Indonesia NPAP - Bali, Indonesia telah menjadi yang terdepan dalam upaya mengatasi polusi plastik sejak tahun 2018. Pada tahun 2022, Pemerintah Indonesia mengumumkan pengurangan sampah plastik laut sebesar 35,36 persen. Dalam rangka memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik untuk mengatasi krisis plastik melalui intervensi hulu dan hilir, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menggandeng Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP), WRI Indonesia dan Coca-Cola Europacific Partner (CCEP) Indonesia dalam serangkaian kegiatan yang meliputi Circularity Exchange Tour dan Indonesia NPAP Community Event di Bali pada Sabtu dan Minggu (16/12/2023).

Indonesia NPAP merupakan sebuah platform multipihak yang menyatukan para pembuat kebijakan, pakar, dunia usaha, pengusaha, dan organisasi masyarakat sipil untuk beraksi secara kolektif dalam upaya mencapai pengurangan 70 persen sampah plastik di laut pada tahun 2025 dan mendekati nol di pada tahun 2040. Indonesia NPAP merupakan wadah berkumpul para pihak untuk berkolaborasi dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam, membantu Indonesia mempercepat transisi menuju ekonomi sirkular dalam menyelesaikan krisis plastik. 

Mengusung tema “2023 Year-End Reflection: Paving the Future Against Plastic Pollution,” Circularity Exchange Tour dan Community Event bertujuan untuk memberikan wadah kepada anggota NPAP berbagi pencapaian, tantangan, dan berkolaborasi terkait inisiatif polusi plastik yang telah dilakukan. Acara ini juga membagikan rencana pengumpulan data plastik untuk tahun 2024 mendatang.

NPAP Community Event dibuka oleh perwakilan Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Rofi Alhanif, lalu dilanjutkan dengan presentasi oleh I Ketut Adi Wiguna S.H., M.Si, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas, Dinas Lingkungan Hidup Kota Denpasar, dan diakhiri oleh presentasi dan updating progress terkait data storage, serta program kerja oleh Rocky Pairunan, Ocean and Plastic Waste Manager, WRI Indonesia/Indonesia NPAP dan anggota NPAP. 

Pada sambutannya, Asdep Rofi mengucapkan apresiasi atas NPAP serta Coca-Cola Europacific Partners sehingga kegiatan Circularity Exchange Tour dan NPAP Community Event ini dapat terselenggarakan sebagai salah satu pendorong bagi target pemerintah terkait sampah plastik.

“Kami memulai kolaborasi dengan NPAP sejak 2019 yang merupakan pertama di seluruh dunia. Kita patut bangga dengan kolaborasi ini karena memberikan contoh untuk negara-negara lain, kalau keterlibatan dan kerja sama dari berbagai stakeholders dapat memberikan dampak terhadap pengurangan plastik,” ujar Asdep Rofi. 

“Persoalan plastik ini memang tidak bisa dikerjakan sendiri oleh pemerintah. Pada saat ini, di dunia sedang didiskusikan global plastic treaty, yang pada intinya adalah kerja sama untuk memecahankan masalah ini. Sekali lagi, kami berharap dukungan dari semua pihak pelaku sampah, karena Anda itu signifikan,” lanjutnya. 

Rocky Pairunan memberikan apresiasi setinggi-tingginya, kepada Kemenko Marves, mitra dan anggota NPAP karena telah mendorong platform kolaborasi multi-stakeholder. Rocky menambahkan NPAP akan mendorong implementasi dan meningkatkan komitmen dari anggota untuk membantu Indonesia bertransisi ke ekonomi sirkular dan mencapai pengurangan kebocoran sampah plastik sampai 70% di tahun 2025 dan near-zero leakage di tahun 2040. 

“Kami sudah mengidentifikasi dan mengumpulkan 300 komitmen dari 76 institusi, dengan nilai mencapai IDR21,77 triliun,” ucap Rocky. “Melalui kolaborasi, kami akan mendorong implementasi dan meningkatkan dampak dari komitmen tersebut, sebagai upaya transisi Indonesia ke ekonomi sirkular dan mencapai target pengurangan plastik di tahun 2025 dan 2040. Kami juga berharap dari partisipasi dan kolaborasi ada perubahan sistem dari konteks pendanaan, perbaikan tata kelola dan perubahan perilaku.”

Sebelum NPAP Community Event, peserta turut diajak berkeliling dalam Circularity Tour dengan kunjungan ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, lalu dilanjutkan ke Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recyle (TPS-3R) Desa Adat Seminyak dan berakhir di NPAP Community Event dengan di Kampus United in Diversity (UID), Bali. 

TPST Kesiman Kertalangu merupakan 1 dari 3 TPST yang telah dibangun oleh pemerintah dengan kerja sama bersama sektor swasta, untuk mengolah sampah kota Denpasar menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual ekonomi. Keluaran pengolahan menjadi bricket, wood pellets dan Refused Derived Fuel (RDF) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif atau substitusi parsial semen. 

“TPST Kesiman Kertalangu mampu mengelola 450 ton sampah per hari, dengan produk RDF, Bricket dan wood pellet. Pada saat ini, TPST Kesiman Kertalangu sedang dalam tahap commissioning atau uji coba dengan target operasionalisasi 60% di bulan Desember 2023 dan 100% di bulan Januari 2024. TPST juga sedang mempersiapkan penambahan mesin agar dapat mengelola sampah secara optimal dan sesuai target.” Jelas Andrean Raditha, Public & Government Relations PT Bali CMPP.

TPS-3R Desa Adat Seminyak didirikan pada akhir tahun 2003, untuk mengangkut sampah dari sekitar desa. Desa Adat Seminyak berinisiatif untuk membentuk usaha jasa angkutan sampah yang mengedepankan pengelolaan sampah secara terpadu sehingga dapat menguntungkan semua pihak.

“TPS-3R Desa Adat Seminyak sudah mulai beroperasi sejak akhir tahun 2003, mengangkut sampah dari rumah tangga dan usaha-usaha di sekitar desa adat. Hasil kelolaan sampah organik dijadikan pakan yang dibagikan ke kelompok ternak,” jelas I Komang Ruditha Hartawan, Ketua Pengelola TPS-3R Desa Adat Seminyak. “Selain itu, kami melaksanakan program pembelian bahan daur ulang atau bank sampah, dengan kerja sama bersama PKK Banjar Adat. TPS-3R juga bekerja sama dengan Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia untuk membangun Learning Center untuk pelajar SD, SMP, dan SMA,” lanjutnya.

Pada pemaparanya, Adi Wiguna menjelaskan kalau upaya pengelolaan sampah di kota Denpasar masih butuh perlu dioptimalkan, khususnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, fasilitas dan teknologi. Adi juga mengucapkan apresiasi kepada Kemenkomarves dan peserta kegiatan yang telah hadir, karena memberikan harapan dalam meningkatkan kemampuan pengelolaan sampah kota Denpasar.

“Upaya pengelolaan sampah di kota Denpasar, masih banyak yang perlu ditingkatkan. Dengan demikian, kita semua perlu bersinergi dengan semua pihak, termasuk masyarakat adat. Kami berterima kasih kepada yang hadir di acara ini karena telah menjadi harapan bagi kami untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah di Kota Denpasar,” terang Adi Wiguna.

Dihadiri lebih dari 50 peserta yang terdiri dari perwakilan pemerintah, sektor swasta, sektor sipil, innovator, dan institusi keuangan yang berasal dari lokal dan international, kegiatan ini menciptakan tempat untuk kerja sama dan kolaborasi antar peserta dalam upaya pengurangan polusi plastik di tahun 2024 mendatang.