Alam menyimpan jawaban bagi beberapa permasalahan air global yang paling mendesak.

Keberadaan air bersih yang berlimpah bergantung pada sistem alam yang sehat seperti hutan. Sebagian besar air dunia disaring oleh daerah aliran sungai (DAS) berhutan sehingga kualitas air meningkat dan ketersediaannya terjaga. Hutan besar seperti Amazon bahkan membantu mengendalikan "sungai di langit", yang mengatur pola hujan dari jarak ratusan mil.

Saat ini, hutan dunia dan pasokan air sedang terancam. Akan tetapi, kedua sistem ini dapat diperbaiki secara bersamaan karena mereka saling berhubungan. Krisis air saat ini disebabkan oleh tiga tantangan khusus – perubahan iklim, kebakaran hutan dan cuaca ekstrem - yang semuanya dapat diperbaiki dengan penilaian dan restorasi hutan.

Hutan Dapat Membatasi Perubahan Iklim

Emisi gas rumah kaca membuat iklim semakin panas hingga intensitas dan variabilitas curah hujan menjadi semakin tinggi. Awan terdorong ke arah kutub, sehingga risiko kekeringan meningkat di daerah-daerah yang banyak digunakan untuk pertanian bagi sumber makanan dunia. Dari banjir hingga kekeringan hingga gletser yang mencair, dampak perubahan iklim akan semakin terlihat di sistem air kita.

Pohon adalah mekanisme penyerapan karbon dioksida alami terbaik yang menyerap dan menyimpan gas rumah kaca seiring pertumbuhannya. Sepertiga emisi bahan bakar fosil dunia telah terserap oleh hutan, tetapi selalu ada ruang untuk perbaikan: Ada sekitar 2 miliar hektar lahan terdegradasi yang dapat dipulihkan. Meningkatkan kemampuan hutan untuk menyerap karbon adalah langkah penting dalam mitigasi perubahan iklim dan membatasi dampaknya pada kondisi air dunia.

Memberantas Kebakaran Hutan untuk Memitigasi Polusi Air

Hutan yang sehat merupakan pelindung dari kebakaran hutan yang semakin mengancam kualitas air. Sebagaimana dibuktikan oleh kebakaran yang menghancurkan California tahun lalu, pemanasan iklim dan hutan yang terlalu padat merupakan kombinasi sempurna bagi kebakaran hutan yang dahsyat. Kebakaran tidak hanya mengancam kehidupan dan menghancurkan properti, namun juga mengakibatkan polusi jelaga dan abu di perairan sekitar. Hutan membutuhkan waktu hingga puluhan tahun untuk tumbuh kembali setelah kebakaran. Akibatnya, kebakaran hutan akan merusak kemampuan hutan untuk menyaring air dan mengendalikan erosi tanah selama bertahun-tahun.

Kebakaran hutan yang membabi buta sebagian disebabkan karena hutan terlalu lebat akibat tekanan api alami yang lebih kecil dan penuh dengan pohon mati akibat serangga, hama dan kekeringan. Forest Resilience Bond menghubungkan para pemangku kepentingan dalam pengurangan risiko dan intensitas kebakaran serta air yang lebih bersih, seperti Dinas Kehutanan AS, perusahaan air minum, kota dan perusahaan pembotolan dengan DAS yang menghadapi risiko kebakaran dahsyat agar mereka dapat menyumbang dana untuk pengelolaan hutan yang proaktif. Jika materi tanaman mati disingkirkan dan hutan yang terlalu lebat dikelola dengan baik, risiko kebakaran hutan yang merusak dan peristiwa pencemaran air besar akan berkurang.

Hutan yang Sehat Membantu Sistem Air Perkotaan

Perkotaan telah menjadi pusat perhatian di tengah maraknya krisis air belakangan ini, termasuk "Hari Nol" di mana air tidak dapat diakses sama sekali, yang mengancam Cape Town dan banjir Houstonselama Badai Harvey. Semakin meningkatnya populasi perkotaan dunia, berbagai kota akan terus menghadapi kekeringan dan peristiwa cuaca ekstrem yang mengancam kehidupan sehari-hari, mata pencaharian dan pertumbuhan ekonomi.

Hutan dapat membantu kota dengan dua cara: Pertama, merestorasi dan melindungi DAS berhutan di sekitar kota yang dapat memurnikan air secara alami, sehingga biaya pengolahan air dari utilitas lebih terjangkau. Sebagai contoh, Kota New York menginvestasikan sekitar $100 juta per tahun untuk melindungi DAS bagian utara kota, yang membantu menyaring sekitar 1,4 miliar galon air. Investasi ini merupakan langkah antisipasi yang efektif sehingga pabrik penyaringan baru yang dapat memakan biaya hingga jutaan dolar tidak perlu dibuat.

Hutan juga menyangga kota-kota dari dampak cuaca ekstrem.. Tanah dan struktur akarnya menyerap air dan mencegah banjir. Air yang disimpan ini juga membantu meningkatkan aliran air selama musim kering. Houston dan Bangalore sama-sama menderita krisis banjir besar yang sebagian diakibatkan oleh pembangunan berlebihan yang mengorbankan spons alami yang mengelilingi mereka. Sementara itu, San Diego menemukan bahwa hutan kota yang dimiliki membantu menghindari banjir dengan efektivitas yang sama dengan infrastruktur seperti dinding dan bendungan senilai $160 juta..

The Solution to Water Crises Is Nature

Terkadang, masalah yang berat memiliki jawaban yang paling sederhana. Merestorasi dan melindungi hutan saat ini dapat membantu mencegah krisis air di kemudian hari.