Mengapa

Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 29% pada 2030 secara mandiri dan hingga 38% melalui kerjasama dan dukungan internasional sesuai dengan persetujuan Paris 2015. Tahun 2014, Pemerintah pun telah merevitalisasi kebijakan energi nasional yang meningkatkan target untuk tidak hanya mencapai 100% tingkat kelistrikan nasional di 2020, tetapi juga mencapai target 23% bauran energi terbarukan pada tahun 2025.

Sayangnya, target energi terbarukan yang ambisius dan didukung dengan potensi tinggi sumber energi terbarukan seperti air, panas bumi, biogas dan biomassa, tenaga surya dan bahkan laut, belum didukung dengan pengembangan proyek kelistrikan yang masih didominasi oleh penggunaan batu bara sebagai sumber energi. Kesenjangan akses listrik juga sangat jelas terutama antara pulau-pulau bagian barat dan timur Indonesia. Adapun situasi lain dimana akses listrik besar-besaran dialirkan di kota-kota besar dengan produk domestik bruto (GDP) tinggi di pulau Jawa, Bali dan Sumatera yang mengakibatkan area pedesaan di pulau-pulau tersebut tidak mendapatkan akses listrik yang mencukupi. Tidak hanya itu, kurangnya transparansi dan ketersediaan data yang berkualitas untuk membuat perencanaan dan penilaian yang efektif menjadi tantangan tersendiri. Situasi ini tentu berdampak pada potensi peningkatan pengembangan proyek dan investasi energi terbarukan. Oleh karena itu, Indonesia harus segera membaharui kebijakan energi dan implementasinya agar mencapai target energi terbarukan pada 2025.

Kegiatan Kami

WRI Indonesia turut mempercepat pengembangan energi bersih, baru, dan terbarukan (EBBT) melalui solusi-solusi inovatif dalam mengembangkan rekomendasi kebijakan tata kelola energi, dan memobilisasi investasi yang transparan, inklusif dan adil. Kami menginisiasikan kemitraan sektor publik dan privat untuk mencapai tujuan bersama. Analisis dan proyek kami berfokus pada percepatan pasar energi yang lebih bersih di Indonesia. Analisis-analisis tersebut antara lain:

  • Studi Kelayakan tentang Pengembangan Tenaga Listrik Mini Gasifikasi Bambu: WRI Indonesia melakukan survei dan menganalisa tentang kelayakan pengembangan gasifikasi bambu untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Analisis ini menyimpulkan bahwa pengembangan tersebut memiliki potensi jangka panjang yang menguntungkan secara finansial dan ekonomi, sosial dan lingkungan dengan melibatkan masyarakat lokal, sektor swasta dan pemerintah dalam mengelola rantai pasokan listrik.
  • Indikator Pasar untuk Akses Energi: terinspirasi oleh situs pemetaan pasar akses energi yang dikembangkan oleh WRI India dan Tanzania, WRI Indonesia melakukan analisis awal untuk melakukan hal serupa di Indonesia, tepatnya di Nusa Tenggara Timur. Analisis ini bertujuan untuk menyediakan informasi awal yang mendukung pembuatan keputusan tentang proyek listrik terbarukan, terutama yang berkaitan dengan mekanisme investasi.
  • Penilaian Tata Kelola Sektor Energi Terbarukan: WRI Indonesia juga melakukan analisis tata kelola energi terbarukan yang membahas tentang kebijakan hukum Indonesia terkait energi terbarukan.

Kegiatan kami mencakup: