Informasi terbaru: Materi presentasi lokakarya dapat diunduh di sini. Foto-foto lokakarya dapat diunduh di sini.

Sebuah forum pemangku kepentingan restorasi pada tingkat nasional untuk mempercepat upaya restorasi hutan dan bentang lahan Indonesia yang inklusif, komprehensif, efektif, efisien, dan berkelanjutan. Lokakarya ini akan menghadirkan perwakilan pemerintah pusat dan daerah, lembaga konservasi, lembaga swadaya masyarakat, lembaga riset dan universitas, serta media.

Penyelenggara: World Resources Institute Indonesia (WRI Indonesia), International Union for Conservation of Nature (IUCN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Restorasi Gambut (BRG)

Latar belakang:

Tingginya laju deforestasi, degradasi, fragmentasi, dan perubahan fungsi hutan dan lahan di Indonesia tidak hanya menyebabkan penurunan jasa ekosistem dan keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan total emisi karbon nasional secara drastis (Sari dkk. 2007). Hampir semua pemangku kepentingan bidang kehutanan dan lingkungan hidup telah menyadari pentingnya upaya konservasi maupun restorasi hutan dan lahan Indonesia. Sebagai contoh, upaya penataan lahan secara berkelanjutan telah dilakukan oleh berbagai instansi pemerintah bersama organisasi konservasi internasional dan lembaga sosial masyarakat (LSM) melalui kerangka Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+). Sayangnya, inisiatif mitigasi dan adaptasi REDD+ seringkali dibuat oleh para pengambil kebijakan yang berbeda tanpa koordinasi yang memadai, sehingga peluang restorasi sebagai sebuah strategi relevan seringkali terpinggirkan (Barr dan Sayer 2012). Selain itu, faktor ekonomi, sosial, pendanaan, kelembagaan, dan kebijakan pendukung restorasi seringkali absen di Indonesia, sehingga beberapa proyek restorasi di masa lalu dianggap belum cukup efektif dan efisien (Nawir dkk. 2015).

Pada tataran global, World Resources Institute (WRI) dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) bekerja sama dalam usaha global pengarusutamaan dan pelaksanaan restorasi hutan dan bentang lahan (RENTANG). Dengan menggunakan pendekatan bentang lahan yang terintegrasi, yakni melalui usaha restorasi dan konservasi hutan dan tetumbuhan beserta fungsinya, RENTANG diharapkan dapat meningkatkan ketahanan ekologi dan penghidupan masyarakat secara berkelanjutan. WRI dan IUCN juga telah menciptakan sebuah kerangka kerja yang fleksibel, terjangkau, dan efisien untuk mengidentifikasi peluang restorasi serta mempercepat pelaksanaan RENTANG dalam skala nasional maupun sub-nasional. Kerangka kerja bernama Metode Evaluasi Kesempatan Restorasi (MEKAR) ini telah pula digunakan di beberapa jenis bentang lahan di negara-negara Afrika dan Amerika Latin.

Pelaksanaan RENTANG dan MEKAR dapat membantu meningkatkan penyerapan karbon dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim melalui strategi pembangunan rendah emisi, selain juga meningkatkan keanekaragaman hayati, meningkatkan ketahanan pangan, menurunkan erosi tanah, dan menambah ketersediaan air bersih. Selain itu, RENTANG dapat membantu pengentasan kemiskinan lewat penciptaan lapangan kerja ramah lingkungan di pedesaan.

Penggunaan konsep RENTANG dan MEKAR oleh para pemangku kepentingan di bidang kehutanan dan penggunaan lahan di Indonesia diharapkan akan melahirkan inisiatif restorasi yang lebih inklusif, komprehensif, efektif, efisien, dan berkelanjutan. Kesempatan yang lahir dari RENTANG dan MEKAR dapat menjadi acuan penataan lahan yang lebih baik sekaligus bisa menjadi dasar komitmen restorasi Indonesia yang dapat berkontribusi ke dalam Bonn Challenge, sebuah gerakan global untuk merestorasi 150 juta hektar lahan terdeforestasi dan terdegradasi sebelum tahun 2020.

Tujuan:

  • Menggalang dukungan untuk RENTANG di Indonesia serta mendiskusikan target restorasi Indonesia
  • Mendiskusikan berbagai pendekatan RENTANG dan identifikasi kesempatan restorasi, termasuk penggunaan MEKAR
  • Saling berbagi informasi dan membahas inisiatif restorasi yang telah berlangsung di Indonesia dan mengidentifikasi berbagai cara untuk meningkatkan upaya RENTANG

Keluaran yang diharapkan:

  • Peningkatan komitmen restorasi nasional, dengan tujuan pendeklarasian itikad restorasi yang lebih ambisius sebelum akhir 2016
  • Pemahaman bersama akan konsep RENTANG serta MEKAR dan komponen di dalamnya oleh para pemangku kepentingan
  • Teridentifikasinya prioritas dan langkah ke depan guna meningkatkan upaya RENTANG di Indonesia, termasuk dengan pendirian forum nasional untuk RENTANG

Bahasa pengantar utama adalah Bahasa Indonesia – akan disediakan fasilitas alih bahasa ke Bahasa Inggris dan sebaliknya)

data