Jakarta, 28 Februari 2024 - Dilatarbelakangi oleh dorongan untuk meningkatkan kualitas pariwisata yang sejalan dengan aksi iklim di Indonesia, lembaga riset independen, World Resources Institute Indonesia (WRI Indonesia) melalui inisiatif Emissions Reduction and Sequestration Initiative atau Inisiatif untuk Pengurangan dan Penyerapan emisi (EMISI) bersama Traveloka menyelenggarakan “Road to International Quality Tourism Conference” pada 28 Februari 2024.

Konferensi ini menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan di bidang restorasi ekosistem dan pengembangan pariwisata berkelanjutan untuk membahas sekaligus mengeksplor usaha kolaboratif dalam hal kemitraan serta kebijakan pariwisata berkelanjutan, yang beberapa di antaranya adalah Kementerian Bidang Kemaritiman dan Investasi; Kementerian PPN/Bappenas; Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Kepala Bappeda Jakarta, Jawa Tengah, dan Bali; dan sejumlah akademisi, pakar, organisasi masyarakat sipil serta komunitas.

Arief Wijaya selaku Program Director WRI Indonesia dalam sambutannya menyampaikan bahwa di tengah kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional sebesar 3,6% pada 2022, pertumbuhan sektor ini turun berkontribusi memberikan dampak terhadap penurunan kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan, sehingga keseimbangan antara pengembangan pariwisata.

“Meninjau kondisi tersebut, WRI Indonesia melalui Inisiatif Pengurangan dan Penyerapan Emisi (EMISI) mengembangkan suatu platform edukasi gaya hidup rendah karbon yang meliputi kegiatan sehari-hari termasuk kegiatan pariwisata. Melalui kerjasama dengan Traveloka dalam program Pahlawan Pohon sejak tahun 2022, EMISI berhasil menjangkau lebih dari 39.000 Pengguna dan mengumpulkan dana untuk melakukan restorasi mangrove melalui penanaman 90.000 pohon mangrove di Bali, Semarang, Pekalongan, dan Kepulauan Seribu. Program restorasi mangrove ini dibarengi dengan rangkaian peningkatan kapasitas masyarakat terkait dengan pengetahuan lingkungan dan pariwisata berkelanjutan. Tentunya, aksi iklim tersebut memerlukan sokongan kebijakan yang kuat, salah satunya dengan andil multi pihak untuk menjamin keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan, serta keberlanjutannya di masyarakat.”

Arief Wijaya yang turut menjadi pemateri diskusi menjelaskan bahwa dampak perubahan iklim terhadap aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, membutuhkan aksi iklim yang mampu menyeimbangkan ketiga aspek, termasuk di sektor pariwisata. Melalui dorongan pariwisata berkelanjutan, maka pencapaiannya akan memerlukan perhatian terhadap pengelolaan berkelanjutan, khususnya dalam hal kolaborasi dan keterlibatan pemangku kepentingan, yang diikuti dengan keberlanjutan sosial-ekonomi, budaya, dan kelestarian lingkungan.

"Hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan keberlanjutan pariwisata berkeadilan lingkungan adalah perlunya pengembangan tools untuk penilaian kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan pada destinasi wisata serta scale up berbagai inisiatif praktik pengembangan pariwisata berkelanjutan, termasuk upaya perubahan perilaku berwisata rendah karbon.”

Senada dengan itu, perwakilan Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC), Dr. Ir. Mahawan Karuniasa menekan pentingnya perencanaan pembangunan/strategis dan tata ruang serta kawasan yang didukung oleh berbagai pihak dari segi regulasi, pendanaan, implementasi dan pengawasan. Beliau juga menyampaikan pentingnya mengenal dan mempelajari praktik keseharian masyarakat lokal yang sudah selaras dengan alam sebagai daya tarik wisata yang perlu dilindungi dan didukung.

Ir. Rizki Handayani Mustafa, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI turut menyampaikan bahwa pariwisata berkelanjutan haruslah mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan di masa kini dan masa depan serta memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan hidup dan komunitas lokal. Sebagai salah satu bentuk strategi dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI telah meluncurkan peta jalan dekarbonisasi sektor pariwisata pada tanggal 11 Oktober 2023 lalu.

Pada sesi diskusi berikutnya, 4 perwakilan sektor privat dan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) hadir dan mengangkat diskusi bertajuk “Membuka Jalan Menuju Masa Depan Pariwisata Berkelanjutan”. Di dalam sesi tersebut, Albert, Co-Founder, Traveloka menyampaikan, “Seiring dengan berevolusinya industri pariwisata, Traveloka percaya bahwa digitalisasi akan mendukung pertumbuhan industri pariwisata yang berkelanjutan. Melalui platform digital, Traveloka mampu memberikan tidak hanya penawaran yang lebih beragam, tetapi juga membantu konsumen dalam membuat keputusan yang terinformasi tentang pengalaman perjalanan mereka. Partisipasi kami dalam 'Road to International Quality Tourism Conference' menegaskan komitmen kami untuk membentuk masa depan pariwisata Indonesia melalui kolaborasi dengan pemerintah, akademisi, dan LSM, selaras dengan visi Traveloka dalam menetapkan standar dalam Quality Tourism, untuk ekosistem perjalanan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Acara puncak ‘Road to International Quality Tourism Conference 2024’ yang diselenggarakan oleh Kementerian Bidang Kemaritiman dan Investasi sendiri akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2024.