Indonesia merupakan salah satu hutan hujan tropis terbesar setelah hutan Amazon di Brazil dan hutan hujan tropis di Republik Kongo, mewakili dari 10% hutan tropis yang tersisa di dunia (FWI/GFW, 2002). Dengan area terestrial sebesar 187.9 juta hektar, Kementrian Kehutanan Indonesia menyatakan bahwa 133.7 juta hektar atau lebih dari 70% diperuntukkan sebagai hutan (Kementrian Kehutanan, 2006).

Bila dibandingkan dengan negara Asia Tenggara, Indonesia mengalami tingkat deforestasi yang paling tinggi, dan ini menaruh perhatian public secara lokal dan global (Kementrian Kehutanan, 2002). Kami mencatat ada sekitar 1.87 juta ha/tahun hutan Indonesia terjadi deforestasi dari tahun 1985 hingga 1997. Situasi ini memburuk pada saat kejadian kekeringan parah di El Nino antara tahun 1997 – 1998 yang menyebabkan kebakaran sporadis dan menghancurkan sebagian besar hutan hujan tropis di kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia (Page dkk., 2002).

Pemantauan sumber daya hutan sangat penting untuk menilai daya dukungnya dan untuk mengamati dinamika perubahan tutupan hutan. Pemetaan tutupan hutan merupakan cara terbaik untuk menilai perubahan tutupan hutan dan untuk mengkaji sumber daya hutan dalam jangka waktu tertentu (Wijaya, dkk. 2008). Global Forest Watch (GFW) adalah aplikasi daring yang tersedia untuk penyediaan data hilangnya tutupan hutan secara real di seluruh wilayah tropis. GFW adalah kolaborasi lebih dari 100 mitra dan organisasi untuk menerapkan teknologi dan data satelit lintas sektoral yang didukung oleh fasilitas komputasi besar yang dikelola oleh Google.