Tujuan

Laporan ini berupaya mengumpulkan dan menganalisis data-data terkait perikanan, tren politik, serta kebijakan pemerintah untuk mendukung pengambilan kebijakan berbasis penelitian. Laporan ini juga bertujuan untuk memantau perubahan terkait pengelolaan sumber daya kelautan serta memicu kolaborasi antar mitra pembangunan yang terlibat di sektor sumber daya kelautan dan manajemen perikanan.

Di mana

Indonesia

Mengapa

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati laut tertinggi dan produsen ikan terbesar kedua di dunia. Di saat yang sama, Indonesia juga merupakan salah satu di antara 10 negara yang paling bergantung pada ikan, dengan konsumsi ikan mencapai 46,49 kilogram per tahun per kapita (BPS, 2017). Pada 2015, produksi perikanan tangkap liar dan makanan laut masing-masing mencapai 5,9 dan 4,4 juta ton. Dalam satu dekade terakhir, produksi ikan tangkap liar meningkat sekitar 16 persen sementara pertumbuhan produksi makanan laut Indonesia meningkat empat kali lipat sejak 2000 hingga 2015. Nilai produksi udang mencapai 3 miliar dolar AS pada 2013, nilai tertinggi dibandingkan dengan spesies lainnya. Tren tersebut menunjukkan bahwa produksi makanan laut dapat melebihi produksi ikan tangkap liar baik dari segi kuantitas maupun nilai. Namun, apakah produk laut tersebut dihasilkan secara berkelanjutan dan dapatkah Indonesia mempertahankan produksi tersebut?

Untuk memastikan sumber daya laut yang berkelanjutan dan berkesinambungan, Indonesia berkomitmen untuk melakukan konservasi dengan menetapkan 20 juta hektar Kawasan Lindung Laut (KLL) di tahun 2020, dan saat ini telah mencapai 19,14 juta hektar KLL. Meskipun secara kuantitatif Indonesia hampir memenuhi target, keberhasilan KLL sangat bergantung pada efektivitas pengelolaan serta keberlanjutan pendanaan untuk implementasi KLL tersebut.

Mengingat pentingnya produksi dan konservasi laut bagi Indonesia, laporan “Tren Sumber Daya Kelautan dan Manajemen Perikanan di Indonesia” akan menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan bagi para pembuat kebijakan, lembaga non-profit, pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses pembuatan kebijakan yang dapat menyempurnakan sektor perikanan sekaligus menyejahterakan masyarakat.

Bagaimana

Tiga langkah pengembangan Laporan “Tren Sumber Daya Kelautan dan Manajemen Perikanan di Indonesia”:

  1. Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk menghimpun data dan informasi
  2. Menganalisis kesenjangan dalam kebijakan untuk memfasilitasi terjadinya pengambilan kebijakan berbasis penelitian, tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga bagi pelaku usaha, lembaga non-profit, dan masyarakat
  3. Membangun platform interaktif sebagai wadah bagi pemangku kepentingan untuk memahami tren dalam sumber daya kelautan dan perikanan

Mitra

Laporan ini didukung oleh David and Lucile Packard Foundation, serta melibatkan para ahli dan pemangku kepentingan dalam pembuatannya.