William P. Sabandar adalah seorang ahli di bidang transportasi, rekonstruksi pasca bencana dan pembangunan berkelanjutan. Ia memimpin pembangunan dan pengoperasian MRT yg pertama di Indonesia sebagai Direktur Utama PT MRT Jakarta (2016-2022), dan saat ini ia menjabat sebagai Komisaris PT MRT Jakarta. Selain itu ia aktif mendirikan dan menjabat sebagai Chief Operating Officer dari  Konsil Bisnis Indonesia (IBC).      

Ia memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Hasanuddin, gelar Master of Engineering Science dari University of New South Wales (Australia), dan gelar PhD dari University of Canterbury (New Zealand).        

Karier William dimulai sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Pekerjaan Umum pada tahun 1991. Ia ditempatkan di Maluku dan bertugas melakukan perencanaan dan pengawasan jalan nasional dan provinsi. Namun, minatnya yang besar dalam bidang transportasi mendorongnya untuk menuntut ilmu lebih lanjut di Australia dan New Zealand. Setelah menyelesaikan studi, ia kembali ke Indonesia untuk terlibat dalam misi rekonstruksi pasca tsunami di Aceh dan Nias (2005-2009).

Pada tahun 2009, William meneruskan misi kemanusiaan dengan menangani pemulihan pasca bencana Siklon Nargis di Ayeyarwady Delta, Myanmar, dari tahun 2009 hingga 2010. Ia ditugaskan sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal ASEAN dan Kepala Operasi Rekonstruksi di Myanmar.    Dalam kariernya, William juga menempati berbagai jabatan pemerintah. Ia menjadi Asisten Kepala pada Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Deputi Operasional Badan Pengelola REDD+ dan kemudian menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Satgas Nasional untuk Percepatan Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.    

Karier William mencerminkan kepemimpinan dan komitmennya dalam memajukan bidang transportasi, pembangunan berkelanjutan serta membantu masyarakat yang membutuhkan. Dedikasinya untuk membangun kembali daerah-daerah pasca bencana dan berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur telah meninggalkan jejak positif dalam kemajuan Indonesia.