Lahan gambut secara global, dan lahan gambut tropis khususnya, merupakan sumber utama emisi GRK dan oleh karena itu jatuh tepat di dalam domain program Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation, Plus Conservation (REDD+). Indonesia tidak hanya memiliki wilayah terbesar lahan gambut tropis tetapi juga luas lahan gambut yang terdegradasi dan terbakar, yang sangat kritis di Indonesia kebutuhan restorasi ekosistem dan perlindungan.

Untuk itu, diadakanlah Oslo Tropical Forest Forum, yang bertujuan untuk merayakan hasil dan mengidentifikasi tantangan yang tersisa sepuluh tahun setelah REDD+ dimasukkan dalam negosiasi perubahan iklim, dan untuk memajukan strategi untuk memobilisasi hutan untuk membantu kami mencapai ambisi Kesepakatan Paris dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Masalah-masalah ini sudah sangat dikenal.

Dalam acara ini, panelis yang akan hair adalah:

  • Ann J. Glauber (Lead Environmental Specialist, World Bank Indonesia)
  • Dharsono Hartono (CEO, Katingan Ecosystem Restoration)
  • Timothy Jessup (Forest and Climate Specialist, GGGI)
  • T. Nirarta ‘Koni’ Samadhi (Director, WRI Indonesia)

Para panelis akan berdiskusi dengan hadirin mengenai beberapa solusi inovatif untuk tantangan restorasi lahan gambut dan khususnya meningkatkan upaya REDD+ ke seluruh lanskap. Bagaimana sejauh ini kemajuan restorasi lahan gambut di Indonesia? Apa yang telah dipelajari oleh Indonesia melalui upaya ini adalah sebuah pelajaran berharga bagi komunitas REDD+ global.

Diskusi ini mencakup berbagai topik, dimulai dengan konsep lanskap terpadu, pendekatan untuk restorasi ekosistem, perlindungan, dan revitalisasi ekonomi di dalam dan di sekitar lahan gambut,