Mendukung Upaya Pengelolaan Kelautan di Indonesia, ICCTF-Bappenas didukung oleh AFD dan WRI Indonesia Melaksanakan Lokakarya untuk Integrasi Karbon Biru
Jakarta, 27 September 2024 – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) yang didukung oleh Agence Française de Développement (AFD) dan World Resources Institute (WRI) Indonesia, melalui inisiatif Indonesia Blue Carbon Strategy Framework (IBCSF) mendukung upaya percepatan integrasi karbon biru ke dalam aksi mitigasi perubahan iklim Indonesia di tahun 2030 dengan melaksanakan lokakarya “Lokakarya “Percepatan Integrasi Karbon Biru: Upaya Mitigasi Perubahan Iklim melalui Sinergi Aksi dan Kolaborasi”.
“Pada Rancangan Rencana Pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2025 – 2029 dan rancangan Rencana Kerja Pemerintah tahun 2025, sudah tertera rencana peningkatan cadangan karbon biru di Indonesia. Hal ini dibutuhkan sinergi dari pemerintah nasional dan daerah dalam aspek koordinasi dan kebijakan serta pelaksanaan teknis. Melalui Lokakarya ini, saya berharap dapat mengisi berbagai gap yang dibutuhkan, dan meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan dalam mengelola ekosistem karbon biru.” Jelas Mohamad Rahmat Mulianda, Direktur Kelautan dan Perikanan, Bappenas saat pembukaan lokakarya.
Lokakarya ini merupakan bagian dari upaya mempersiapkan rekomendasi kebijakan, keahlian teknis, dan kerangka strategi untuk ekosistem karbon biru. Inisiatif ini juga bentuk kolaborasi dengan platform kemitraan National Blue Carbon Action Partnership (NBCAP) yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
Pada pembukaan acara, Tony Wagey, Direktur Eksekutif, ICCTF – Bappenas momentum IBCSF untuk meningkatkan upaya mitigasi Indonesia. “Karbon biru sudah mulai mendapat perhatian di dunia dan Indonesia. Saat ini, IBCSF berupaya untuk mendorong agar Peta Jalan Karbon Biru Nasional Indonesia dapat dikembangkan, dan dapat menginisiasi pengembangan pengelolaan karbon biru di Belitung, Minahasa Utara, dan Raja Ampat. Selain itu, IBCSF memberikan momentum penting bagi kita untuk mengintegrasikan karbon biru ke dalam Second NDC Indonesia.”
Dengan komitmen untuk berkontribusi pada upaya penanganan perubahan iklim global melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC), Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 31,89% berdasarkan kemampuan sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional. Komitmen ini disusun untuk mendorong kebijakan-kebijakan nasional terkait perubahan iklim untuk membatasi kenaikan suhu global dibatas 1,5 Celsius (°C).
“Besarnya potensi mitigasi perubahan iklim dari karbon biru di Indonesia memerlukan sinergi untuk menyelaraskan prioritas, kegiatan, dan sumber daya. Pada saat ini sangat dibutuhkan baseline dan metodologi yang kuat untuk pengelolaan karbon biru secara efektif agar bisa mencapai target nasional. Dengan demikian WRI Indonesia mendukung proyek ini melalui kajian, penelitian, pelatihan dan peningkatan kapasitas, dan pengembangan panduan MRV karbon biru” Ucap Arief Wijaya, Managing Director, WRI Indonesia, saat memaparkan Strategi Percepatan untuk Sinergi Koordinasi Karbon Biru.
Dengan lebih dari 18,000 pulau dan panjang garis pesisir 108,000 kilometer (km), Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Selain itu, ¾ dari luas wilayah Indonesia merupakan perairan, laut menjadi anugrah terbesar yang dimiliki Indonesia. Mangrove menyumbang lebih dari 20-25% tutupan mangrove di dunia dengan 3,36 juta hektare (ha), dengan potensi tambahan 756 ribu ha, serta lamun diperkirakan meyumbang 1,8 juta ha. Selain itu aktivitas dan ekosistem maritim dapat berkontribusi dalam upaya pengurangan dan mitigasi GRK serta meningkatkan ketahanan dalam menghadapi perubahan iklim.
Lokakarya ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah daerah dari Belitung, Minahasa Utara, dan Raja Ampat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kemenko Marves, Sekretariat National Blue Carbon Partnership (NBCAP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Aceh, dan organisasi-organisasi nonpemerintah.
Tentang WRI Indonesia
WRI Indonesia, didirikan di Indonesia dengan nama Yayasan Institut Sumber Daya Dunia, adalah organisasi penelitian independen yang didedikasikan untuk berkontribusi pada pembangunan sosial ekonomi Indonesia secara inklusif dan berkelanjutan. Pekerjaan kami difokuskan pada lima portofolio: hutan, iklim, energi, kota dan transportasi, serta laut. Kami mengubah ide-ide besar menjadi tindakan di nexus lingkungan, peluang ekonomi, dan kesejahteraan manusia.