Insights: WRI's Blog

Informasi mengenai keberadaan hutan dengan keanekaragaman hayati yang kaya dan sejauh mana lanskap hutan telah terancam dapat membantu memprioritaskan upaya konservasi dan perlindungan. Dua data set terbaru di Global Forest Watch memungkinkan kita untuk mengetahui dimana keanekaragaman hayati berada dan sejauh mana aktivitas manusia telah mengancam keberadaannya.

Komunitas Santa Clara de Uchunya telah tinggal di daerah terpencil di Peruvian Amazon selama beberapa generasi, mengandalkan hutan untuk berburu, memancing, dan sumber daya alam. Namun pada tahun 2014, seseorang mulai menebang sebagian besar tanah leluhur mereka. Mereka telah berjuang untuk hak tanah mereka sejak itu.

Saat ini tulisan hanya tersedia dalam bahasa Inggris

In the past week, I’ve dined at a restaurant that served only paper straws, shopped at a store that encouraged reusable bags, and talked with more than one friend about how they are limiting their plastic waste at home. It seems the world has finally woken up to the reality that the plastic we throw away has consequences.

Rumah adalah tempat stabilitas dan keamanan. Ini adalah tempat di mana keluarga berkumpul untuk bekerja menuju dan merayakan kemakmuran bersama. Tetapi karena beban ekonomi dan manusia dari perubahan iklim terus meningkat, kita menghadapi risiko kehilangan rumah kita ini.

Asian Games dapat dimanfaatkan sebagai momen yang tepat untuk mengangkat isu-isu tertentu yang menjadi perhatian Indonesia dan dunia, termasuk isu keberlanjutan. Baca bagaimana Indonesia dapat menggunakan slogan Energy of Asia untuk mendorong narasi keberlanjutan.

Dalam edisi ketiga dari Seri Tata Kelola Lahan Gambut ini, kami menjelaskan bagaimana memulihkan dan melestarikan tanaman asli di ekosistem gambut dapat meningkatkan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya, terutama wanita.

Meskipun semakin banyak perusahaan yang berkomitmen untuk menghilangkan deforestasi dari rantai pasokan mereka, daerah tropis kehilangan kawasan hutan seluas Vietnam hanya dalam dua tahun terakhir. Mengapa perlindungan hutan tidak berhasil?

Daerah tropis kehilangan 15,8 juta hektar tutupan pohon pada tahun 2017, sebuah wilayah seluas Bangladesh. Itu setara dengan kehilangan 40 lapangan sepak bola setiap menit selama satu tahun penuh!

Karena ingin mengekstrak sumber daya alam, pemerintah dan perusahaan semakin banyak mengambil tanah dari kelompok masyarakat adat. Tetapi komunitas-komunitas ini tidak berdiri diam — mereka memetakan batas wilayah, memprotes dan bahkan mengajukan tuntutan untuk melindungi tanah dan sumber daya mereka.

Data satelit mengungkapkan penggundulan hutan baru di Kolombia, Brasil, dan Papua Indonesia.