Asia Pulp & Paper (APP), salah satu perusahaan kertas terbesar di dunia, mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka tidak akan menebang lagi hutan alami di Indonesia dan akan meminta komitmen yang sama dari pemasok-pemasok mereka. Pengumuman tersebut diterima secara hati-hati oleh Greenpeace, Rainforest Action Network, World Wildlife Fund, dan NGO lainnya yang telah melakukan kampanye untuk mengubah kebijakan hutan APP.
Tentu saja, kebijakan baru APP – yang mencakup pengambilan material yang hanya bersumber dari pohon budidaya, menghentikan pembukaan lahan gambut yang kaya karbon, dan meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal – tergolong signifikan, untuk dunia bisnis dan konservasi hutan. APP dan pemasoknya mengelola lebih dari 2.5 juta hektar lahan di Indonesia dan menghasilkan lebih dari 15 juta ton bubur kertas, kertas, dan pembungkus setiap harinya di seluruh dunia. Langkah tegas dari APP dapat mengindikasikan bahwa industri ini tengah bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Pertanyaannya adalah apakah APP akan melanjutkan pengumuman positif ini dengan aksi nyata di lapangan. Perusahaan ini tidak memiliki rekam jejak yang bagus, gagal melaksanakan komitmen-komitmen mereka sebelumnya untuk mengakhiri deforestasi.
Namun demikian, kali ini keadaan telah berubah, yang meningkatkan peluang keberhasilan komitmen APP. Tuntutan untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang terjadi dengan sangat cepat dan teknologi yang semakin canggih dapat menciptakan lingkungan yang tepat bagi keberhasilan komitmen APP – dan perusahaan-perusahaan lainnya.