Dharsono Hartono bekerja sebagai CEO PT Rimba Makmur Utama, sebuah perusahaan di Indonesia yang mengelola Proyek Katingan Mentaya, sebuah proyek REDD+ pada hutan gambut seluas 200.000+ hektar di Kalimantan Tengah, Indonesia. Proyek Katingan Mentaya adalah bukti nyata bahwa pendanaan karbon dapat memerangi perubahan iklim. Proyek ini merupakan proyek terbesar dari proyek-proyek sejenisnya dan mampu menghasilkan rata-rata 7,5 juta kredit karbon bersertifikat tiga kali lipat emas setiap tahun, atau setara dengan menghilangkan 2.000.000 mobil dari jalan setiap tahun. Melalui kemitraan dengan masyarakat setempat, PT Rimba Makmur Utama memanfaatkan pendapatan karbon untuk menyokong restorasi dan perlindungan hutan alam melalui kegiatan yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. Proyek ini melindungi lahan gambut yang merupakan habitat bagi lima spesies yang menyandang status kritis (critically endangered), delapan spesies terancam (endangered), dan 31 spesies rentan (vulnerable). Kawasan lindung tersebut adalah rumah bagi 5-10% populasi global orangutan, bekantan, dan owa Kalimantan Selatan.

Dharsono juga memiliki pengalaman di bidang konsultan keuangan dan perbankan internasional. Sejak tahun 1998, ia telah bekerja di perusahaan multinasional seperti PricewaterhouseCoopers dan JP Morgan di New York untuk menangani akuisisi merger, pengelolaan utang dan pembiayaan, serta peningkatan modal. Dharsono memperoleh gelar Master of Engineering dari Cornell University jurusan Financial Engineering.