JAKARTA - Pendekatan Solusi Berbasis Alam (Nature-based Solution/NbS) merupakan pendekatan yang mengembalikan fungsi alam untuk membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan, sosial ekonomi di perkotaan yang kerap muncul sebagai dampak dari pembangunan. Hal ini kembali ditekankan dalam kegiatan Lokakarya “Mengarusutamakan Solusi Berbasis Alam dalam Pembangunan Perkotaan” yang diselenggarakan oleh Cities4Forests, WRI Indonesia, dan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) di Jakarta, 7-8 Desember 2022.

Acara dibuka oleh Gabriel Triwibawa, Direktur Jenderal Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Beliau mengemukakan dukungannya terhadap perencanaan pembangunan tata ruang kota yang tidak hanya berfokus pada perekonomian, tetapi juga mampu menjawab tantangan perubahan iklim.

“Banyak sekali penduduk Indonesia, lebih dari 56 persen ada di kota. Tahun 2045 yang kita cita-citakan sebagai Indonesia Emas, diprediksi akan menjadi 67 persen penduduk yang tinggal di kota. Kita harus siapkan sebuah environment yang tidak hanya membuat wealthy (makmur), tetapi juga membuat healthy (sehat). Tetapi juga perlu diingat bahwa tidak hanya kota, agar kita juga imbang untuk konsentrasi ke rural sehingga bisa menekan angka urbanisasi dari desa ke kota,” tutur Gabriel Triwibawa, Direktur Jenderal Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

Perencanaan pembangunan kota yang menyelaraskan antara kesejahteraan dan kesehatan masyarakat dan lingkungan dapat tercapai dengan pendekatan Solusi Berbasis Alam/NbS. Pendekatan NbS ini merupakan dasar utama dalam pendampingan yang dilakukan oleh Cities4Forests kepada kota-kota di Indonesia. Cities4Forests merupakan inisiatif yang berupaya mendorong kota-kota di Indonesia untuk mengarusutamakan solusi berbasis alam dalam pembangunan perkotaan. Secara global, lebih dari 80 kota telah tergabung dalam inisiatif ini, 8 di antaranya adalah kota-kota di Indonesia.

Sejak tahun 2019, bentuk dukungan yang diberikan antara lain analisis teknis, perumusan kebijakan, peningkatan kapasitas, hingga penilaian kesiapan kota-kota untuk mengintegrasikan solusi berbasis alam dalam perencanaan spasial kota dengan tujuan utama untuk melakukan konservasi, restorasi, dan pengelolaan hutan di dalam, dekat, dan jauh dari kota.

“Kami sangat mengapresiasi keterbukaan dan semangat para pemerintah kota selama ini. Untuk menutup tahun 2022 yang penuh pencapaian, kami mengundang perwakilan dari berbagai kota untuk saling berbagi pengalaman terkait pembangunan kota dengan pendekatan NbS, agar masing-masing kota dapat saling menginspirasi. Kami berharap di tahun 2023 akan lebih banyak dukungan yang bisa kami berikan pada kota-kota yang telah bergabung dengan Cities4Forests di Indonesia, sehingga kita bisa melawan krisis iklim bersama-sama,” ujar Arief Wijaya selaku Program Director WRI Indonesia dalam sambutan pada sesi pembukaan.

Pendekatan NbS dilakukan dengan melindungi dan mengelola secara berkelanjutan berbagai ekosistem alami maupun buatan yang ada di dalam, sekitar, dan yang jauh dari kota, dengan harapan akan mampu berdampak positif, tidak hanya pada lingkungan tetapi juga pada kesejahteraan manusia.

Kegiatan Lokakarya “Mengarusutamakan Solusi Berbasis Alam dalam Pembangunan Perkotaan” dihadiri oleh peserta yang merupakan perwakilan dari Pemerintah Kota Jakarta, Medan, Pekanbaru, Balikpapan, Semarang, Bali, Manokwari, dan Jayapura. Acara ini diselenggarakan selama dua hari. Hari pertama di isi dengan serangkaian sesi lokakarya dan sharing, dilanjutkan dengan sesi tur dan diskusi bersama komunitas di Tebet Eco Park pada hari kedua.