Makassar, 6 Oktober 2023 – Sebagai bentuk peringatan Hari Disabilitas Internasional, World Resources Institute (WRI) Indonesia, ARUP, dan Vital Strategies melalui program Kota Masa Depan UK PACT berkolaborasi dengan organisasi disabilitas, perempuan dan anak, didukung oleh Pemerintah Kota Makassar menyelenggarakan kampanye dan sosialisasi untuk transportasi publik yang inklusif melalui kegiatan “Naik Teman Bus di Mamminasata” di Kawasan MetropolitanMamminasata. Lebih dari sekadar mendorong penggunaan transportasi publik, kegiatan ini juga bertujuan mengumpulkan masukan dari para pemangku kepentingan yang selama ini telah bekerja sama di Program Kota Masa Depan UK PACT, tentang mobilitas ramah iklim serta memfasilitasi pertukaran pengetahuan melalui forum-forum komunitas, guna mengoptimalkan layanan transportasi publik yang tersedia di Kawasan Mamminasata.

Transportasi publik merupakan salah satu bentuk moda transportasi yang rendah emisi lantaran dengan kapasitasnya, transportasi publik dapat meminimalisir pengguna kendaraan pribadi. Dalam mengedepankan adaptasi terhadap kebutuhan mobilitas masyarakat perkotaan yang rendah emisi, penting untuk mengikutsertakan masyarakat rentan, seperti perempuan, anak, disabilitas, dan lansia, di dalam perenanaan dan penggunaannya, semakin mendorong mobilitas perkotaan yang aman, inklusif, sekaligus mendukung upaya penurunan emisi.

Hal ini sejalan dengan visi Program Kota Masa Depan UK PACT, yakni “Mengedepankan mobilitas publik rendah emisi berdimensi kesetaraan gender dan inklusi sosial (GESI) yang berkelanjutan di kota-kota metropolitan pesisir menuju pembangunan rendah emisi yang lebih aman, inklusif, dan tangguh”. Adapun Program Kota Masa Depan UK PACT selama kurang lebih satu tahun ini, telah mendampingi Pemerintah Kota Makassar dan berkontribusi lewat dukungan teknis dan perencanaan penataan Kawasan Metropolitan Mamminasata yang berorientasi pada mobilitas ramah iklim, hingga kampanye publik tentang pentingnya transportasi publik.

Menyambut baik inisiatif positif ini, Diyana, Kepala UPT Trans Mamminasata, mewakili Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan, menyatakan, “Untuk penguatan kebijakan pengembangan angkutan umum massal Teman Bus yang telah beroperasi selama kurang lebih dua tahun ini, diperlukan saran dan masukan dari banyak pihak, khususnya mereka yang pernah merasakan kebermanfaatan teman bus, baik pengguna rutin maupun yang sesekali menggunakan.”

“Masukan tersebut dapat diformulasikan kembali kebijakan yang makin sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Termasuk kelompok rentan, seperti rekan dengan disabilitas, perempuan, anak dan lansia untuk memastikan siapa pun dapat berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi melalui sektor transportasi.” lanjut Diyana.

“Keberpihakan Pemerintah Sulawesi Selatan dalam meningkatkan penggunaan transportasi publik di kalangan kelompok rentan, juga jelas, dengan diterapkannya kebijakan potongan tarif bagi kelompok khusus yaitu disabilitas, siswa dan mahasiswa serta lansia,” kata Diyana.

Dalam kesempatan yang sama, Luna Vidya selaku City Coordinator Vital Strategies menyampaikan, “Teman Bus sebagai angkutan publik massal, merupakan salah satu sarana untuk memperkenalkan opsi mobilitas rendah karbon di masa depan untuk warga di Kawasan Mamminasata. Karena fasilitas ini memiliki sistem yang cukup lengkap sebagai moda transportasi, misalnya sistem pembayaran nontunai. Tetapi tentu saja, transportasi masa depan, bukan hanya soal digitalisasi, tapi juga inklusifitas. Memfasilitasi rekan dengan disablitas mengamati layanan transportasi publik Teman Bus yang tersedia di Kawasan Mamminasata ini, adalah cara berkontribusi UK PACT terhadap proses formulasi kebijakan yang inklusif bukan saja terkait pengembangan transportasi di Kawasan Metropolitan Mamminasata.”

Kegiatan diawali dengan menaiki Teman Bus pada koridor K4MS, yang melayani rute Terminal Panakukkang Square menuju Kampus C Teknik Universitas Hasanuddin Gowa, dengan rute pulang-pergi. Seluruh peserta kegiatan diajak untuk mencoba sendiri rute ini dan mengamati pengalaman dari rangkaian perjalanan yang kemudian dijadikan bahasan diskusi di akhir perjalanan.

Peserta terdiri atas 11 organisasi dan 35 peserta umum, yang meliputi perwakilan dinas terkait dari Provinsi Sulawesi Selatan, komunitas disabilitas dan transportasi, Forum Anak Kota Makassar dan siswa pengguna aktif Teman Bus dari SMA Negeri 82 Kab. Gowa, masyarakat umum, dan anggota Konsorsium Program Kota Masa Depan UK PACT.

Achi Soleman, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindugan Anak Kota Makassar, yang mengikuti perjalanan Naik Teman Bus ini menyatakan, “Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Program UK PACT lewat kegiatan audit sosial Teman Bus. Kegiatan ini adalah salah satu bentuk advokasi untuk aksebilitas yang memastikan bahwa individu penyandang disabilitas memiliki akses yang sama terhadap layanan dan peluang untuk mengakses layanan.

Senada dengan yang disampaikan Diyana, menurut Achi, “Ini adalah proses untuk kami pemerintah dapat mengambil kebijakan terkait dengan program dan kegiatan bersama teman- teman disabilitas, dan kelompok khusus lainnya terkait layanan transportasi umum, yang layak, aman bagi semua. Sehingga pihak pemerintah bisa berkontribusi untuk meningkatkan kehidupan penyandang disabilitas dan mendorong inklusifitas bagi teman-teman penyandang disabilitas, perempuan, anak dan lansia.”

Dalam sesi diskusi, ditemukan bahwa beberapa hal yang perlu didorong dalam penataan kawasan dan layanan transportasi publik yang inklusif adalah:

1) Transportasi publik, pada jalur yang dilalui untuk merasakan pengalaman penumpang (K4MS) merupakan kebutuhan warga. Terlihat dari ragam pengguna Teman Bus.

2) Kesediaan pihak Dinas Perhubungan untuk menyertai perjalanan Teman Bus bersama peserta kegiatan, menunjukkan keterbukaan dan keinginan untuk meningkatkan kualitas layanan Teman Bus, sehingga dapat lebih inklusif, aman bagi perempuan, lansia dan teman-teman disabilitas.

3) Kebijakan transportasi publik, sepatutnya berproses dalam mekanisme pelibatan berbagai pihak, terutama pengguna fasilitas tersebut dan pengelola layanan, dalam hal ini ketersediaan transportasi publik massal oleh pemerintah.

Mewakili komunitas disabilitas, Syarif Ramadhan, Ketua PERDIK Sulawesi Selatan menyampaikan, “Lewat audit Teman Bus, kita bisa menemukan hal baik yang mungkin sudah dilakukan (pemerintah) melalui fasilitasi transportasi publik. Ruang diskusi ini menjadi sarana untuk mengakomodasi pengalaman dan siasat teman-teman disabilitas mengatasi tantangan atau mungkin hambatan yang selama ini dihadapi dalam mengakses Teman Bus ini, sehingga lewat kegiatan diskusi semacam ini, pandangan kami juga bisa dijadikan acuan untuk penyediaan transportasi publik yang yang dikaitkan dengan kebutuhan keberagaman disabilitas.

“Kami berharap kegiatan-kegiatan kolaboratif seperti ini akan berlangsung secara berkelanjutan sehingga di setiap sesinya, tiap pemangku kepentingan dapat meninjau ulang kinerja program dan dapat mencapai hasil yang optimal,” tutup Syarif.