Kebakaran hebat di bagian barat Amerika Serikat telah memakan banyak korban jiwa, menghancurkan bangunan, membuat ratusan ribu penduduk kehilangan tempat tinggal dan memperburuk kualitas udara di tengah ancaman kesehatan saluran pernapasan yang diakibatkan oleh pandemi virus corona. Langit yang gelap menjadi gambaran masa depan dunia jika kita terus berdiam diri di tengah perubahan iklim. Kita telah melihat sendiri mimpi buruk yang kita pikir tidak mungkin terjadi menjadi kenyataan di depan mata.

Kebakaran liar di sebelah barat Amerika Serikat, dan di seluruh dunia, semakin parah. Dalam beberapa bulan terakhir, kebakaran melonjak di Oregon, Washington dan California dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sementara, musim kebakaran masih belum berakhir.

Untuk informasi lebih lanjut kunjungi Global Forest Watch (GFW)Washington dan Oregon.

Yang lebih mengkhawatirkan, peningkatan kebakaran tidak terjadi sendiri. Kebakaran hanyalah satu bagian dari skema umpan balik iklim yang terdiri dari beberapa elemen. Semua elemen ini sedang mengalami kemunduran sehingga perubahan iklim semakin parah.

Peningkatan emisi global akan mengakibatkan kenaikan suhu yang pada gilirannya mengakibatkan kondisi yang lebih kering dan rentan kebakaran. Semakin banyak kebakaran terjadi, semakin tinggi tingkat emisi. Dan siklus ini terus berputar.

Data ini menunjukkan kondisi masing-masing elemen dalam siklus ini yang semakin buruk:

Suhu di Pantai Barat AS meningkat 1,5-2 derajat F sejak awal abad ke-20.

Suhu di California, Washington dan Oregon telah meningkat jauh sejak awal abad ke-20. Suhu di negara bagian Washington secara rata-rata meningkat 1,5 derajat F, sementara Oregon dan California telah mencapai peningkatan suhu hingga 2 derajat F. Di saat yang sama, salju semakin jarang muncul digantikan oleh hujan di bagian Barat Laut, salju di pegunungan semakin berkurang karena suhu yang semakin hangat dan tanah semakin mengering. Dari semua faktor ini, terciptalah kondisi yang lebih kering dimana kebakaran liar lebih mudah terjadi dan menyebar.

Tren menunjukkan Pantai Barat AS akan mencatatkan total wilayah terbakar tahunan tertinggi

Musim kebakaran liar di bagian barat AS semakin panjang, bertambah sekitar tiga hari sejak era 70-an akibat peningkatan suhu dan salju yang mencair lebih cepat. Peningkatan suhu mengkibatkan vegetasi yang semakin kering sehingga menjadi penyulut api. Meskipun kebakaran liar sangat membahayakan bagi tempat tinggal dan kehidupan manusia, perumahan masih terus bertumbuh di daerah-daerah sekitar hutan dan vegetasi lainnya yang sebelumnya tidak banyak dihuni. Tren ini berujung pada peningkatan kebakaran liar akibat kegiatan manusia dan kerugian properti yang semakin meningkat.

Kebakaran, baik yang diakibatkan oleh kegiatan manusia maupun petir yang menyambar, semakin tidak terkendali. Melihat tren yang terjadi, Pantai Barat sepertinya akan mencatatkan total area terbakar tertinggi di tahun 2020 dibandingkan tahun-tahun lainnya. Di California saja, kebakaran liar telah menghancurkan wilayah seluas tiga kali lipat dari luas negara bagian Connecticut (sekitar 1,3 hektar).

Menurut temuan sains baru-baru ini, jika pemanasan semakin memburuk, total wilayah terbakar per tahun di bagian barat Amerika Serikat pada tahun 2050 dapat mencapai dua hingga enam kali lipat dari saat ini.

Emisi dari kebakaran tahun 2020 mencapai tiga kali lipat dari biasanya.

Kebakaran akan mengakibatkan pembakaran karbon yang tersimpan dalam pohon dan vegetasi lainnya dan melepaskan karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya seperti metana dan nitrus oksida ke atmosfer. Artinya, jika kebakaran meningkat, emisi juga akan meningkat.

Emisi terkait api di tahun 2020 sudah mencapai tiga kali lipat dari sejarah rata-rata emisi California, Oregon dan Washington di abad ke-21. Musim kebakaran juga masih belum berakhir. Di California, periode kebakaran liar terburuk menghasilkan emisi hingga empat sampai delapan kali lipat dari emisi harian rata-rata yang dihasilkan oleh semua kegiatan ekonomi di negara bagian tersebut.

Emisi mengakibatkan peningkatan suhu global sehingga mempercepat perputaran lingkar umpan balik iklim

Emisi dari kebakaran tentunya memiliki peran dalam pemanasan yang menjadi awal lingkaran setan ini. Namun kebakaran bukan satu-satunya sumber emisi karbon dioksida. Pembakaran bahan bakar fosil, untuk mengalirkan listrik ke rumah dan mobil kita misalnya, merupakan sumber utama emisi secara global.

Belum lama ini, sulit dibayangkan kita akan mencapai 400 parts per million (ppm) karbon dioksida, batas simbolis yang tidak pernah dicapai bumi sejak jutaan tahun yang lalu. Namun pada tahun 2019, konsentrasi CO2 sudah melebihi batas 400 ppm di angka 411 ppm. (Sebagai konteks, konsentrasi karbon dioksida pra-industri berada di tingkat 280 ppm).

Gas rumah kaca yang menumpuk di atmosfer ini membuat bumi semakin panas. Tahun 2019 merupakan tahun terpanas kedua setelah 2016 yang pernah tercatat di zaman modern. Dekade terakhir merupakan dekade terpanas yang pernah tercatat dan setiap dekade tercatat lebih panas dari dekade sebelumnya.

Menekan Perubahan Iklim, Mengurangi Risiko Kebakaran

Dengan pengelolaan yang tepat, kebakaran yang terjadi secara alami (fire regime) merupakan bagian penting dari perawatan vitalitas hutan di bagian barat Amerika Serikat dalam jangka panjang. Akan tetapi, kita harus lebih cerdas dalam menentukan lokasi pembangunan dan pembangunan kembali masyarakat kita. Area perumahan baru terus bermunculan di sekitar hutan dan vegetasi alami lainnya. Akibatnya, semakin banyak kebakaran karena kegiatan manusia serta semakin banyak korban jiwa dan kerugian properti. Api kecil saja saat ini berpotensi mengakibatkan kebakaran hebat akibat suhu yang semakin panas, kekeringan yang semakin parah dan emisi yang semakin tinggi.

Yang lebih penting lagi, kita harus menekan emisi gas rumah kaca. Jika kita mau mengakhiri tingkat kebakaran yang luar biasa ini, kita harus mengatasi umpan balik iklim yang menjadi penyebabnya.