
Sustainable Gayo Coffee Project
Mengurangi Deforestasi melalui Implementasi Produksi Berkelanjutan Kopi Gayo di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh
Tujuan
Sustainable Gayo Coffee Project bertujuan mengembalikan kondisi hutan dan menghentikan deforestasi yang timbul akibat praktik tidak berkelanjutan pada komunitas petani kopi gayo di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh. Proyek ini menargetkan bahwa pada akhir tahun 2027, komunitas petani di Bener Meriah mampu menerapkan praktik produksi kopi yang berkelanjutan dengan mengadopsi konsep perhutanan sosial yang mengintegrasikan upaya konservasi lingkungan dan memberikan dampak ekonomi bagi komunitas, serta mendukung produksi energi berkelanjutan dalam lingkup komunitas petani kopi gayo.
Lokasi
Desa Bale Redelong dan Pante Raya, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.
Megapa
Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar ke-3 di dunia pada tahun 2022 dengan produksi mencapai 782 juta kantong ukuran 60 kg, namun hanya menempati peringkat ke-8 dalam nilai ekspor, yaitu sebesar USD 1,27 miliar. Komoditas kopi berkontribusi sebesar 2,1% terhadap PDB sektor perkebunan Indonesia dan melibatkan lebih dari 1,3 juta petani lokal. Meski kopi merupakan salah satu komoditas ekspor utama Indonesia, kualitas kopi Indonesia masih kalah bersaing dibandingkan dengan negara seperti Brazil, Vietnam, dan Kolombia.
Provinsi Aceh bukanlah produsen kopi terbesar di Indonesia, namun kopi gayo merupakan salah satu specialty coffee yang berkontribusi besar terhadap ekspor kopi Indonesia. Kabupaten Bener Meriah terletak di dataran tinggi Gayo, lokasi budi daya kopi Arabika pertama di Indonesia. Kabupaten ini memiliki peran penting dalam upaya konservasi karena 114 ribu hektar Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) berada dalam wilayah administratif Kabupaten Bener Meriah.
Sayangnya, produksi kopi gayo di Bale Redelong, Kabupaten Bener Meriah belum mempertimbangkan upaya konservasi dan keanekaragaman hayati di zona penyangga KEL dan kawasan perhutanan sosial. Komunitas petani lokal terus melakukan ekspansi perkebunan kopi mereka ke dalam kawasan hutan lindung dan zona penyangga KEL sehingga meningkatkan deforestasi. Koperasi di Bale Redelong masih menjalankan pendekatan “business as usual” dan belum mengintegrasikan praktik konservasi ke dalam praktik pertanian mereka.
Kopi gayo hasil produksi Petain di Bale Redelong diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan pasar Uni Eropa. Seperti halnya komoditas pertanian lainnya, kopi Indonesia, khususnya kopi gayo, menghadapi tantangan kebijakan perdagangan seperti European Deforestation-free Regulation (EUDR) yang mencegah impor komoditas yang terkait dengan deforestasi dan degradasi hutan ke pasar Uni Eropa.
Seiring dengan kondisi dan tantangan saat ini, pemerintah Bener Meriah membutuhkan dukungan dalam menyediakan kebijakan yang memadai serta pendanaan untuk memperkuat implementasi Good Agricultural Practices (GAP), Sustainable Coffee Farming (SCF), dan Agroforestry Practices (AP).
Bagaimana
WRI Indonesia, dengan dukungan dari HSBC Philanthropic Program, melaksanakan proyek yang bertujuan untuk mencegah deforestasi dengan memperkenalkan agroforestri berkelanjutan serta membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal. Inisiatif ini mendukung petani kopi gayo di Bale Redelong, Bener Meriah dalam mengadopsi praktik agroforestri berkelanjutan serta proses produksi dan bisnis yang ramah lingkungan.
Untuk menciptakan dampak yang signifikan, proyek ini akan berfokus pada intervensi berikut:
- Konservasi Hutan
• Pengenalan praktik pengelolaan perhutanan sosial.
• Peningkatan kesadaran dan pembangunan kapasitas terkait pengelolaan hutan berkelanjutan.
• Pelatihan agroforestri kopi bagi petani. - Peningkatan Pengolahan Pascapanen dan Pengembangan Energi Terbarukan
• Program pembangunan kapasitas untuk meningkatkan proses pascapanen kopi dan efisiensi energi.
• Pengenalan pengetahuan teknis dalam mengolah limbah kopi menjadi bioetanol dan/atau biomassa. - Penguatan Sistem Pasar
• Pendampingan bagi komunitas dalam mengembangkan model bisnis.
• Penyusunan materi komunikasi untuk pemasaran produk.
• Fasilitasi keterlibatan petani dalam berbagai pasar kopi tahunan, lokakarya, dan acara terkait.
Donor
HSBC Philanthropy Program
Publikasi Terkait