Halalbihalal KSPL: Merawat Kolaborasi untuk Transformasi Sistem Pangan yang Lestari di Indonesia
Jakarta, 5 Mei 2024 – Sebagai salah satu upaya meningkatkan kolaborasi antara para mitra, setelah Idulfitri 2024 lalu, Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) mengadakan halalbihalal . Acara ini dihadiri oleh sebagian besar mitra KSPL, di antaranya CIFOR-ICRAF, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, SYSTEMIQ Indonesia, GAIN, Parongpong RAW Lab, serta WRI Indonesia. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi mitra KSPL untuk berbagi tentang pencapaian dan perkembangan dalam upaya-upaya terkait transformasi sistem pangan di Indonesia, membuka peluang kolaborasi, serta merefleksikan perjalanan KSPL selama 6 tahun terakhir.
Kredit foto: Diah Pramesti
Pertemuan ini diadakan di kantor Yayasan KEHATI, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan diawali dengan sambutan dari Gina Karina selaku Kepala Sekretariat KSPL. Acara dilanjutkan dengan paparan perkembangan mitra yang diawali oleh Yayasan KEHATI sebagai tuan rumah. Organisasi yang berdiri sejak 1994 ini memulai presentasinya dengan rangkuman program dan aktivitas terkait isu pangan. Selanjutnya, Dr. Rony Megawanto, Program Director KEHATI membagikan fokus dan masalah yang ditemui dalam isu pangan di Indonesia. Menurutnya, “Masalah sistem pangan juga erat kaitannya dengan proses distribusi yang berdampak pada carbon footprint dan food loss. Sehingga, semakin pendek jarak distribusi makanan sebenarnya bisa berdampak lebih baik pada kesehatan makanan dan lingkungan.”
Distribusi pangan yang memerlukan jarak tempuh cukup jauh terjadi karena kurangnya praktik pemanfaatan pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Tantangan ini tidak terlepas dari kebijakan masa lalu. “Dulu petani dipaksa untuk menanam padi. Tapi ketika mereka sudah beralih dari padi ke sorgum, itu menurut kita sudah berhasil dan sorgum memang tanaman yang cocok di lahan kering. Itu juga tidak memerlukan input [kimia] yang banyak,” tambah Rony.
Kredit foto: Diah Pramesti
Untuk itu, dalam program kerjanya, KEHATI berupaya untuk mendorong regionalisasi sistem pangan dan sudah menjangkau beberapa daerah di Indonesia. “Untuk program dilaksanakan di beberapa wilayah di mana stakeholder kita juga ada di sana, salah satunya di Manggarai Barat ada dari YAKINES yang mempromosikan pangan lokal. Kemudian dari mitra KRKP yang bergerak dalam skala nasional,” jelas Puji Sumedi, Program Manager Yayasan KEHATI.
Kredit foto: Diah Pramesti
Selain itu, mitra yang hadir dalam halalbihalal kali ini juga berbagi tentang fokus dan perspektifnya terkait sistem pangan di Indonesia. CIPS tertarik dalam rencana penyusunan policy brief—yang menjadi salah satu agenda KSPL—dan berharap dapat berkontribusi dalam urun pemikiran dari kaca mata sosial.
Parongpong RAW Lab juga turut berbagi tentang perspektif dan kerja-kerjanya selama ini . Saat ini mereka telah mengembangkan produk terbaru yakni prototiles yang terbuat dari salah satu sisa pangan, yaitu ampas kopi. Selain itu, mereka juga masih melanjutkan kolaborasi dengan KSPL dalam penyusunan kampanye untuk mengurangi susut dan sisa pangan.
Kredit foto: Diah Pramesti
Beragamnya perspektif dan kerja-kerja KSPL bersama mitra telah membuat koalisi ini semakin bertumbuh dan kuat. “Dalam KSPL ini penting untuk kita saling berbagi pengetahuannya masing-masing yang berangkat dari keberagaman keahlian yang dimiliki,” kata Miranda, Yayasan Humanis.
Kredit foto: Diah Pramesti
Untuk itu, pertemuan kali ini tidak hanya bermanfaat sebagai wadah bertukar pikiran, tetapi juga sebagai upaya untuk memperkuat jalinan kolaborasi di antara mitra. “Bagaimana ke depannya kita memahami bahwa kerja-kerja KSPL bisa selaras dengan inisiatif masing-masing organisasi untuk memperkaya dan memperkuat koalisi ini,” jelas Puji Sumedi. Pertemuan antara mitra KSPL yang serupa akan terus dilakukan secara berkala, baik dalam bentuk daring maupun luring, untuk menciptakan kerja-kerja kolektif yang berkelanjutan demi terwujudnya sistem pangan yang lestari.