Ringkasan

Jutaan penduduk di beberapa kota yang berkembang pesat di dunia, tidak memiliki akses terhadap energi bersih yang dapat diandalkan dan tantangan untuk mencapainya tidak semakin mudah. Pada 2012, hanya terdapat 58% penduduk kota yang mempunyai akses listrik di negara-negara berpendapatan rendah dan sekitar 500 juta penduduk perkotaan di seluruh dunia menggunakan bahan bakar yang kotor dan berbahaya untuk memasak seperti batu bara dan kayu. Pada 2050, diperkirakan jumlah penduduk perkotaan di dunia akan meningkat hingga 2,4 miliar dari tahun 2015, di mana sebagian besar pertumbuhan penduduk terkonsentrasi di Afrika dan Asia, sehingga menyebabkan tantangan akses energi perkotaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, khususnya bagi mereka yang belum cukup mendapatkan akses pembangunan. Terlebih lagi, model pengembangan intensif-karbon yang telah lama digunakan di belahan dunia utara sudah tidak dapat dipertahankan lagi sehingga memunculkan kekhawatiran yang semakin besar terhadap dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh polusi udara dan kebutuhan akan mitigasi kerawanan energi dan risiko terhadap iklim. Laporan terbaru mengenai Sumber Daya Dunia (World Resources Report) oleh WRI, "Menuju Kota yang Lebih Berkeadilan" menyajikan solusi yang dapat meningkatkan kesehatan penduduk, lingkungan dan perekonomian kota secara keseluruhan.

Temuan Utama

  • Energi merupakan hal mendasar untuk produktivitas ekonomi dan mata pencaharian, dan perkotaan memiliki peran besar dalam menentukan penyediaan dan penggunaannya.

  • Perkotaan di belahan dunia selatan menghadapi tiga tantangan energi yang mendasar, yakni kebutuhan mendesak untuk meningkatkan akses terhadap energi bersih, terjangkau dan dapat diandalkan; bagaimana memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat seraya menangani pasokan yang tidak memadai dan sistem yang tidak efisien; dan pentingnya membuat grafik model pengembangan baru yang menghambat pertumbuhan emisi karbon dan yang tidak menggunakan bahan bakar fosil secara intensif.

  • Terdapat solusi yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk kota yang belum mendapatkan akses pembangunan, dan memberikan manfaat ekonomi serta lingkungan untuk seluruh kota.

  • Kita menyoroti tiga solusi di mana kota ini sendiri dapat menjalankan peran sebagai pelaksana kunci, yakni mempercepat perubahan proses memasak menjadi lebih bersih; meningkatkan distribusi energi terbarukan di dalam perkotaan; dan meningkatkan efisiensi energi pada bangunan dan peralatan.

  • Solusi-solusi ini membutuhkan lembaga dan tata kelola, keuangan, dan kebijakan yang memungkinkan dilakukannya pemerataan energi, serta keputusan yang dibuat oleh berbagai pelaku di perkotaan.