Swedia mencatatkan tingkat kematian akibat kecelakaan terendah di seluruh dunia setiap tahunnya, kurang dari 3 per 100.000 orang. Sementara, negara-negara seperti Amerika Serikat dan India mencatatkan tingkat kematian 11 dari 100.000 orang.

Salah satu alasan adalah pendekatan Safe System.

Mencegah Kematian Akibat Kecelakaan dengan Safe System

Pada tahun 1999, Parlemen Swedia membentuk program keselamatan jalan dengan nama Vision Zero. Berbeda dengan metode peningkatan jalan biasanya yang berfokus pada pengemudi, seperti kampanye penggunaan sabuk pengaman dan mengemudi tanpa pengaruh, Swedia menerapkan pendekatan Safe System. Pendekatan ini didasari oleh pemahaman bahwa kesalahan manusia tidak dapat dihindari, namun korban jiwa dan cedera serius akibat kecelakan tidak seharusnya terjadi. Safe System tidak berfokus meningkatkan rasa tanggung jawab manusia, namun meningkatkan kemanan semua bagian sistem mobilitas untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan fatal atau parah. Sistem ini mencoba menurunkan eksposur terhadap daya tabrakan yang dapat berakibat fatal dengan menjaga kecepatan di tingkat yang dapat ditanggung manusia dan memisahkan moda transportasi jika diperlukan. Strategi tersebut berhasil. Angka kematian akibat kecelakaan di Swedia turun 55 persen antara tahun 1994 dan 2015.

Negara lain seperti Belanda dan Norwegia telah menggunakan pendekatan yang sama. Seperti yang didokumentasikan dalam laporan WRI baru, negara-negara yang menggunakan Safe System mencatatkan kematian akibat kecelakaan di tingkat terendah dengan penurunan tertinggi dalam 20 tahun terakhir.Lebih dari satu juta kematian dapat dihindari setiap tahunnya jika seluruh dunia mencapai tingkat keselamatan jalan yang dicapai oleh negara-negara dengan kinerja terbaik ini.

Pendekatan ini terlihat menjanjikan bagi negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana 90 persen dari kematian terkait lalu lintas dunia terjadi.

Seperti Apakah Safe System?

Warga sering kali disebut sebagai penyebab tabrakan lalu lintas karena tidak memperhatikan atau mengemudi terlalu cepat. Namun, pola pikir ini tidak mempertimbangkan apakah jalanan yang ada sudah aman untuk pejalan kaki, pengemudi dan pesepeda. Manusia akan selalu melakukan kesalahan, namun tidak seharusnya mereka membayarnya dengan nyawa. Pendekatan Safe System memandang keselamatan di jalan sebagai masalah kesehatan masyarakat, bukan tanggung jawab pribadi semata. Dengan demikian, pendekatan ini mengalihkan tanggung jawab dari pengguna jalan ke perencana kota dan pejabat yang merancang jalan. Upaya ini melibatkan strategi holistik seperti:

1) Merancang jalan dengan orientasi keamanan

Desain jalan sangat berdampak pada perilaku manusia. Meskipun hal ini terdengar seperti sesuatu yang sudah jelas, kenyataannya banyak jalan di seluruh dunia dirancang untuk memaksimalkan kecepatan atau memperbaiki arus lalu lintas dan membahayakan pengguna jalan. Bogota, Kolombia baru-baru ini menerapkan Safe System Vision Zero, yang menargetkan desain jalan di sekitar sekolah dan rumah sakit pada fase pertama. Langkah untuk memperlambat lalu lintas seperti polisi tidur, penyempitan jalur, peningkatan marka jalan dan ruang terlindungi untuk pejalan kaki mengurangi kecepatan kendaraan dan meningkatkan jarak pandang bagi pejalan kaki. Hasil awal menunjukkan bahwa strategi dan langkah Safe System lainnya telah membantu mengurangi korban kecelakaan di Bogota sebanyak 8 persen hanya dalam satu tahun.

2) Meningkatkan opsi mobilitas

Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat perjalanan kendaraan pribadi, semakin besar eksposur risiko pengemudi, penumpang dan pengguna jalan lainnya. Jadi, jika lebih banyak orang berjalan kaki, bersepeda dan menggunakan kendaraan umum, keselamatan jalan secara keseluruhan akan membaik. Selain itu, kegiatan fisik juga meningkat dan emisi berkurang.

Di Bogota, para pejabat mereformasi sistem bus umum kota yang kacau dengan menerapkan sistem Bus Rapid Transit (BRT) dengan jalur khusus, halte bus tertutup dan bus berkualitas tinggi, sembari memperbaiki jalur pejalan kaki dan jalur sepeda. Hasilnya, terjadi penurunan kematian lalu lintas yang signifikan di Bogota. Saat perbaikan infrastruktur ini melambat, penurunan kematian lalu lintas juga melambat. Rencana ambisius untuk memperluas sistem BRT dan membangun metro diharapkan dapat meningkatkan keamanan sistem mobilitas lebih jauh lagi.

3) Mengelola kecepatan untuk mengurangi tingkat kematian

Pada kecepatan rendah, pengemudi memiliki jarak pandang yang lebih luas, lebih banyak waktu untuk bereaksi terhadap kejadian tak terduga dan kemampuan berhenti dalam jarak yang lebih pendek. Selanjutnya, kecepatan tabrakan di mana manusia dapat bertahan umumnya jauh lebih rendah dari perkiraan. Misalnya, pejalan kaki memiliki 90 persen peluang bertahan jika tertabrak kendaraan dengan kecepatan 30 kilometer per jam (kmh). Sementara dengan kecepatan 50 kmh, peluang bertahan hanya 15 persen. Mexico City baru-baru ini menerapkan strategi berbasis Safe System serta mengurangi batas kecepatan dan memperbarui sistem denda untuk pelanggaran lalu lintas ringan. Sebagai hasil dari strategi ini dan beberapa strategi lainnya, angka kematian di Mexico City telah berkurang sebanyak 14 persen dalam dua tahun terakhir.

4) Koordinasi institusi

Safe System didasari premis bahwa perencana mobilitas, operator dan pengambil keputusan harus menjamin keamanan warga negara dan membantu pengguna jalan untuk berperilaku aman. Untuk itu, koordinasi yang kuat dengan berbagai aktor sangat dibutuhkan. Rencana Vision Zero di Swedia melibatkan teknisi lalu lintas, penegakan hukum, desainer kendaraan, spesialis medis, edukator, wartawan, ilmuwan sosial dan pejabat pemerintah.

Harga yang Harus Dibayar untuk Kegagalan Bertindak

Safe System dapat diterapkan di mana saja, namun ada kebutuhan mendesak di negara berkembang. Sembilan puluh persen dari 1,25 juta korban jiwa akibat kecelakaan tahunan terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Ini adalah krisis kesehatan manusia dan ekonomi: Biaya yang harus ditanggung akibat tabrakan lalu lintas diperkirakan sekitar 5 persen dari produktivitas ekonominya, sama seperti jika negara-negara ini mengalami resesi terus menerus. Amerika Serikat kehilangan 5 persen PDB selama resesi besar di tahun 2008. Jalanan yang aman merupakan kebutuhan dan tidak seharusnya menjadi barang mewah. Jika kita tidak mengambil tindakan, harga yang harus dibayar jauh lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan untuk bertindak.

Ironisnya, cara mencegah kematian di jalan sudah jelas. Panduan dalam Sustainable and Safe: A Vision and Guidance for Zero Road Deaths menjelaskannya secara rinci. Sekarang, keselamatan manusia bergantung pada para pengambil keputusan, pakar teknis dan masyarakat.