Melindungi hutan tropis sangat penting dalam mencapai target iklim yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Paris. Global Forest Watch Climate baru-baru ini merilis perkiraan emisi karbon dioksida terkait data kehilangan tutupan pohon hutan tropis 2017. Angka-angka ini mengonfirmasi apa yang telah kita ketahui selama ini. Jika kondisi hilangnya tutupan pohon hutan tropis terus berlanjut, kemungkinan besar kita tidak akan bisa membatasi pemanasan global di bawah 2°C seperti yang telah ditargetkan.

Di bawah ini adalah lima angka yang menunjukkan betapa pentingnya hutan tropis dalam upaya mencegah perubahan iklim lebih lanjut, dan seberapa besar kehadiran mereka dibutuhkan dalam agenda mitigasi perubahan iklim global.

Jika deforestasi hutan tropis diibaratkan seperti sebuah negara, ia akan menduduki peringkat ketiga dalam emisi setara karbon dioksida, tepat setelah Tiongkok dan Amerika Serikat.

Emisi kotor karbon dioksida tahunan akibat kehilangan tutupan pohon di negara-negara tropis rata-rata mencapai 4,8 gigaton per tahun pada periode 2015 hingga 2017. Dengan kata lain, hilangnya tutupan pohon hutan tropis saat ini setiap tahunnya menghasilkan emisi lebih banyak dari 85 juta mobil sepanjang masa pakai mereka.

Semakin memburuk. Rata-rata emisi tahunan dalam tiga tahun terakhir tercatat 63 persen lebih tinggi dari 14 tahun lalu.

Dari semua Komitmen Kontribusi Nasional (NDC) di bawah Persetujuan Paris, hutan merupakan seperempat dari seluruh rencana pengurangan emisi di tahun 2030. Meskipun tingkat kehilangan tutupan pohon di beberapa wilayah menunjukkan tren penurunan, data terbaru tahun 2017 menunjukkan bahwa banyak negara yang salah arah dalam upaya pencapaian tujuan tersebut. Rata-rata emisi dari tahun 2015–ketika Perjanjian Paris ditandatangani–hingga 2017 mencapai 63 persen lebih tinggi dari rata-rata emisi selama 14 tahun terakhir (3,0 gigaton per tahun berbanding 4,9 gigaton per tahun).

Data kehilangan tutupan pohon tahunan dari Global Forest Watch dapat menjadi dasar yang akurat bagi perkiraan deforestasi hutan tropis yang dilaporkan secara nasional. GFW Climate menggunakan kumpulan data global ini dalam memperkirakan emisi karbon dari pengangkatan biomassa di atas permukaan tanah.

Hutan berperan penting dalam menanggulangi perubahan iklim bukan hanya karena karbon yang tersimpan dalam pohon. Hutan juga berkontribusi besar dalam upaya pendinginan wilayah setempat—setara dengan lebih dari 2 unit pendingin ruangan per pohon.

<p>Rowing across a lake in Peru\'s Amazon. Flickr/WRI</p>

Mendayung perahu mengarungi sebuah danau di Peru, Amazon. Flickr/WRI

Selain perannya dalam persediaan karbon global, hutan juga berperan penting dalam mengatur iklim di tingkat lokal dengan melindungi permukaan tanah dan mengalirkan air. Setiap 100 liter air yang dialirkan pohon (baru sebagian kecil dari total air yang dialirkan oleh pohon setiap harinya) setara dengan dua unit pendingin ruangan sentral yang dihidupkan sepanjang hari ( dinginnya setara dengan pemakaian listrik 70 kilowatt-jam ).

Di sisi lain, deforestasi dapat meningkatkan suhu udara lokal di daerah tropis dan daerah dengan suhu sedang hingga 1°C serta meningkatkan variasi suhu harian hingga 2°C di daerah tropis dan 2,85°C di daerah dengan suhu sedang.

Hutan Tropis menyebabkan 8 persen masalah, namun menyediakan 23 persen solusinya.

Saat ini, sekitar 8 persen emisi global disebabkan oleh kehilangan tutupan pohon pada hutan tropis. Namun, hutan-hutan ini juga menyediakan 23 persen upaya penanggulangan iklim hemat biaya yang dibutuhkan sebelum tahun 2030. Saat ini, NDC yang ada masih belum memenuhi total mitigasi yang diperlukan untuk menjaga emisi di tingkat 2°C pada tahun 2030. Di sisi lain, sekitar 7,1 gigaton karbon dioksida dapat dikurangi setiap tahunnya melalui pengelolaan, perlindungan dan pemulihan hutan tropis, bakau dan lahan gambut. Angka ini setara dengan gabungan total emisi karbon dioksida ekuivalen di Rusia, Uni Eropa dan Jepang pada tahun 2014 . Potensi pengurangan karbon dioksida ini dihitung berdasarkan angka emisi yang dapat dicegah melalui penghentian deforestasi dan degradasi serta penghapusan karbon atmosferik yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan restorasi hutan.

Hanya 3 persen dana mitigasi iklim dialokasikan untuk Hutan.

Dengan segala potensi yang dimiliki, pendanaan terkait hutan—bahkan untuk negara dengan tingkat deforestasi tinggi—hanya menerima kurang dari 3 persen pendanaan pembangunan terkait mitigasi iklim global. Untuk mencapai tujuan iklim global, sangat penting bagi pelaku nasional dan lokal untuk menggandakan investasi pada strategi pengurangan deforestasi yang telah teruji dalam upaya mitigasi perubahan iklim.