JAYAPURA - Pembangunan kota yang inklusif, rendah karbon, dan tangguh menjadi tujuan yang akan dicapai oleh kota mitra yang tergabung dalam program Cities4Forests yang dilaksanakan oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia, berkolaborasi dengan Koalisi Transisi di Perkotaan (CUT) di Kota Jayapura, Papua. Pembangunan kota yang didukung oleh penilaian dasar atas kesiapan kota terkait agenda solusi berbasis alam (Nature-based Solutions) menjadi tema lokakarya yang diselenggarakan oleh Cities4Forest di Hotel Horison Ultima, Jayapura, pada tanggal 20 September 2022. Lokakarya ini turut memperkenalkan konsep solusi berbasis alam dan pengumpulan data serta informasi melalui diskusi dengan pemangku kepentingan terkait.

Lokakarya ini dihadiri oleh pihak Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Daerah Kota Jayapura, BBKSDA Papua, BPDAS-LH Mamberamo, serta pihak akademisi, dan menjadi penutup rangkaian kegiatan Cities4Forests yang sebelumnya telah dilaksanakan di Kota Denpasar pada Agustus dan di Kota Medan pada September 2022.

“Melalui lokakarya di Kota Jayapura, Papua, saya berharap perangkat daerah yang hadir dalam kesempatan ini dapat mengimplementasikan solusi berbasis alam dalam perencanaan spasial yang inklusif sesuai tugas pokok fungsi masing-masing,” ungkap Dr. Frans Pekey selaku Walikota Jayapura.

Dalam lokakarya ini, tim WRI Indonesia memberikan pemaparan materi mengenai solusi berbasis alam, yaitu solusi infrastruktur untuk berbagai permasalahan kota, khususnya yang bersinggungan dengan perubahan iklim, seperti banjir. Tim WRI Indonesia juga memandu peserta dalam diskusi terkait kesiapan kota dalam menerapkan agenda solusi berbasis alam, yang akan menghasilkan penilaian dan rekomendasi atas langkah-langkah yang dapat diambil oleh para pemangku kepentingan di Kota Jayapura.

“Laporan CUT yang berkolaborasi dengan WRI Indonesia menunjukkan bahwa kota memiliki peranan penting dalam membantu pemerintah nasional memecahkan tantangan pemulihan dari pandemi, menghadapi perubahan iklim, dan meningkatkan perekonomian. Solusi berbasis alam untuk meningkatkan ketahanan kota menjadi salah satu rekomendasi dalam laporan tersebut, yang akan disampaikan ke pemerintah nasional dan kementerian terkait, untuk mendukung kebijakan maupun memperoleh dukungan pemerintah pusat,” ungkap Almo Pradana, Deputi Direktur Program Iklim, Energi, Kota, dan Laut WRI Indonesia.

Pembangunan kota yang pesat kerap menimbulkan permasalahan khas daerah perkotaan seperti sampah, kemacetan, banjir dan alih fungsi lahan. Semua permasalahan tersebut berdampak pada peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) dan perubahan iklim.

“Kami berharap bahwa lokakarya pengenalan solusi berbasis alam yang dilakukan oleh program Cities4Forest dapat meningkatkan kesiapan para pemangku kepentingan kota untuk melaksanakan pembangunan berbasis alam,” ungkap Retno Wihanesta, Senior Program Lead for Urban Transport Planning WRI Indonesia.

Cities4Forests merupakan koalisi 84 kota di dunia, yang melibatkan walikota dan instansi kota yang bergerak dalam usaha perlindungan hutan kota. Koalisi ini didirikan untuk menghubungkan antar kota di dunia dan melaksanakan peer-to-peer learning, serta memberikan dukungan teknis dari lembaga ahli terkait. Guna mendukung program tersebut, Cities4Forests berkolaborasi dengan beberapa lembaga, salah satunya WRI, untuk memfasilitasi kota-kota mitra dalam mengelola hutan kotanya, baik secara teknis, peningkatan kapasitas, maupun finansial.