Koridor Ekosistem RIMBA
Menghubungkan Ekosistem dan Menjaga Keberlanjutan di Sumatera Tengah
TUJUAN
Meningkatkan konektivitas hutan dan ekosistem di Sumatera Tengah (Riau, Jambi, dan Sumatera Barat) melalui investasi dalam modal alam, konservasi keanekaragaman hayati, dan pengurangan emisi berbasis lahan.
DI MANA
Provinsi Riau, Jambi, dan Sumatera Barat.
MENGAPA
Sumatera Tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Hilangnya habitat akibat deforestasi, fragmentasi hutan, dan eksploitasi sumber daya alam telah mengancam keanekaragaman hayati, meningkatkan risiko bencana alam, dan mempercepat perubahan iklim. Spesies kunci seperti harimau sumatera dan gajah sumatera semakin kehilangan habitat alaminya, sementara masyarakat lokal semakin rentan terhadap dampak lingkungan seperti banjir dan tanah longsor.
Masalah utama yang perlu diselesaikan:
Deforestasi dan degradasi hutan yang berkontribusi pada peningkatan emisi karbon.
Fragmentasi habitat yang mengancam keberlanjutan ekosistem dan spesies kunci.
Kurangnya adopsi pendekatan pembangunan berkelanjutan oleh pemangku kepentingan di berbagai sektor.
Minimnya skema kolaboratif untuk mengelola sumber daya alam secara terpadu antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta.
Koridor Ekosistem RIMBA bertujuan menjadi solusi holistik untuk mengatasi tantangan ini melalui:
Peningkatan Konektivitas Ekosistem: Menyambungkan kembali kawasan hutan untuk mendukung keanekaragaman hayati.
Konservasi Modal Alam: Melestarikan hutan tropis sebagai penyerap karbon utama.
Pemberdayaan Pemangku Kepentingan: Mengedukasi dan melibatkan semua pihak untuk mengadopsi pendekatan Ekonomi Hijau.
Pengurangan Risiko Bencana: Memanfaatkan solusi berbasis alam untuk mencegah banjir dan tanah longsor.
Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk melindungi lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, seperti sumber air bersih, energi terbarukan, dan pembangunan ekonomi yang inklusif.
BAGAIMANA
Tujuan proyek ini dicapai melalui tiga komponen program, yakni:
Komponen 1: Membangun Kerangka Kelembagaan yang Berkelanjutan untuk Ekonomi Hijau di Koridor RIMBA. Fokus: Memperkuat kapasitas kelembagaan guna mendukung implementasi Ekonomi Hijau.
Komponen 2: Mendemonstrasikan Pembangunan Ekonomi Hijau kepada Pemangku Kepentingan. Fokus: Menunjukkan peningkatan layanan ekosistem (air, karbon, dan keanekaragaman hayati) kepada pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil.
Komponen 3: Pemantauan, Evaluasi, dan Diseminasi Praktik Ekonomi Hijau. Fokus: Memastikan evaluasi yang menyeluruh serta berbagi pembelajaran dan praktik terbaik.
WRI Indonesia menjadi salah satu bagian dari proyek tersebut melalui kajian implementasi ekonomi hijau, pengembangan mekanisme imbal jasa air untuk energi dan air minum, serta kajian solusi berbasis alam untuk mitigasi bencana alam.
Kajian 1: Perubahan Sikap terhadap Ekonomi Hijau
Mengeksplorasi pemahaman dan penerapan Ekonomi Hijau di berbagai sektor.
Mengidentifikasi hambatan dan peluang untuk mempercepat transisi menuju Ekonomi Hijau.
Kajian 2: Mekanisme Imbal Jasa Ekosistem untuk Energi dan Air Minum
Mengembangkan skema imbal jasa berbasis yurisdiksi dan masyarakat.
Menganalisis willingness-to-pay (WTP) dan willingness-to-accept (WTA) antara pemangku kepentingan di hulu dan hilir.
Kajian 3: Solusi Berbasis Alam (NbS) untuk Mengatasi Degradasi Lingkungan
Merancang kegiatan proteksi dan restorasi lahan untuk mengurangi risiko bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Fokus pada pelestarian hutan, rehabilitasi daerah aliran sungai, dan pengelolaan tanah ramah lingkungan.
MITRA
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN & UNEP-GEF