WRI Indonesia bersama Yayasan Pionir dan The Asia Foundation menyelenggarakan pelatihan penggunaan drone untuk pemantauan lanskap. Pelatihan ini, dikhususkan untuk para pemangku kepentingan multi sektor dari Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, sebagai lanjutan rangkaian kegiatan pemantauan lanskap di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara sejak tahun 2023 lalu.  

WRI Indonesia mengadakan pelatihan tersebut di Sentul pada 8 Juli – 10 Juli 2024, dengan menghadirkan lebih dari 20 orang peserta. Pelatihan ini terbagi menjadi beberapa sesi topik  seperti teori dasar drone, observasi area, pengolahan data, serta pembuatan layout peta. 

“Dinas Lingkungan Hidup masih menghadapi permasalahan pada pemetaan lanskap pada rehabilitas hutan dan lahan, khususnya dalam pengambilan data lokasi dan pemantauan kualitas lingkungan,” terang Gusti Irma Maulina, peserta dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bulungan. Menurutnya, pelatihan ini sangat bermanfaat karena ia mendapat ilmu baru dalam membaca peta dan menerbangkan drone, yang nantinya bisa bermanfaat untuk mengurai permasalahan di Kabupaten Bulungan. 

Peserta lainnya yakni Masra Athul Jannah dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan (UPTD KPH) Kota Tarakan menjelaskan kalau pihaknya selama ini masih menggunakan pemetaan lanskap dengan sistem pengambilan data secara manual. Dengan adanya pelatihan ini, dirinya bisa lebih mengeksplor ilmu baru dalam pengambilan data secara sistematis dan efektif dengan drone deploy.

“Dengan menggunakan aplikasi drone deploy, kita jadi tahu cara efektif dan cepat dalam mengambil data melalui drone. Harapannya, ke depan mungkin bisa lebih intens lagi dalam penginputan data dari drone ke pembuatan peta,” tutur Masra.  

WRI Indonesia berharap penggunaan drone bagi para pemangku kepentingan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara mampu mengurai permasalahan di daerah tersebut. Seperti sulitnya aksesibilitas dan luasnya wilayah yang perlu dipetakan.  

“Perwakilan berbagai instansi pemda Bulungan yang hadir mengikuti pelatihan dapat berlatih mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dalam memantau perubahan tutupan hutan dan lahan di masing-masing wilayah kelolanya. Kami juga berharap dengan kemampuan mengoperasikan drone, dapat membantu dan mempermudah kegiatan pemantauan deforestasi yang cenderung terjadi di lokasi-lokasi dengan medan yang sulit dan berbahaya untuk dikunjungi secara langsung.” tutur  Benita Nathania Forest and Landscape Monitoring Senior Lead.