
Berbagi Ide di Bali: Bersama Mengatasi Sampah Plastik di Laut Indonesia
Pada 8 Februari lalu, Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP) berpartisipasi sebagai pembicara dalam serangkaian konferensi dan pameran Bali Ocean Days 2025 yang diselenggarakan oleh Yayasan Laut Langit Biru. Acara ini diselenggarakan untuk membahas sejumlah masalah krusial di sektor kelautan Indonesia, termasuk permasalahan sampah plastik.
Indonesia NPAP adalah platform multipihak gabungan dari pemerintah, akademisi, peneliti, ahli, industri, lembaga keuangan, swasta, dan masyarakat sipil dalam upaya pengurangan sampah plastik di Indonesia, dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia sebagai sekretariatnya sejak 2019 lalu. Selain itu WRI Indonesia juga memiliki program riset terkait plastik di sejumlah daerah seperti Riau, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Utara, serta terlibat dalam upaya mendorong instrumen hukum plastik global seperti Just Transition of International Legally Binding Instrument on Plastic Pollution.

Bali Ocean Days 2025 mempertemukan perwakilan sejumlah pihak dari pemerintahan, industri, komunitas masyarakat, hingga organisasi lingkungan—seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Bappenas, IUCN, Bank Dunia, Badan Riset dan Inovasi Nasional RI (BRIN RI), Agence Française de Développement (AFD), Asian Development Bank (ADB), KfW, Whales Ventures, Delterra, SecondMuse, Seven Clean Seas, Green Hope Ltd, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan juga NPAP Indonesia—untuk membahas langkah terbaik yang bisa dilakukan untuk laut kita dan sejumlah tantangannya. Forum ini menjadi sangat krusial untuk meningkatkan kesadaran dan membahas bersama ragam komunitas tentang salah satu poin penting Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs): "Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan.”
Plastic Waste & Ocean Manager WRI Indonesia sekaligus Pemimpin Sekretariat Indonesia NPAP, Rocky Pairunan, turut diundang untuk membagikan pandangannya soal laut dan polusi plastik di Indonesia. Dalam sesi berjudul “Marine Pollution Management”, Rocky mengelaborasi sejumlah poin penting seperti laut sehat sebagai pilar penting masa depan manusia dan Bumi ini, serta peran krusialnya untuk memastikan kebutuhan dan hak manusia. Ia juga membahas bagaimana polusi plastik di lautan telah merusak pelindungan, ekonomi, serta komunitas pesisir di Indonesia. Termasuk dibutuhkannya kombinasi dari data, teknologi, serta pengetahuan lokal dan tradisional adalah titik temu yang vital untuk melindungi laut.
Polusi plastik di lautan telah merusak lingkungan, ekonomi, serta masyarakat pesisir. Menurut BRIN, kebocoran sampah plastik di Indonesia diperkirakan telah menciptakan kerugian ekonomi hingga 2.000 triliun rupiah. Tak hanya itu, kebocoran sampah berbasis laut—seperti industri perikanan, akukultur, dan juga pariwisata—juga menyumbang hingga 20 persen dari total sampah plastik di laut Indonesia.
Walau pemerintah telah memiliki sejumlah aturan untuk mengatasi sampah plastik—mulai dari Undang-Undang hingga Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, serta aturan berbasis peta jalan per lima tahun—tantangan paling krusial adalah bagaimana menegakkan semua aturan dengan efektif.
Langkah nyata dari pemerintah, komunitas lokal, akademisi, dan juga industri menjadi penting untuk mengurangi produksi plastik dan membawa lautan kita menjadi lebih sehat—khususnya untuk mendukung ambisi pemerintah mengurangi sampah plastik hingga 70% pada 2025.

"Perlu ada langkah konkret untuk mengubah arus sampah dan polusi plastik di Indonesia. Salah satunya dengan memperkuat komitmen dan penegakkan regulasi pemerintah secara efektif di level daerah. Harus ada tata kelola yang lebih terarah dan jelas penting untuk mempermudah langkah menangani isu sampah plastik. Selain itu, sudah saatnya mencari jalan tengah antara publik dan privat demi menutup kesenjangan pendanaan penanganan sampah plastik di Indonesia juga diharapkan menjadi langkah krusial bagi semua pihak,” kata Rocky Pairunan.
Forum ini diharapkan bisa merefleksikan apa saja yang sudah dan yang belum dilakukan untuk melindungi laut.[]