINDAI/CAIT Indonesia adalah bagian dari CAIT Climate Data Explorer yang dikembangkan oleh WRI, salah satu sumber data iklim paling terpercaya yang tersedia bagi publik, yang menyediakan akses bebas biaya terhadap kumpulan data iklim yang komprehensif, andal, dan dapat dibandingkan.

Dalam Kontribusi Nasional yang Diniatkan (INDC), Indonesia berjanji untuk menurunkan emisinya sebesar 29 persen pada 2030 atau 41 persen jika terdapat bantuan internasional. Di upacara penandatanganan Perjanjian Paris, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia juga menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu dari 55 negara pertama yang meratifikasi Perjanjian Paris dan bahwa Indonesia akan mengajukan kontribusi nasional (NDC) yang lebih ambisius.

Dalam pencapaian target penurunan emisi nasional, 34 provinsi di Indonesia memainkan peran penting. Faktanya, peraturan Presiden Nomor 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) memberi mandat kepada setiap provinsi untuk mengajukan dan melaksanakan rencana aksi iklimnya, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK). Jika digabungkan, komitmen iklim provinsi akan secara signifikan berkontribusi pada target penurunan emisi nasional.

Walaupun tersedia, data dan informasi iklim di tingkat sub-nasional seringkali terpencar di institusi yang berbeda dan berupa format yang tidak memungkinkan untuk dianalisis atau diubah lebih lanjut. PINDAI/CAIT Indonesia dirancang dengan perangkat yang berisi analisis dan data iklim untuk memungkinkan pemerintah, pihak swasta, akademia, media, dan masyarakat sipil memantau, menelusuri, dan membandingkan data dan informasi iklim di 34 provinsi di Indonesia. Data dan informasi yang dimaksud meliputi:

  • Profil emisi 34 provinsi di Indonesia. Pengguna dapat mempelajari provinsi penghasil emisi tertinggi berdasarkan emisi absolut, emisi per kapita, dan intensitas emisi yang diperoleh dari data pemerintah Indonesia yang tersedia bagi publik.
  • Sumber utama emisi di setiap provinsi. Setiap provinsi di Indonesia memiliki bentang alam dan aktivitas ekonomi yang berbeda-beda dan dengan demikian, sumber emisi di masing- masing provinsi juga berbeda. Memahami perbedaan ini akan membantu pemerintah daerah dalam membuat kebijakan yang paling efisien untuk menurunkan emisi dan memberi informasi pada aktor non-pemerintah untuk mendukung proses ini.
  • Komitmen iklim di setiap provinsi, sehingga pengguna dapat memahami aktivitas mitigasi dan adaptasi di tingkat provinsi secara lebih baik.
  • Target pembangunan di tingkat provinsi. Pengguna dapat memantau apakah komitmen iklim sebuah provinsi sejalan dengan prioritas pembangunan (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)) di provinsi tersebut. Dengan membandingkan keduanya, masyarakat sipil dapat mengamati keselarasan dan kesenjangan antara target pembangunan dan rencana aksi iklim provinsi.
  • Progres menuju target penurunan emisi, yang memungkinkan pengguna untuk memantau apakah provinsi berada di jalur yang tepat dalam pencapaian target penurunan emisinya.

PINDAI/CAIT Indonesia menggunakan data dan informasi resmi dari pemerintah Indonesia. Profil emisi, sumber emisi, dan komitmen iklim provinsi diperoleh dari RAD-GRK dan SIGN SMART (Sistem Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional: Sederhana, Mudah, Akurat, Ringkas, & Transparan) yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Data target pembangunan provinsi berasal dari RPJMD, sedangkan informasi progres menuju target penurunan emisi diperoleh dari dokumen Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan (PEP).

Secara keseluruhan, PINDAI/CAIT Indonesia bertujuan untuk menjadi wadah untuk meningkatkan pemahaman publik akan berbagai dimensi agenda iklim di tataran sub-nasional dan juga meningkatkan kesadaran publik akan isu-isu seputar data dan informasi iklim di tingkat provinsi. Pada akhirnya, platform ini diharapkan dapat membantu pemerintah untuk mengidentifikasi dan menjalankan langkah-langkah prioritas penurunan emisi sembari meningkatkan target penurunan emisi dari waktu ke waktu.

Kutipan:

“Dalam mencapai target penurunan emisi Indonesia sebesar 29 persen, aksi iklim di tingkat daerah memainkan peran yang sangat penting. Sehingga, kami telah mengembangkan sebuah bank data yang berisi hasil pelaksanaan RAD-GRK di 34 provinsi yang disebut dengan Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan (PEP). PEP diperbaharui secara reguler dan dapat diakses di www.sekretariat- rangrk.org. Platform yang tersedia bagi publik seperti PINDAI diharapkan dapat memperkaya diskusi dan meningkatkan partisipasi publik akan rencana aksi iklim di tingkat provinsi.” Wahyuningsih Darajati, Direktur Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

“Transparansi dan akuntabilitas adalah fondasi utama demokrasi modern, dan pembangunan berkelanjutan dibangun di atas prinsip tersebut. Tanpa akses terhadap data, publik tidak dapat memantau kemajuan program pemerintah dan dengan demikian, tidak akan ada akuntabilitas akan implementasi program-program tersebut, termasuk dalam kaitannya dengan aksi iklim. Kantor Staf Presiden mendukung penuh inisiatif masyarakat sipil untuk meningkatkan kualitas data iklim di Indonesia, seperti platform PINDAI yang sejalan dengan komitmen Inisiatif Satu Data kami.” Yanuar Nugroho, Deputi Bidang Kajian dan Pengelolaan Program Prioritas, Kantor Staf Presiden

“Data yang terbuka, terbaru, dan komprehensif yang tersedia bagi publik adalah prasyarat bagi pengelolaan pembangunan yang partisipatif. PINDAI memungkinkan terlaksananya proses ini dengan mendukung transparansi komitmen iklim pemerintah daerah. Dengan menyediakan akses terhadap data dan analisis terkait iklim kepada publik, kita dapat bersama-sama mengawasi komitmen penurunan emisi dan meminta pemerintah bertanggung jawab atas aksi iklimnya.” Nirarta Samadhi, Direktur, WRI Indonesia

Catatan untuk editor:

[1] PINDAI/CAIT Indonesia menggunakan data dan informasi resmi dari pemerintah Indonesia. Terlepas dari upaya kami untuk menyajikan data yang paling komprehensif, mohon perhatikan bahwa terdapat keterbatasan dalam metodologi di balik set data tersebut yang harus diperhatikan pengguna ketika menginterpretasi data dan analisis.

[2] Perangkat PINDAI saat ini merupakan versi pertama yang akan terus dikembangkan dan diperbaharui secara reguler mengikuti ketersediaan informasi dan data terbaru dari pemerintah.

Tentang World Resources Institute Indonesia (WRI Indonesia)

WRI Indonesia adalah organisasi riset independen yang berdedikasi untuk berkontribusi pada pembangunan sosial ekonomi Indonesia dengan cara yang adil dan berkelanjutan. Para ahli dan staf kami bekerja sama dengan para pemimpin dalam mengimplementasikan gagasan besar menjadi aksi nyata dalam titik temu yang menghubungkan lingkungan, kesempatan ekonomi, dan kesejahteraan manusia. Kami bekerja di lima isu penting yang menghadirkan kesempatan bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia: Hutan, iklim, energi, kota, dan tata kelola. Kami berafiliasi dengan World Resources Institute, sebuah organisasi penelitian global yang bekerja di lebih dari 50 negara, dengan kantor di Brazil, Cina, India, Indonesia, dan Amerika Serikat.