JAKARTA – Ketahanan pangan merupakan salah satu agenda utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Bertambahnya penduduk, ditambah dengan meningkatnya tantangan lingkungan dan persaingan global, menekankan pentingnya transformasi dalam cara kita memproduksi, mendistribusikan, serta mengonsumsi pangan. Pendekatan ekoregionalisasi atau sistem pangan yang berbasis sumber daya dan kearifan lokal dinilai sebagai langkah penting menuju Indonesia Emas 2045 yang mandiri pangan.

Latar belakang ini yang mendorong Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) menyelenggarakan kegiatanBincang Pangan Lestariperdana pada Selasa, 17 Desember 2024 di Museum Nasional Indonesia. Acara bertema “Cerita, Riset, dan Aksi untuk Sistem Pangan yang Lebih Baik di 2025” ini merupakan upaya KSPL dalam berbagi wawasan, inspirasi, serta menyebarluaskan berbagai pengetahuan yang dihasilkan secara kolaboratif oleh para peneliti dari mitra-mitra organisasi KSPL. 

“Pangan merupakan hal mendasar bagi manusia. Sayangnya, Indonesia masih menghadapi permasalahan triple burden of malnutrition yakni stunting, obesitas, dan defisiensi mikronutrien. Belum lagi dengan masalah lingkungan seperti susut dan sisa pangan serta emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Masalah-masalah ini tidak hanya memberikan dampak buruk bagi kesehatan, tetapi juga memberikan kerugian ekonomi yang tidak sedikit,” tutur Romauli Panggabean, Knowledge Generation Lead KSPL yang merupakan salah satu pembicara dalam acara ini. 

Salah satu pengunjung Bincang Pangan Lestari.

Masalah yang kompleks, tentunya membutuhkan solusi yang komprehensif. Hal inilah yang menjadi pendorong dari inisiatif-inisiatif Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) bersama mitranya. Saat ini, KSPL memiliki 12 Mitra Utama yaitu Center for International Forestry Research (CIFOR-ICRAF), Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), EntreVA, Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), Garda Pangan, Humanis, Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI), Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Parongpong RAW Lab, Systemiq, dan WRI Indonesia.

“Kompleksitas permasalahan sistem pangan kita mengakibatkan tidak ada pihak yang dapat menyelesaikannya seorang diri. Oleh karena itu, KSPL hadir dengan semangat gotong royong untuk mendukung transformasi sistem pangan yang lebih lestari. Dengan kajian berdampak yang kami lakukan bersama mitra, kami berharap dapat mendukung upaya pemerintah menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Gina Karina selaku Kepala Sekretariat KSPL.

Menyadari pentingnya koordinasi dan kolaborasi multisektoral dan multipihak, Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) telah membangun hubungan dan kerja sama yang erat dengan berbagai pihak, baik pemerintah, bisnis, komunitas, maupun masyarakat umum sejak 2018. Salah satunya adalah kerja sama yang terjalin baik dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas.

Bappenas di Bincang Pangan Lestari

“Salah satu strategi untuk mengatasi permasalahan pangan di Indonesia adalah kolaborasi multi-pihak. Kita perlu menghilangkan silos yang ada demi mencapai tujuan bersama. Forum ini merupakan platform berbagi informasi antar instansi,” ujar Ifan Martino, Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas

Bincang Pangan Lestari menyajikan sembilan rangkuman kajian para peneliti organisasi mitra KSPL yang disajikan melalui storytelling, disertai pameran poster, dan kesempatan untuk mencicipi pangan berbasis lokal. Acara ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta dengan beragam latar belakang, yakni pemerintah, bisnis, LSM, akademisi, mahasiswa, hingga masyarakat umum, termasuk komunitas keagamaan dan sahabat disabilitas. Bincang Pangan Lestari perdana ini dapat disaksikan ulang di YouTube Koalisi Sistem Pangan Lestari.
 

***
 

Sekilas tentang Koalisi Sistem Pangan Lestari

Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) merupakan bagian dari komunitas global Food and Land Use Coalition (FOLU) yang bekerja dengan para mitra untuk mendorong transformasi sistem pangan dan tata guna lahan di tingkat global. Indonesia merupakan salah satu negara pelopor dari inisiatif ini, bersama Cina, Etiopia, India, Kenya, dan Kolombia.

Kontak media: Sakinah Ummu Haniy (Sakinah.Haniy@wri.org, 0813 8343 5507)