The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengonfirmasi bahwa suhu rata-rata global pada tahun 2016 merupakan yang terpanas sepanjang sejarah.

Dan bukan hanya peristiwa tersebut yang memecahkan rekor iklim pada tahun lalu. Berikut ini merupakan beberapa di antaranya:

  • 2016 merupakan tahun ke tiga berturut-turut dengan catatan suhu rata-rata global terpanas..
  • Suhu rata-rata bulanan global terpanas diamati setiap bulan dari Januari hingga Agustus (suhu bulanan terpanas pada bulan September, Oktober, November dan Desember terjadi pada tahun 2015).
  • Sebanyak 15 kejadian cuaca ekstrem yang menyebabkan kerugian masing-masing sebesar 1 miliar Dolar AS atau lebih telah terjadi di Amerika Serikat (urutan kedua setelah tahun 2011 dengan 16 kali kejadian cuaca ekstrem) sehingga menyebabkan kerusakan total senilai 46 miliar Dolar AS.
  • Luasan maksimum es laut Arktik tahunan untuk 2016 menyamai tahun 2015 sebagai rekor terendah, sementara luasan minimum es laut tahunannya menyamai tahun 2007 sebagai rekor kedua terendah.
  • 2016 merupakan tahun pertama dalam sejarah dengan konsentrasi karbon dioksida (CO2) rata-rata bulanan di atmosfer tidak pernah di bawah 400 ppm. Terakhir kali CO2 berada pada tingkat setinggi ini yaitu ketika manusia modern belum ada. Jika tidak ada tindakan baik di tingkat nasional maupun internasional terhadap hal ini, maka tingkat CO2 mungkin tidak akan kembali menurun hingga di bawah 400 ppm selama hidup kita.

Akankah rekor suhu terpanas berturut-turut ini berlanjut di tahun 2017?

Menurut Badan Meteorologi Inggris (UK Met Office), tampaknya tahun 2017 ini tidak memungkinkan akan menjadi tahun dengan rekor suhu terpanas. Salah satu alasan utama dari perkiraan tersebut adalah peralihan yang terjadi baru-baru ini dari El Niño yang kuat secara historis yang terjadi pada sebagian besar tahun 2015 dan 2016 menjadi La Niña yang masih diharapkan bertahan pada kondisi yang sama atau berubah ke kondisi normal pada sebagian besar tahun 2017. Diantara banyak pengaruhnya, tahun-tahun El Niño biasanya lebih hangat dari pada biasanya, sedangkan tahun-tahun dengan La Niña lebih sejuk dari biasanya.

Apakah Hal Tersebut Berarti Bahwa Suhu Global akan Menurun pada Tahun dan Dekade Mendatang?

Tidak. Walaupun El Niño dan La Niña mempengaruhi suhu global tahunan, namun Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan manusialah yang mendorong peningkatan suhu global selama beberapa dekade terakhir. Bahkan dengan kondisi El Niño dan La Niña yang berfluktuasi, bulan Desember 2016 menjadi bulan ke 384 secara berturut-turut (setara dengan 32 tahun) dengan suhu rata-rata bulanan global melebihi suhu rata-rata bulanan pada abad ke 20. Terlebih lagi, tiga dekade terakhir secara berturut-turut adalah dekade dengan rekor suhu terpanas, dan dengan demikian dekade saat ini tengah menjadi penentuan keberlanjutan tren tersebut, apakah tahun 2017 akan menggantikan tahun 2016 sebagai pemegang rekor suhu terpanas.

Tindakan pada Perubahan Iklim menjadi Semakin Mendesak

Fakta bahwa kegiatan manusia mendorong peningkatan suhu global merupakan suatu kesepakatan di antara para ilmuwan iklim dan lembaga-lembaga ilmiah terkemuka di seluruh dunia (IPCC, NCA, NASA, NOAA, WMO, NAS and UK MET Office). Suhu global yang menjadi pemecah rekor pada tahun 2016 bersama dengan sejumlah besar rekor iklim merupakan pengingat terkini bahwa saat ini, hal tersebut menjadi lebih genting dari sebelumnya sehingga perlu dilakukan tindakan komprehensif terhadap perubahan iklim.

Meningkatnya suhu global mengakibatkan dampak dan risiko nyata. Suhu atmosfer dan lautan yang lebih hangat mendorong kenaikan tinggi muka air laut dan memperkuat intensitas dan frekuensi cuaca ekstrem, sehingga mengancam masyarakat, ekonomi dan keamanan nasional. Pernyataan dari presiden terpilih Trump baru-baru ini yang merupakan langkah mundur dalam rencana nasional dan internasional cukup mencemaskan di saat kita tengah membutuhkan tindakan yang lebih kuat. Saat ini, Amerika Serikat dan seluruh dunia harus melangkah ke depan dengan melakukan mitigasi dan upaya berketahanan untuk mempersiapkan diri dari dampak yang sudah tidak terhindarkan lagi sambil sebaik mungkin mencegah terjadinya hal terburuk. Mengatasi perubahan iklim saat ini tidak hanya akan menyelamatkan kehidupan, tetapi juga merupakan investasi cerdas yang dapat menyelamatkan uang para pembayar pajak dari kehancuran masa depan yang dapat dicegah sambil membangun ekonomi yang lebih kuat dan bersih.