Indonesia NPAP - Bali, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) bersama dengan Pemerintah Kota Denpasar, swasta, dan para penggiat lingkungan di Bali menyelenggarakan aksi bersih sampah plastik dan penanaman bakau di Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai pada Minggu (17/12/2023).

Dalam sambutan menjelang kegiatan, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan ekosistem bakau, salah satunya dari ancaman polusi sampah plastik yang terbawa ke dalam kawasan hutan bakau.  

“Aksi bersih-bersih (clean-up) seperti yang kita lakukan hari ini sangat penting untuk terus dilakukan.  Meskipun kagiatan ini cenderung kecil dan belum bisa menyelesaikan persoalan di lapangan secara penuh, namun bisa menjadi pengerak penting untuk menyelamatkan ekosistem bakau dari dampak negatif sampah plastik di laut serta menjadi bagian dari kampanye kepada masyarakat untuk langsung beraksi bersama,” ujar Deputi Nani.

Hutan bakau merupakan ekosistem penting di kawasan pesisir yang memiliki fungsi sebagai pelindung pantai dan habitat bagi berbagai spesies. Bakau juga memiliki potensi besar untuk menyerap karbon. 

"Sebagai pusat ekosistem bakau di dunia, Indonesia memandang penting untuk menjadikan bakau sebagai salah satu solusi dalam mitigasi perubahan iklim melalui konsep Nature-Based Solution atau Ecological-Based Approach in efforts to mitigate climate change.  Upaya Indonesia dalam menjaga ekosistem bakau melalui rehabilitasi dan konservasi telah diapresiasi oleh dunia dan telah menjadi isu penting pada gelaran UNFCCC dan COP 28 Dubai yang belum lama berselang," jelas Deputi Nani. 

Kawasan Tahura Ngurah Rai di Bali ini merupakan contoh baik pengelolaan bakau di Indonesia.  Namun, sampah plastik yang datang baik dari daratan melalui sungai atau terbawa arus dari laut mengancam kelestarian ekosistem kawasan tersebut. Keberadaan sampah plastik yang menempel pada batang dan akaran bakau mengganggu pertumbuhan dan habitat ikan dan udang, menurunkan hasil tangkapan nelayan. Sampah plastik menjadi sumber polusi serta mengganggu estetika.

Deputi Nani juga berpesan bahwa aksi bersih perlu dilakukan, tetapi tetap perlu ada edukasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai atau ke laut. Deputi melanjutkan kalau Pemerintah Daerah juga perlu menyediakan fasilitas dan sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah untuk memastikan sampah dapat terkelola dengan baik, mengurangi resiko bocor ke lingkungan.

Pada aksi bertajuk Bali Harmony in Action: Let’s Clean Up Our Beach and Mangroves for a Healthier Ocean tersebut, hadir pula Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa.  Dalam sambutannya, Kadek Agus Arya Wibawa menyampaikan bahwa persoalan sampah masih merupakan ‘PR’ bagi pemerintah dan masih banyak warga yang belum sadar untuk tidak membuang sampah ke sungai. 

“Pada musim-musim tertentu, dan utamanya pada musim hujan, banyak sampah plastik yang terbawa arus air sampai ke laut dan terdampar di pantai atau di kawasan bakau seperti di sini, maka perlu upaya bersama untuk menanganinya.” terangnya.

Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability untuk Indonesia dan Papua Nugini, turut menyambut acara dan menjelaskan peran sektor swasta dalam mendorong terwujudnya ekonomi sirkular di Indonesia. Lucia juga menekankan pentingnya kolaborasi multisektor untuk mewujudkan lingkungan yang lestari dan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

“Melalui aksi ini, CCEP Indonesia mendorong terbentuknya kolaborasi multisektor (Nona-Helix) dalam penanganan sampah di Indonesia. Partisipasi dan tanggung jawab dari berbagai pemangku kepentingan - Pemerintah Daerah, sektor swasta, lembaga keuangan, akademisi, LSM, komunitas, tokoh masyarakat, media dan masyarakat umum - merupakan kunci untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan”

Kegiatan aksi bersih dan tanam mangrove diikuti kurang lebih 150 peserta yang menggunakan kano untuk menyusuri sungai dan mengaluri di antara pohon mangrove, dilanjutkan dengan aksi penanaman anakan mangrove secara simbolis, serta penyerahan bantuan kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Segara Gunabatu Lumbang Kota Denpasar.   Kegiatan tersebut didukung Coca-Cola EuroPacific Partner (CCEP) Indonesia, Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN-PSL), dan Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP).

"Dengan kolaborasi dan aksi bersama, kita bisa berkontribusi bagi terwujudnya ekosistem laut yang lebih bersih, lebih sehat dan lebih produktif, serta mendukung aksi nyata mitigasi perubahan iklim," tutup Deputi Nani.