Jakarta, 23 Agustus 2024 - World Resources Institute (WRI) Indonesia menggandeng delapan asosiasi industri dari sembilan subsektor prioritas dekarbonisasi untuk menandatangani pernyataan aspirasi bersama “Komitmen Industri dalam Mendukung Transisi Rendah Karbon Indonesia Menuju Pencapaian Emisi Nol Bersih” dalam acara “New Leadership, New Horizons: Steering Indonesia’s Efforts in Decarbonization and Energy Transition”. Acara yang digelar WRI Indonesia ini merupakan bagian dari rangkaian Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 dengan kolaborasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Kegiatan ini merupakan momentum penting bagi para pemangku kepentingan dari pemerintah, industri, institusi finansial, hingga pakar dan akademisi untuk memperkuat komitmen dan kolaborasi menuju dekarbonisasi industri serta transisi energi demi mencapai Indonesia emisi nol bersih (net zero).

Di masa sinkronisasi menyambut kepemimpinan yang akan datang, ada harapan besar bahwa penguatan kemandirian nasional akan semakin ditingkatkan. Salah satu cara  untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui strategi hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri. Sektor industri menyumbang 34% emisi gas rumah kaca (GRK) nasional  nasional dengan 72% berasal dari penggunaan energi. Tanpa aksi dan inovasi yang ambisius, emisi industri diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 2030 dari angka dasar pada 2019. Sementara, emisi dari energi industri diperkirakan naik 3,7 kali lipat.

Dengan konteks ini, dekarbonisasi industri menjadi salah satu kunci untuk memastikan pencapaian pertumbuhan ekonomi dapat dan mempertahankan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Industri Indonesia menyumbang 18,67% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada 2023 dan merupakan konsumen energi terbesar, sekarang berada di garis depan dalam transisi rendah karbon. Pengurangan emisi dan adopsi energi baru serta terbarukan menjadi langkah strategis untuk memastikan daya saing industri Indonesia tetap relevan di pasar global yang semakin berorientasi pada produk rendah emisi. Tentunya hal ini juga selaras dan berkontribusi untuk pencapaian target penurunan emisi nasional.

Menindaklanjuti hal tersebut, WRI Indonesia mendorong dengan delapan asosiasi industri dari subsektor industri prioritas dekarbonisasi mendeklarasikan pernyataan sikap bersama tentang komitmen kontribusi industri dalam mencapai net zero (emisi nol) pada 2060 atau lebih cepat. Empat langkah utama yang menjadi komitmen yakni: 

  1. Mengukur emisi, menetapkan target pengurangan, dan melaporkan kemajuan secara transparan.
  2. Meningkatkan adopsi energi baru terbarukan dan teknologi rendah emisi.
  3. Memperkuat insentif fiskal dan instrumen keuangan untuk dekarbonisasi.
  4. Mengadvokasi kebijakan yang membangun ekosistem dan pasar produk rendah karbon.

Perwakilan asosiasi yang mendeklarisakan pernyataan aspirasi bersama terdiri dari Perwakilan Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Perwakilan Asosiasi Pulp & Kertas Indonesia (APKI), Perwakilan Rantai Textile Lestari, Perwakilan The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA), Perwakilan Federasi Industri Kimia Indonesia (FIKI), Perwakilan Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Perwakilan Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI). Penandatanganan dokumen deklarasi ini disaksikan oleh perwakilan pemerintah, pelaku industri, lembaga keuangan nasional dan internasional, serta publik.

Rachmat Kaimuddin

Kredit Foto: KAIN Untuk WRI Indonesia

Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, mengatakan, “Komitmen Indonesia terhadap target Net Zero (emisi nol) merupakan salah satu fondasi penting dalam pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap menjadi prioritas, namun kita perlu mendorong pertumbuhan yang rendah-karbon. Karena nyatanya kini pasar domestik dan global menunjukkan permintaan yang lebih atas produk-produk yang less carbon intensive.” Menurut Deputi Rachmat, Indonesia memainkan peranan strategis dalam upaya global mencapai target Net Zero mendorong transisi energi. Oleh karenanya, pemerintah mengundang kolaborasi pada skala internasional yang dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon serta percepatan penggunaan sumber energi terbarukan pada platform Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024. “Kami menyambut baik upaya WRI Indonesia untuk menjadi bagian dari Road to ISF 2024, dan menyediakan sarana diskusi bagi para pemangku kepentingan, untuk mengupas lebih lanjut dukungan yang dibutuhkan dalam dekarbonisasi dan transisi energi,” ujar Deputi Rachmat

Shinta Kamdani

Kredit Foto: KAIN Untuk WRI Indonesia

Shinta W. Kamdani, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia, menambahkan, “Sektor industri di Indonesia menyumbang 34% emisi nasional, dengan 72% berasal dari penggunaan energi. Kadin Indonesia melalui Kadin Net Zero Hub berupaya mendorong dekarbonisasi industri dengan membantu dunia usaha dalam mewujudkan komitmen mereka menuju emisi nol bersih. Salah satu inisiatif pentingnya adalah kerja sama dengan WRI Indonesia melalui Corporate Assistance Program (CAP), yang memberikan bantuan teknis untuk memetakan dan menghitung emisi gas rumah kaca di sektor industri. Selain itu, pada 5-6 September 2024, Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 akan menjadi ajang diskusi bagi pemimpin global dan bisnis, dengan fokus utama pada dekarbonisasi industri dan transisi energi.”

Andi Rizaldi

Kredit Foto: KAIN Untuk WRI Indonesia

Andi Rizaldi, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, mengatakan, “Kementerian Perindustrian telah menargetkan untuk mencapai target net zero untuk industri pada tahun 2050. Pada 2023, sektor industri menyumbang 422 Juta Ton CO2e, terutama dari sektor energi, limbah, dan IPPU (proses serta penggunaan produk industri). Namun, kami sangat optimis dengan berbagai dukungan kita dapat mencapai emisi nol bersih pada 2050. Salah satu inisiatif kami adalah mengembangkan peta jalan dekarbonisasi untuk sembilan subsektor industri prioritas, yang didukung oleh WRI Indonesia dan mitra pembangunan, yang dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi industri untuk menetapkan  target penurunan emisi yang selaras dengan Nationally Determined Contribution (NDC) di semua sektor emisi yang berkaitan dengan industri hingga tahun 2050. Kami mengapresiasi langkah WRI Indonesia dalam memfasilitasi aspirasi dari kesembilan subsektor prioritas dekarbonisasi ini, sehingga kami dapat menjembatani dan mengintegrasikan target serta komitmen iklim pemerintah dengan kebutuhan industri di lapangan untuk dekarbonisasi.”

Nirarta Samadhi

Kredit Foto: KAIN Untuk WRI Indonesia

Nirarta Samadhi, Country Director di WRI Indonesia, mengatakan, “Dengan emisi industri yang diproyeksikan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030, peran industri dalam melaksanakan dekarbonisasi menjadi sangat penting. Di tengah pergeseran global menuju ekonomi hijau, mendekarbonisasi industri tak hanya membatasi kenaikan suhu Bumi tetapi juga meningkatkan daya saing nasional. Kami mengapresiasi Pemerintah Indonesia, lewat Kementerian Perindustrian yang tengah mendorong terbentuknya ekosistem ideal bagi pelaku industri bertransisi, salah satunya lewat kerja sama dengan WRI Indonesia dalam penyusunan peta jalan dekarbonisasi untuk sembilan sektor prioritas Indonesia. Selanjutnya, kami berkomitmen untuk mendukung optimalisasi capaian dari langkah yang disampaikan di pernyataan aspirasi bersama perwakilan asosiasi industri hari ini, mencakup dukungan kebijakan, teknologi, dan pendanaan hijau.”

Tentang WRI Indonesia
WRI Indonesia, didirikan di Indonesia dengan nama Yayasan Institut Sumber Daya Dunia, adalah organisasi penelitian independen yang didedikasikan untuk berkontribusi pada pembangunan sosial ekonomi Indonesia secara inklusif dan berkelanjutan. Pekerjaan kami difokuskan pada lima portofolio: hutan, iklim, energi, kota dan transportasi, serta laut. Kami mengubah ide-ide besar menjadi tindakan di nexus lingkungan, peluang ekonomi, dan kesejahteraan manusia.