TUJUAN

Kegiatan EPISTEM bertujuan meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan data berkualitas tinggi untuk mendukung restorasi hutan dan bentang lahan. Kegiatan ini bermaksud mengembangkan teknologi pemetaan guna membantu para pelaku dan pemangku kepentingan dalam mengakses dan memanfaatkan data tersebut untuk perencanaan, mobilisasi dana, serta pelaksanaan upaya pencegahan deforestasi dan pemulihan hutan serta bentang lahan yang terdegradasi.

DI MANA

Proyek ini akan berfokus di Indonesia sebagai target utama dan kawasan Asia Tenggara secara lebih luas dalam sinergi dengan inisiatif lainnya.

MENGAPA

Terbatasnya ketersediaan data berkualitas tinggi yang terbuka dan dapat diakses oleh publik menjadi kendala dalam perencanaan, mengamankan pendanaan, serta implementasi sekaligus pemantauan hasil kegiatan pencegahan deforestasi dan restorasi hutan serta bentang lahan. Walau memiliki peran dan kebutuhan yang berbeda-beda, kendala ini umum dirasakan pelaku utama dan pemangku kepentingan yang mencakup organisasi masyarakat sipil, pelaksana kegiatan restorasi, lembaga pendanaan, organisasi advokasi, dan instansi pemerintah. Untuk mengatasi tantangan ini, EPISTEM bermaksud mengarusutamakan penggunaan teknologi pemetaan bentang lahan yang terstandardisasi dan transparan di kalangan pelaku utama pencegahan deforestasi serta restorasi hutan dan bentang lahan di Indonesia. 

Keterlibatan pemangku kepentingan sejak dini dalam kegiatan EPISTEM berperan penting untuk memastikan keselarasan dengan kebutuhan konkret pelaksanaan. Dengan keterlibatan ini, EPISTEM bertujuan menghadirkan platform teknologi pemetaan sumber terbuka yang adaptif. Dengan begitu, teknologi pemetaan yang dihasilkan tidak hanya mengakomodasi berbagai kebutuhan teknis pengguna, tetapi juga mendorong transparansi dalam penggunaan dan evaluasi kualitas data.

BAGAIMANA

Kegiatan EPISTEM mengadopsi pelibatan berbagai pemangku kepentingan secara intensif. Hal ini diperlukan untuk memastikan kesesuaian dengan kebutuhan konkret di lapangan dan memudahkan masukan langsung dari masyarakat guna menghindari penggunaan/kekosongan data yang menghambat implementasi solusi alami perubahan iklim. 

Dengan membangun database referensi tutupan/penggunaan lahan yang terintegrasi dengan teknologi pemetaan dan dikelola secara sumber terbuka, siapapun dengan akses internet mampu dan diperbolehkan untuk melakukan pemetaan hingga berinovasi untuk mengembangkan teknologi pemetaan lebih lanjut. Hal ini juga memungkinkan ragam dan kekayaan informasi maupun fitur teknologi untuk datang dari siapa saja melalui mekanisme yang terdokumentasi dan akuntabel.

Kerangka kerja proyek mencakup tiga komponen utama: 

  1. Algoritma Klasifikasi LULC (Land Use/Land Cover): Dirancang agar fleksibel, algoritma ini memungkinkan pengguna menghasilkan peta yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka, mulai dari pemantauan deforestasi hingga perencanaan restorasi.
  2. Repositori Data Referensi Terbuka: Repositori ini akan memfasilitasi kontribusi sukarela, mendorong pengguna untuk berbagi dataset mereka dengan menawarkan peningkatan akurasi dan akses ke kumpulan sumber daya yang terus berkembang.
  3. Antarmuka Ramah Pengguna: Alat yang disederhanakan akan menurunkan hambatan teknis, memungkinkan berbagai pengguna berinteraksi dengan platform secara efektif.

MITRA

International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA) dan World Agroforestry Centre