Almo Pradana, Manajer Energi dan Iklim WRI Indonesia memaparkan kuliah kepada sekelompok pembuat kebijakan dari Asia Tenggara di Myanmar. Kuliah ini merupakan bagian dari program '(Em)powering Tanintharyi: How To Create Environmentally Sustainable Development' yang diselenggarakan oleh Myanmar School of Politics.

Peserta yang hadir termasuk politisi tingkat tinggi seperti menteri, anggota parlemen dan anggota dewan eksekutif sentral dari partai politik.

Almo juga menjelaskan dibutuhkannya bauran energi untuk mendukung elektrifikasi dan konservasi lingkungan. Kuliahnya bertujuan menyampaikan informasi ini kepada pemimpin lokal dalam merancang masa depan energi dan rencana elektrifikasi Myanmar.

Berikut adalah catatan dari Almo yang disampaikan setelah kuliahnya:

“Saya akan berangkat,” itu yang saya katakan saat menerima tawaran memaparkan kuliah 2 hari kepada 30 politisi di Myanmar tentang energi dan keberlanjutan. Saat negara ini membuka diri kepada investor, pemerintah lokal harus membuat keputusan mengenai berbagai tawaran menguntungkan untuk mengekstraksi dan mengolah berbagai sumber energi dan komoditas mereka.

Saya membantu mereka membuat keputusan itu dari tingkat dasar. Saya memaparkan jalan dan strategi yang lebih ramah lingkungan untuk memperkenalkan pengamanan lingkungan. Saya kagum dengan keinginan belajar mereka. Mereka siap dengan alat tulis mereka pada jam 7:30 pagi, dan tidak berhenti bertanya sampai jam 5 sore. Mereka juga menyukai longyi/sarung saya.

Pada akhir pelatihan 2 hari ini, saya merasa sangat terhormat melihat kepercayaan diri mereka saat menyampaikan kasus bauran energi dengan semua pro dan kontranya. Saya merasa mereka sudah paham. Bagi saya ini adalah sesuatu perubahan besar dan membuka mata saya, ini adalah #lifeatwri.

data