PEKANBARU – Menciptakan kota ramah lingkungan dapat dimulai dengan pengelolaan pohon kota yang memperhatikan fungsi ekologis, estetika, dan keselamatan masyarakat. Hal ini yang menjadi dasar pelaksanaan pelatihan pengelolaan dan inventarisasi pohon di Kota Pekanbaru oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia, melalui program Cities4Forests, pada 28 Februari-1 Maret 2023 di Sekretariat Kota Pekanbaru dan dihadiri jajaran Pemerintah Kota Pekanbaru.  

Pohon berperan penting dalam menjaga kualitas udara, menyerap karbon dioksida (CO2), meningkatkan resapan air, memperindah kota, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, baik dari aspek kesehatan maupun sosialnya. Namun, keberadaan pohon kota sering berhimpitan dengan infrastruktur dan aktivitas masyarakat sehingga membutuhkan pengelolaan yang baik. Oleh karena itu, pelatihan ini diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kapasitas staf dan tenaga teknis Pemerintah Kota Pekanbaru, serta melaksanakan pilot project inventarisasi pohon. 

Menyambut dukungan positif Cities4Forests untuk Pekanbaru, Staf Ahli Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintah Kota Pekanbaru Firmansyah Eka Putra, S.T, M.T menyampaikan, “Sebagai aparatur, kami memang harus memahami bahwa pohon merupakan unsur penting pembentuk keseimbangan kota. Kami bercita-cita untuk membangun ‘kota di dalam taman’. Artinya, kami berupaya agar ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di kota memiliki luasan yang banyak. Saya berharap kegiatan pelatihan inventarisasi pohon ini dapat menumbuhkan kecintaan kami, serta meningkatkan upaya pemeliharaan pohon di Pekanbaru ke depannya.” 

Untuk mengelola pohon secara terukur dan sistematis, diperlukan basis data pohon yang diperbarui secara berkala. Hal ini disampaikan oleh Retno Wihanesta selaku Senior Specialist for Urban Mobility and Development WRI Indonesia. “Mengingat pentingnya peran pohon bagi kota, kita harus mengelola pohon dengan baik. Oleh karena itu, kita perlu membuat basis data pohon. Hal ini bertujuan agar para pemangku kepentingan bisa melacak kondisi pohon dan mengetahui intervensi yang perlu dilakukan, seperti menambah pohon dengan jumlah tertentu. Melalui Cities4Forests, WRI Indonesia ingin membekali perangkat-perangkat perkotaan di Pekanbaru untuk mengelola pohon di area perkotaan secara lebih baik.” 

Berlangsung selama dua hari, pelatihan ini terdiri dari berbagai rangkaian kegiatan yang melibatkan pemahaman tentang inventarisasi pohon baik secara teoretis maupun praktik. Pada hari pertama (28/2), jajaran OPD Pemerintah Kota Pekanbaru menerima pemaparan materi dasar terkait inventarisasi pohon, teori penilaian kesehatan dan penanganan kerusakan pohon, serta pengaplikasian Google Earth Engine (GEE) sebagai alat utama pemetaan pohon yang disampaikan oleh pakar kehutanan dari Universitas Riau dan WRI Indonesia. Pada sesi selanjutnya, peserta diajak berkunjung langsung ke ruang terbuka hijau (RTH) Taman Kota Pekanbaru uji coba praktik pendataan pohon.  

Peserta pelatihan mendapatkan pemahaman teoretik dan praktik melalui kegiatan survei lapangan pengumpulan data fisik dan kesehatan pohon pada hari kedua (1/3) di Taman Kota Pekanbaru. Hasil survei menjadi bahan presentasi sekaligus diskusi perihal kondisi hutan kota Pekanbaru, serta langkah yang dapat didorong pemerintah dan tenaga ahli untuk memelihara RTH di Kota Pekanbaru. Sebagai tindak lanjut, pihak pemerintah Kota Pekanbaru perlu melanjutkan pendataan pohon di RTH lainnya, menangani pohon yang rusak atau sakit, serta memperbarui data secara berkala. 

“Kami bangga bisa berkolaborasi dengan WRI Indonesia. Mudah-mudahan ilmu ini bisa segera kami aplikasikan agar pengelolaan pohon di Pekanbaru semakin maju,” ujar Langgeng Wahyudi, Kabid Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru.