Jakarta, 27 November 2023 - Kepedulian terhadap krisis iklim dan isu keberlanjutan menjadi fokus utama industri alas kaki dan pakaian, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap lingkungan. Adidas sebagai salah satu aktor utama telah menentukan target ambisius untuk menuju emisi nol karbon dalam rantai pasoknya sebelum 2050. Hal ini dibuktikan dengan kelulusan 20 perusahaan dalam rantai pasok Adidas dari program asistensi korporasi (Corporate Assistance Program) di bawah naungan KADIN Net Zero Hub (NZH).

“Kami percaya bahwa konsep ‘saling terhubung' adalah elemen kunci bagi kita untuk membangun masa depan net zero. KADIN Net Zero Hub telah berhasil menunjukkan upaya kolektif di antara setiap pelaku industri dalam mengurangi emisi karbon. Melalui Corporate Assistance Program (CAP), rantai pasok kami di Indonesia dapat mengembangkan tata kelola lingkungan yang kuat. Program ini tidak hanya memfasilitasi pertukaran pengetahuan dalam industri, tetapi juga membangun pondasi yang kuat untuk lanskap berkelanjutan yang terus berkembang dengan cepat," tutur Sheila Shek selaku Director Sustainable Sourcing – Environment Field Operations Adidas.

Seiring dengan komitmen perusahaan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian melalui Pusat Industri Hijau ikut mendukung ambisi net zero. “Industri perlu segera melakukan upaya dekarbonisasi karena adanya risiko terkait iklim dan bencana yang dapat mengganggu pasokan bahan baku, serta karena adanya permintaan dari sisi pasar dan regulasi yang mendorong industri yang lebih ramah lingkungan,” tutur Andalia Gustari selaku Fungsional Pembina Industri Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian.

“Langkah yang signifikan melalui Enhanced Nationally Determined Contribution meningkatkan target pengurangan emisi Indonesia dari 29% ke 31,99%,” sebagaimana disampaikan oleh Dharsono Hartono, selaku Ketua KADIN NZH dalam sambutannya di acara KADIN Net Zero Hub Corporate Assistance Program Graduation Batch 2 yang berlangsung di Jakarta, pada Senin, 27 November 2023. Lanjutnya, “Dekarbonisasi industri dapat dicapai dengan komitmen tinggi. Kadin NZH Corporate Assistance Program dibuat untuk wadah pelatihan dan perwujudan komitmen dekarbonisasi.”

Acara ini bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan dalam rantai pasok Adidas yang berhasil menyelesaikan Corporate Assistance Program (CAP) di bawah naungan KADIN NZH. CAP adalah program pendampingan teknis intensif selama 5 bulan yang bertujuan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan menghitung emisi gas rumah kaca (GRK) pada cakupan (scope) 1, 2, dan 3, sambil berkomitmen untuk mencapai net zero. CAP memfasilitasi mulai dari pelatihan, konsultasi 1:1 bersama mentor, sesi berbagi praktik terbaik industri, praasesmen, dan panduan penggunaan alat (tools) yang telah disesuaikan dengan konteks Indonesia.

“Ada 20 perusahaan dalam rantai pasok Adidas yang diinkubasi melalui CAP batch 2, yang terdiri dari industri sektor pakaian jadi, alas kaki, barang jadi (tas dan bola), serta bahan baku,” tutur Clorinda Wibowo, Senior Manager WRI Indonesia. Dari 20 perusahaan tersebut, terdapat potensi pengurangan karbon sebesar 3,5 juta ton CO2 pada tahun 2035 dari scope 1-3. Hal ini merupakan dampak yang sangat besar yang dapat kita banggakan dari upaya kita,” lanjutnya.

Senior Manager WRI Indonesia, Clordinda Wibowo, memberikan paparan dalam acara CAP Graduation
Senior Manager WRI Indonesia, Clordinda Wibowo, memberikan paparan dalam acara CAP Graduation

Peluncuran KADIN Net Zero Hub pada bulan November 2022 di B20 lalu menunjukkan komitmen konkret KADIN Indonesia dalam mendorong partisipasi lebih banyak sektor swasta dalam upaya dekarbonisasi. KADIN Indonesia bekerja sama dengan WRI Indonesia, CDP, IBCSD, dan WWF Indonesia dalam pengembangan KADIN NZH sebagai wadah untuk membentuk kemitraan strategis dan mempercepat perkembangan ekosistem net zero di Indonesia.

Dalam kerangka program CAP, perusahaan mendapatkan dukungan untuk mengintegrasikan beberapa standar internasional, seperti GHG Protocol dan Science Based Target Initiatives (SBTi). Tujuan dari penerapan standar ini adalah untuk memastikan bahwa segala aksi iklim perusahaan didasarkan pada dasar ilmiah yang kokoh dan sejalan dengan pathway 1,5 derajat Celcius, sehingga dapat mengurangi potensi dampak negatif yang lebih parah dari krisis iklim.

“Setelah berkomitmen ke SBTi, perusahaan memiliki waktu 24 bulan untuk memvalidasi target tersebut. Selama proses validasi ini, perusahaan perlu mengembangkan beberapa kriteria dan memastikan ambisi target sesuai dengan jalur dekarbonisasi 1,5 derajat celcius, mengirimkannya ke SBTi untuk validasi formal, mengkomunikasikan target ke pemangku kepentingan lainnya, dan terakhir, melakukan penyingkapan (disclosure) ke SBTi," kata Ingo Hauter, Account Manager (Reporter Services & Supply Chains) CDP. “Saat ini, tren transparansi data (disclose) ke SBTi sedang berkembang pesat di Asia Tenggara,” tambahnya.

“Kunci utama dalam mencapai target net zero membutuhkan strategi yang sesuai,” ujar Rizkia Sari Yudawinata, Sustainable Finance Program Lead, WWF Indonesia. “Setelah melakukan pelaporan dan disclosure, perusahaan perlu mengimplementasikan strategi net zero, yang salah satunya dapat dipercepat dengan adanya rencana pembiayaan transisi iklim. Rizkia juga menyebut perlunya perusahaan mencari akses pendanaan melalui sustainable financing yang saat ini sudah dikembangkan oleh berbagai institusi keuangan.”

Adanya dukungan dari KADIN NZH dan mitra programnya dalam mendampingi perusahaan menuju net zero disambut baik oleh perusahaan-perusahaan yang telah bergabung dan menyelesaikan program CAP.

“Berawal dari alasan sederhana untuk bergabung dengan KADIN NZH, dimana perusahaan kami tidak menghasilkan emisi dalam jumlah yang sangat signifikan, serta pabrik kami memiliki atap yang luas yang cocok untuk memasang panel surya. Seiring berjalannya waktu, semua orang mengeluhkan bumi yang semakin panas. Sebagai perusahaan, kami harus mengambil tindakan dan ini adalah kesempatan kami untuk berkomitmen pada net zero,” sebut Rahardrian Prananditya, Corporate HSE & Sustainability Department Head PT Apparel One Indonesia

“Program ini dapat membantu meningkatkan efisiensi. Kami memiliki kesempatan dan potensi perbaikan untuk membuat sistem produksi kami menjadi lebih efisien. Kami juga dapat mengetahui di mana sumber emisi terbesar, sehingga dapat membuat strategi yang tepat untuk mengurangi emisi tersebut,” ujar Semuel Izaac L., SEA-Labor & HSE Manager PT Tah Sung Hung.

Ke depannya, KADIN NZH berkomitmen untuk terus mengembangkan program CAP guna mendukung lebih banyak perusahaan dalam mengurangi emisi karbon mereka. Saat ini, sebanyak 81 perusahaan telah resmi bergabung dengan KADIN NZH dengan menandatangani nota kesepakatan.

Harapannya, semakin banyak perusahaan yang bergabung untuk mendukung ambisi net zero di Indonesia. “Pasar dan investor saat ini semakin tertarik pada pelaku usaha yang menekankan komitmennya terhadap perubahan iklim. Hal ini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan dan masyarakat, tetapi juga menjamin kelangsungan bisnis di masa mendatang. Dengan bergabung bersama KADIN NZH, perusahaan dapat mendapatkan dukungan langsung dalam merancang dan melaksanakan strategi untuk mencapai target perubahan iklim, terutama menuju net zero,” ujar Indah Budiani selaku Executive Director IBCSD.