Setelah penandatanganan Kesepakatan Paris di Konferensi Para Pihak (COP) ke-21 yang menargetkan untuk menahan laju pemanasan global di bawah 1,5°C -2°C, berbagai upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim telah dilakukan. Sayangnya, upaya global tersebut masih belum cukup untuk menjaga bumi kita. Berbagai tanda perubahan iklim semakin terlihat di berbagai belahan dunia, mulai dari banjir bandang, gelombang panas yang meatikan, hingga naiknya permukaan air laut.

Laporan Khusus Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang dirilis pada Oktober 2018 menunjukan bahwa dunia akan menghadapi dampak buruk dari perubahan iklim jika pemanasan global mencapai titik 1,5°C, dan akan lebih buruk jika mencapai 2°C. Jika kita tidak segera melakukan upaya mitigasi dan adaptasi yang signifikan, ketahanan pangan, energi, dan air selama beberapa dekade ke depan dapat terganggu.

Tantangan dan strategi aksi iklim tersebut akan menjadi salah satu topik yang perlu didiskusikan dalam Konferensi Para Pihak ke-24 (COP24) atau yang biasa dikenal sebagai COP24. Konferensi yang akan berlangsung di Katowice, Polandia, pada 3-14 Desember mendatang ini akan menjadi ajang pertemuan para pemangku kepentingan dari berbagai negara untuk membahas langkah selanjutnya dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dua tema besar yang akan dibahas adalah The Paris Rulebook, pedoman operasional yang mengatur Kesepakatan Paris, serta agenda negara-negara di tahun 2020 untuk menyerahkan NDC kedua mereka yang diharapkan lebih ambisius.

Oleh karena itu, menjelang COP24 dan melihat pentingnya pentingnya upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim bagi Indonesia dan dunia, World Resources Institute (WRI) Indonesia bekerja sama dengan Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) akan menyelenggarakan press briefing yang bertajuk “Menuju COP24: Strategi Jangka Panjang Aksi Iklim dan Pembangunan Rendah Karbon Indonesia”.

Daftar Pembicara:

  • Nirarta Samadhi, Direktur WRI Indonesia

  • Arief Wijaya, Manajer Senior Hutan dan Iklim WRI Indonesia

  • Untung Widyanto, Jurnalis Tempo, Perwakilan SIEJ