WRI Indonesia terus berkomitmen dalam mendorong pengelolaan hutan yang berkelanjutan berbasis masyarakat. Salah satu aspek penting dalam upaya ini adalah ketersediaan data yang kuat dan berkualitas. Data yang baik dapat diolah menjadi wawasan yang mendukung pengambilan kebijakan dan keputusan yang lebih tepat sasaran dalam pengelolaan hutan, baik hutan daratan (terestrial) maupun ekosistem mangrove

Melanjutkan kesuksesan "Bootcamp Pemuda Kontributor Data Pembangunan Hutan” pada 2023, WRI Indonesia kembali menyelenggarakan program serupa dengan tajuk "Bootcamp Pemuda Kontributor Data Pembangunan Hutan Vol. 2: Terestrial dan Mangrove". Bootcamp ini dilaksanakan secara daring pada 22 Januari–9 Maret 2025, dengan fokus pada peningkatan kapasitas anak muda dalam analisis data kehutanan, khususnya di wilayah Sumatra. 

Pendaftaran dibuka pada 22–27 Januari 2025 dan terbuka bagi seluruh WNI yang memenuhi persyaratan pendidikan, usia, serta komitmen penuh mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Dari 425 pendaftar, sebanyak 67 orang lolos tahap seleksi administrasi dan mengikuti tes studi kasus. Hasilnya, terpilih 15 peserta terbaik: 10 berfokus pada analisis data hutan terestrial, dan lima pada data mangrove

Mayoritas peserta merupakan lulusan baru dari berbagai daerah di Indonesia, dengan latar belakang akademik yang sesuai namun masih minim pengalaman proyek. Bootcamp ini menjadi kesempatan berharga bagi mereka untuk memperkuat kompetensi, memperluas jejaring, dan membangun portofolio yang relevan untuk langkah profesional selanjutnya.

Screenshot kegiatan daring di Zoom.
Rekap pendaftaran bootcamp dibagikan kepada peserta terpilih.

Belajar Langsung dari Praktisi: Materi dan Pendampingan Intensif

Rangkaian bootcamp diawali dengan kick-off meeting pada 2 Februari 2025 bersama Rakhmat Hidayat, Sumatra Regional Senior Manager WRI Indonesia. Dalam sesi pembuka ini, peserta diperkenalkan pada pendekatan, ruang lingkup kerja, serta tujuan besar dari program. Untuk memperkuat kapasitas peserta dalam isu lingkungan dan teknologi, bootcamp menghadirkan berbagai sesi pelatihan dari para ahli di bidangnya. 

Materi pertama dibawakan oleh Dwiki Ridwan, Land Use Governance and Social Forestry Lead WRI Indonesia, yang memberikan pengantar mengenai kondisi umum tata ruang wilayah terestrial dan pesisir di Pulau Sumatra. Dalam sesi ini, ia juga menjelaskan kurikulum dan alur kegiatan yang akan dijalani peserta selama bootcamp berlangsung. Sesi kemudian dilanjutkan oleh Soniartha Simarmata, Forest and Land Use Information Management and Research Officer WRI Indonesia, yang memperkenalkan teknik web scraping dan pengumpulan data sekunder menggunakan Jupyter Anaconda. Peserta mempraktikkan cara mengakses data dari buku Deforestasi Indonesia 2020–2021, peta interaktif KLHK, dan situs tanahair.indonesia.go.id. Mereka juga dikenalkan dengan prinsip dasar ethical hacking untuk memahami keamanan sistem data secara legal dan bertanggung jawab. 

Topik selanjutnya membahas ekosistem pesisir dan kerentanannya, disampaikan oleh Dominika Wara Christiana, Ocean and Cities Research Analyst WRI Indonesia. Peserta belajar mengenai manfaat mangrove serta penggunaan Coastal Vulnerability Index (CVI) untuk menilai risiko wilayah pesisir terhadap kenaikan muka air laut. Dalam sesi berikutnya, Fajri Ramdhani dari True Carbon mengulas konsep karbon hutan dan blue carbon, serta penerapan metode Measurement, Reporting, and Verification (MRV) dalam pemantauan proyek karbon. Pelatihan ditutup oleh Herlambang A. R dari Universitas Trunojoyo Madura, yang memperkenalkan InVEST Software sebagai alat analisis geospasial untuk memetakan tingkat kerentanan wilayah secara visual dan cepat. 

Sepanjang program, peserta juga didampingi intensif oleh beberapa mentor, yakni Soniartha Simarmata, Ariyani Nurulita Ikhlas, dan Pegi Melati. Mereka membimbing peserta dalam mengerjakan studi analisis wilayah hutan di Sumatra. Hasil analisis dikemas dalam bentuk laporan dan presentasi yang dipresentasikan di akhir program.

Screenshot kegiatan daring di Zoom.
Pembicara, mentor, dan peserta berfoto bersama via Zoom.

Presentasi Hasil, Apresiasi, dan Suasana Penutupan 

Pada 9 Maret 2025, bootcamp resmi ditutup melalui sesi daring yang diisi dengan semangat refleksi dan apresiasi. Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Syafredo, West Sumatera and Riau Senior Program Lead WRI Indonesia, dilanjutkan dengan pemutaran video kilas balik perjalanan bootcamp. Dalam sesi presentasi akhir, peserta memaparkan berbagai hasil analisis seperti kehilangan tutupan pohon hutan primer (2000–2023), izin pemanfaatan kawasan hutan, peta deforestasi, serta pemetaan kerentanan pesisir berbasis CVI. 

Bagi para peserta, bootcamp ini menghadirkan lebih dari sekadar pelatihan teknis. Ia menjadi pengalaman belajar yang membuka perspektif baru tentang bagaimana data dapat memainkan peran penting dalam pelestarian lingkungan. R. Abhimanyu mengungkapkan bahwa keterlibatannya dalam program ini memberinya kesadaran baru tentang kekuatan data. "Bootcamp ini benar-benar membuka wawasan saya tentang bagaimana data bisa digunakan untuk perubahan nyata, terutama dalam isu kehutanan," ujarnya. 

Sekar Arum Kusuma Dewi juga menyoroti nilai penting dari proses pendampingan. "Bisa mendapat bimbingan langsung dari mentor sangat berharga. Saya jadi jauh lebih percaya diri dalam mengolah data spasial dan memahami dinamika hutan mangrove," tuturnya. 

Para fasilitator pun tak kalah terinspirasi oleh semangat peserta. Menurut Pegi Melati, peningkatan signifikan terlihat jelas dibandingkan volume sebelumnya. "Tahun ini peserta jauh lebih aktif. Mereka tidak hanya belajar cepat, tetapi juga punya semangat eksplorasi yang tinggi. Kualitas analisisnya meningkat signifikan," ujarnya. 

Ariyani Nurulita Ikhlas menambahkan bahwa bootcamp ini menjadi ruang tumbuh bersama. "Buat saya, ini bukan sekadar ruang belajar. Ini tempat bertukar pandangan dan menumbuhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya kontribusi anak muda untuk hutan," katanya. Sementara itu, Soniartha Simarmata menekankan dimensi etis dari program ini. "Kegiatan seperti ini penting untuk memperkuat integritas data, sekaligus membentuk karakter kontributor data yang bertanggung jawab," tegasnya. 

Acara ditutup dengan sambutan dari Ahmad Dhiaulhaq, Research and Data Integrity Manager WRI Indonesia, yang menyampaikan harapan agar hasil analisis peserta dapat dikembangkan menjadi publikasi yang berdampak luas. Nirarta Samadhi, Direktur WRI Indonesia, menutup kegiatan dengan menekankan pentingnya radical transparency dalam pengelolaan data, serta mengusulkan tema data sharing untuk edisi bootcamp berikutnya. 

Penutupan ditandai dengan pengumuman peserta terbaik dan terfavorit untuk kategori hutan mangrove dan terestrial, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan hasil kerja mereka selama program berlangsung. 

Screenshot kegiatan daring di Zoom.
Sesi pengumuman peserta terbaik dan terfavorit.

Bootcamp ini membuktikan bahwa generasi muda Indonesia memiliki kapasitas dan semangat besar untuk menjadi garda depan dalam pengelolaan data kehutanan yang inklusif dan berdampak. Bagi peserta, program ini menjadi pijakan awal untuk berkarya dan berkontribusi lebih luas. Bagi WRI Indonesia, ini adalah bagian dari upaya membangun ekosistem data yang transparan, kolaboratif, dan berorientasi pada keberlanjutan. 

Sampai jumpa di bootcamp selanjutnya!