Jika Anda membaca artikel ini, kemungkinan besar Anda hidup di kota. Setengah umat manusia saat ini hidup di kota dan jumlahnya terus bertambah. Semakin banyak manusia meninggalkan pedesaan yang menjadi tempat tinggal nenek moyak kita, semakin kita terasing dari hutan. Pohon-pohon terus ditebang dan digantikan oleh lahan pertanian, perumahan dan ekspansi perkotaan.

Akan tetapi, meskipun Anda tinggal di tengah hutan beton, bukan berari hutan tidak penting. Hari ini adalah Hari Hutan Internasional. Tema tahun ini adalah Hutan dan Kota Berkelanjutan. Luangkan waktu sejenak untuk merenungkan seberapa banyak Anda bergantung pada ekosistem ini, dari taman di lingkungan Anda hingga hutan hujan Amazon yang jauh.

1. Pepohonan di wilayah perkotaan membuat orang lebih sehat dan senang.

Pepohonan di jalanan kota dan taman tidak hanya menaikkan nilai properti, namun juga menyediakan peneduh yang mengurangi biaya energi dan membantu menahan air setelah badai. Mereka juga baik untuk jiwa dan raga. Hutan kota membantu membersihkan membersihkan polutan di udara, mengurangi penyakit pernapasan. Kehadirannya juga membuat Anda merasa lebih baik: Menurut sebuah penelitian di Toronto, setiap 10 pohon di satu blok kota meningkatkan persepsi masyarakat akan kesehatan mereka sebagaimana jika pendapatan mereka meningkat sebesar US$10.000 atau mereka tujuh tahun lebih muda.

​2. Hutan kota menyediakan air, energi dan perlindungan dari cuaca ekstrem untuk masyarakat kota

Banyak layanan hutan di sekitar kota memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari di kota-kota dunia. Banyak kota tersebut, termasuk Bogota, New York dan Singapura, telah berinvestasi pada perlindungan daerah aliran sungai (DAS) berhutan untuk memastikan pasokan air bersih untuk minum dan sanitasi. Daerah tangkapan hutan juga mengisi waduk di bagi bendungan hidroelektrik yang menjadi sumber energi lampu kota.

Di tengah meningkatnya peristiwa cuaca ekstrim karena perubahan iklim, peran hutan dalam mengurangi dampaknya semakin terlihat. Vegetasi hutan alami membantu mengurangi longsor dan banjir yang sering terjadi ketika hujan lebat. Restorasi hutan bakau tropis dapat melindungi kota-kota pesisir seperti Mumbai dari badai dan kenaikan permukaan laut. Di daerah pegunungan, pepohonan di lereng yang curam dapat membantu mengurangi risiko longsoran salju setelah hujan salju lebat.

3. Hutan di mana saja menghasilkan kayu dan melindungi iklim.

Kota-kota tidak hanya bergantung pada pepohonan di sekitar mereka. Kayu dari hutan-hutan di daerah lain telah lama digunakan untuk kebutuhan konstruksi perkotaan, di mana spesies kayu tropis yang tahan busuk menjadi pilihan untuk trotoar dan bangku taman yang berada di luar ruangan. Cara penggunaan kayu dalam arsitektur perkotaan sedang mengalam perubahan, di mana estetika dan struktur digabungkan dengan teknologi baru untuk membangun bangunan rendah karbon yang efisien. Struktur “kayu massal” seperti itu dapat menyangga lebih dari 10 lantai sebagai alternatif beton dan baja yang ramah lingkungan.

ISelain itu, ilmuwan juga telah menunjukkan peran hutan dalam memastikan kesejahteraan global, termasuk keberlangsungan kota, melalui peran pepohonan dalam menjaga iklim secara lokal maupun global. Saat ini, diperkirakan sepertiga aksi untuk mencegah bencana perubahan iklim yang hemat biaya melibatkan hutan, termasuk mengurangi emisi akibat deforestasi dan meningkatkan penyimpanan karbon melalui reforestasi dan restorasi. Disamping itu, telah terbukti bahwa hutan mengatur siklus hidrologi tidak hanya di DAS setempat, tetapi juga di seluruh benua melalui curah hujan yang dihasilkan, mendukung keberlanjutan produktivitas sistem pertanian dunia.

Apa yang Dapat Dilakukan Kota-Kota untuk Melindungi Hutan di Daerah Lain?

Pilihan konsumen perkotaan berkontribusi pada hilangnya hutan — penyebab utama deforestasi tropis adalah konversi hutan menjadi pertanian komersial untuk melayani pasar komoditas global. Hutan sering dikonversi menjadi padang rumput untuk ternak sapi, lahan pertanian untuk kedelai dan perkebunan untuk kelapa sawit dan kayu dengan pertumbuhan.

Banyak kota mulai memahami nilai hutan kota dan hutan sekitar serta berusaha melindungi dan meningkatkan kepadatan pohon secara aktif agar berbagai manfaat yang diberikan dapat dirasakan. Tahun lalu, misalnya, 17 negara Asia membuat Rencana Aksi terkait pengembangan hutan kota dan pinggiran kota di sekitarnya.

Kesadaran mengenai hal-hal yang dapat dilakukan oleh kota-kota untuk melindungi hutan yang jauh, bagaimanapun, masih dalam tahap awal. Setidaknya ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh pemimpin kota untuk membuat perubahan:

  1. Menerapkan kebijakan pengadaan yang ramah hutan. Kebijakan ini termasuk menghindari penerimaan produk yang diasosiasikan dengan deforestasi, kecuali produk tersebut memiliki sertifikasi independen terkait produksi secara legal dan berkelanjutan. Menyediakan pasar untuk kayu yang dipanen secara legal dan berkelanjutan dapat menciptakan insentif bagi masyarakat pedesaan untuk menjaga hutan dan tidak mengubah peruntukkannya.

  2. Menyediakan pasar untuk layanan ekosistem hutan, terutama karbon. Banyak kota besar di dunia telah berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada pertengahan abad atau sebelumnya. Sementara sebagian besar pengurangan emisi dapat dan harus dicapai melalui pengurangan pembakaran bahan bakar fosil, pembelian karbon hutan dari daerah tropis akan sangat membantu.

  3. Meningkatkan kesadaran. Sebagian besar penduduk kota tidak menyadari seberapa besar kesejahteraan mereka bergantung pada barang dan jasa yang dihasilkan oleh hutan. Dengan pendidikan lingkungan, masyarakat dapat menggunakan uang dan suara mereka untuk membuat pilihan yang lebih ramah hutan.