Latar Belakang

Pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial telah menjadi pondasi bagi pembangunan Indonesia. Namun demikian, peran lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan indikator penting dalam memastikan terlaksananya pembangunan berkelanjutan dan mewujudkan Visi Indonesia tahun 2045. Untuk mengatasi permasalah pembangunan nasional, konteks Pembangunan Rendah Karbon (PRK) diperkenalkan sebagai upaya melibatkan aspek daya tampung dan daya dukung lingkungan hidup dalam pembangunan nasional. Konsep PRK Indonesia mengusung keseimbangan pilar-pilar keberlanjutan yakni ekonomi, lingkungan, dan sosial untuk mendukung iklim investasi hijau dan memperkuat integrasi lintas sektor (Bappenas, 2018).

Proses transisi menuju pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dilaksanakan bertahap. Setelah diresmikannya PRK Indonesia di tingkat nasional pada Oktober 2018, proses selanjutnya adalah menerjemahkan isu PRK di tingkat sub-nasional, tak terkecuali di Provinsi Papua Barat. Sebagai salah satu wilayah dengan luas hutan terbesar di Indonesia, provinsi Papua Barat memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian kawasan hutan dan ekosistem di dalamnya. Pada kontribusi daerah, sektor pertanian (termasuk kehutanan dan perikanan) berkontribusi terhadap 45% penyerapan tenaga kerja lokal atau sebesar 160.000 pekerja, dengan kontribusi terhadap perekonomian daerah menduduki peringkat keempat dari total PDRB yakni sebesar 7,8 milyar rupiah (BPS Provinsi Papua Barat, 2017). Manajemen pertanian yang tidak berkelanjutan dapat mengakibatkan berkurangnya hutan berharga yang dapat berakibat terhadap menurunnya pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Capacity building ‘Menghitung dan Memperkuat Aksi Iklim’ (TASCA) di Papua Barat dilakukan untuk meresmikan inisiasi penyelenggaraan TASCA. Diseminasi program TASCA ini diharapkan dapat mendorong keterlibatan berbagai stakeholder lokal yang bergerak di isu iklim untuk bekerja sama dan berpartisipasi dalam mewujudkan pembangunan hijau di Papua Barat.

Pada tahun 2020, WRI dan UNIPA akan melakukan kegiatan pelatihan lanjutan untuk memperdalam pengetahuan dan praktis membangun skenario penurunan emisi di Papua Barat. Pelatihan ini rencananya akan disampaikan dalam 3 kali pertemuan, di bulan April, Mei dan Juni 2020.

Dengan kondisi pandemi COVID-19, pelatihan ini akan dilakukan secara online melalui aplikasi Zoom dengan pertemuan pertama yaitu tanggal 15-16 April 2020. Kemudian pada tanggal 17 April akan dilaksanakan user training dan tanggal 21 April akan diselenggarakan writing workshop.

Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk:

  1. Melakukan pelatihan lanjutan permodelan system dynamic di Papua Barat
  2. Mempertajam praktik narasi Causal Loop Diagram untuk pembangunan rendah karbon di Papua Barat
  3. Membuat Stock Flow Diagram (SFD) Model Implementasi NDC Papua Barat