Tujuan

Proyek ini bertujuan untuk mengarusutamakan dan mengakselerasi penerimaan prinsip-prinsip berkelanjutan dalam rantai pasok komoditas berbasis lahan dengan memperkuat komitmen keberlanjutan dari seluruh aktor di rantai pasok, mengikutsertakan para pihak dari berbagai tingkatan pemerintahan dan masyarakat sipil, kolaborasi riset, advokasi kebijakan, dan strategi pengembangan kapasitas.

Dimana?

Aceh, Kalimantan Barat, Sumatra Selatan

Mengapa?

Sebagai negara berkembang, perekonomian Indonesia masih didukung secara signifikan oleh sektor berbasis lahan, khususnya dari komoditas kelapa sawit, kehutanan, serta pulp dan kertas. Sektor tersebut berkontribusi signifikan terhadap pendapatan domestik bruto Indonesia serta mempekerjakan puluhan juta pekerja di sepanjang rantai pasoknya. Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan tingkat produksi lebih dari 40 juta ton pada tahun 2020, menghasilkan hampir 20 miliar dolar setiap tahunnya dari ekspor. Sementara itu, sektor pulp and kertas diperkirakan mampu menghasilkan hampir lima miliar dolar per tahun. Indonesia juga telah berhasil mengirimkan kayu produksinya di bawah skema Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT), menjadikan Indonesia negara pertama yang mengekspor produknya ke Uni Eropa berdasarkan persyaratan legalitas yang ditentukan secara domestik.

Sebaliknya, sektor berbasis lahan di Indonesia banyak dikaitkan dengan berbagai isu multi dimensi yang mencakup berbagai permasalahan lingkungan dan sosial termasuk kebakaran, deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan konflik sosial. Dari perspektif bisnis, kegagalan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi suatu risiko global yang mengancam, sebagaimana didiskusikan pada World Economic Forum 2017. Dalam dekade terakhir, industri telah melihat tekanan yang besar dari pembeli internasional untuk memisahkan produksi komoditas dari deforestasi dan degradasi gambut, meskipun masih banyak pasar dengan aturan pengadaan yang longgar. Konsumen di berbagai sektor juga mulai beralih pada produk yang mengusung prinsip berkelanjutan. Praktik bisnis yang berkelanjutan tidak dapat terhindarkan untuk menjamin keberlangsungan dan daya saing dari bisnis itu sendiri.

Bagaimana?

Dengan adanya kebutuhan mendesak akan solusi inovatif yang menjawab berbagai permasalahan tersebut, WRI Indonesia bermaksud untuk mendukung percepatan penerapan prinsip berkelanjutan pada rantai pasok dan praktik bisnis. Inisiatif Sustainable Commodities Supply Chain akan mencapai tujuannya melalui pembaruan data secara rutin terkait pengawasan rantai pasok komoditas kunci, mempromosikan adopsi alat pemantauan yang kuat oleh pelaku rantai pasok utama dan pemangku kepentingan kunci, peningkatan kapasitas aktor rantai pasok melalui strategi keterlibatan kolektif, dan mengembangkan narasi rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan untuk mempromosikan adopsi prinsip-prinsip hijau pada rantai pasok untuk pasar internasional.

Selan itu, sebagai sekretariat inisiatif Accountability Framework di Asia Tenggara, WRI Indonesia bermaksud untuk terus meningkatkan penyerapan kerangka kerja dan alat berkelanjutan untuk memperkuat komitmen para pelaku rantai pasok berdasarkan standar praktik terbaik dunia untuk rantai pasok bijak.

Mitra

Mitra utama kami adalah pelaku rantai pasok komoditas berbasis lahan dari hulu hingga hilir, organisasi masyarakat sipil, para pembeli dan calon pembeli dari pasar internasional (co: Tiongkok), asosiasi dari komoditas utama berbasis lahan, Kementerian Pertanian, dan pemerintah lokal.

Situs Terkait

https://accountability-framework.org