Penemuan terbaru dengan jelas menunjukkan bahwa untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 1,5°C—batas aman untuk menghindari terjadinya bencana iklim terburuk—emisi global harus mencapai angka nol-bersih pada pertengahan abad ini. Namun sayang, dari seluruh negara anggota G20 yang bertanggung jawab atas sekitar 75 persen emisi gas rumah kaca dunia saat ini, baru enam yang telah menyampaikan rencana resmi pengurangan emisi mereka untuk periode sekarang hingga 2050.

Kesepakatan Paris mengajak negara-negara untuk meluncurkan “strategi pengembangan rendah emisi gas rumah kaca jangka panjang” mereka pada 2020. Strategi jangka panjang ini akan menjadi salah satu topik pembicaraan dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Buenos Aires pada bulan mendatang.

Berikut empat alasan mengapa negara-negara G20 harus menjalankan strategi jangka panjang pengurangan emisi mereka dengan sungguh-sungguh:

1. Manfaat Ekonomi

G20 telah berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan, aksi iklim berperan penting untuk mendukung negara-negara tersebut memenuhi komitmen tersebut. Berdasarkan hasil penelitian The New Climate Economy, dunia dapat memperoleh manfaat ekonomi sebesar US$26 triliun hingga tahun 2030 dengan menjalankan aksi iklim yang ambisius.

2. Kepemimpinan

G20 telah menunjukkan kepemimpinan mereka dalam aksi iklim. Enam anggota G20 telah menyampaikan strategi jangka panjang mereka, dan sisanya sedang dalam proses penyusunan. Dengan menyampaikan rencana-rencana tersebut kepada publik, negara lain akan terinspirasi untuk mengikuti jejak mereka.

Apalagi, seluruh negara anggota G20 telah memiliki pengalaman perencanaan jangka panjang, baik dalam bidang iklim, energi atau pengembangan ekonomi. Contohnya Tiongkok yang memiliki rencana pengembangan dua tahap untuk menyelesaikan peralihan mereka menjadi negara sosialis modern pada 2050, yang akan dilakukan dalam dua periode pengembangan (2020-35 dan 2035-50). Sementara itu, India menetapkan visi pertumbuhan jangka panjang 15 tahun untuk semua sektor ekonomi mereka yang dituangkan dalam sebuah dokumen strategi tujuh tahun dan rencana sektoral terkait. Negara-negara G20 dapat memberi contoh bagi negara lain bagaimana rencana jangka panjang sehubungan dengan upaya pengurangan emisi dapat dijalankan secara efektif.

3. Perencanaan Inovatif

Dalam strategi jangka panjang, agenda iklim dan pembangunan menjadi satu-kesatuan yang melahirkan satu cerita baru bagi sebuah negara. Hal inilah yang menjadi dasar Kesepakatan Paris, yaitu menjalankan aksi perubahan iklim dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan. Ini merupakan sisi inovatif strategi jangka panjang yang menyediakan platform bagi pemerintah untuk melibatkan warganya memikirkan masa depan yang mereka inginkan, sekaligus mendorong mereka untuk mengatur langkah dalam mewujudkannya. Inovasi seperti ini penting untuk mempercepat pembangunan dan sebaran penggunaan teknologi bersih, serta mendorong persaingan dan pengurangan biaya.

4. Keputusan Jangka Pendek yang Terarah

Jika tidak direncanakan untuk jangka panjang, kebijakan dan investasi baru akan terfokus pada perubahan bertahap semata, bukan perubahan struktural yang mewujudkan perubahan transformasional. Hal ini dapat diubah dengan strategi jangka panjang yang memastikan bahwa keputusan jangka pendek senantiasa konsisten dengan visi jangka panjang.

Sebagai contoh, terhitung sejak saat ini hingga 2030 mendatang dunia diperkirakan akan berinvestasi sebesar $90 triliun di bidang infrastruktur, melebihi total persediaan infrastruktur seluruh dunia saat ini. Tiga perempat dari total investasi tersebut akan direalisasikan di negara-negara G20 dan sebagian besar program akan diagendakan dalam beberapa tahun ke depan. Pada penerapannya, investasi ini harus didasari oleh perencanaan jangka panjang untuk memastikan bahwa kita membangun sistem energi dan moda transportasi umum bersih dan bukan tambang bahan bakar fosil atau lahan parkir. Dengan demikian, penyanderaan dan penelantaran aset dapat dihindari, dan negara-negara tersebut dapat bersama-sama membatasi kenaikan suhu global di angka 1,5°C.

Bagaimana Negara-negara G20 Dapat Menyusun Strategi Jangka Panjang untuk Mengurangi Emisi

Negara-negara G20 telah berkomitmen untuk berkolaborasi secara intensif dalam menyusun strategi jangka panjang yang seimbang dan berkelanjutan secara ekonomi. Seiring bertambahnya anggota G20 yang mengembangkan strategi jangka panjang mereka, kolaborasi ini berperan penting dalam proses pembelajaran dan menjadi dasar bagi para pimpinan negara dalam menyusun strategi yang lebih ambisius. G20 juga memainkan peran penting dalam mendukung negara-negara non-G20 yang membutuhkan bantuan. Sama seperti Kesepakatan Paris, perencanaan jangka panjang harus dilakukan secara universal.

Komunitas internasional juga dapat berkontribusi dalam proses ini. Momentum strategi jangka panjang terus meningkat melalui terbentuknya 2050 Pathways Platform, sebuah inisiatif penyelesaian oleh berbagai negara secara kolektif serta Carbon Neutrality Coalition yang akan mendorong pelaksanaan aksi iklim di negara-negara yang telah memiliki tujuan iklim jangka panjang yang ambisius. WRI dan UNDP telah menyusun sebuah makalah bagi kepemimpinan G20 oleh Argentina mengenai strategi jangka panjang yang menguraikan sejumlah kemungkinan pendekatan dan metodologinya. Makalh ini dapat digunakan oleh semua negara, meskipun penyusunan strategi jangka panjang tersebut disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Selain itu, Proyek Strategi Jangka Panjang juga menyediakan seperangkat sumber daya untuk membantu pembuat kebijakan mengintegrasikan strategi iklim jangka panjang ke dalam penyusunan kebijakan nasional.

Bersama-sama, kita dapat menunjukkan pada dunia bahwa kita dapat membatasi kenaikan suhu global di angka 1,5°C dan para pelaku ekonomi utama telah menunjukkan komitmen untuk merealisasikannya.