Pertemuan negosiasi iklim PBB selalu memunculkan sejumlah jargon yang sulit dipahami bahkan oleh ahli lingkungan sekalipun. Tidak terkecuali pertemuan COP22 di Marrakesh tahun ini.

Meskipun istilah-istilah dan singkatan-singkatan tersebut terkesan rumit dan membingungkan, mereka sangat penting untuk dimengerti—tidak hanya untuk negosiasi, tetapi bagi kita semua yang peduli pada isu pemanasan global.

Berikut ini adalah daftar istilah dalam COP22 beserta penjelasan dan implikasinya untuk mengatasi perubahan iklim.

Istilah-istilah mendasar:

COP: The Conference of the Parties, Pertemuan Para Pihak, atau pertemuan tahunan 197 negara yang telah bergabung dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah perjanjian internasional tentang lingkungan yang diadopsi tahun 1992 untuk menstabilkan emisi gas rumah kaca global. Tahun ini, COP diadakan di Marrakesh, Maroko dan merupakan pertemuan yang ke-22, sehingga disebut COP22.

Pihak: Sebuah negara atau kelompok regional (seperti Uni Eropa) yang telah bergabung ke dalam persetujuan internasional tertentu, seperti UNFCCC atau Persetujuan Paris.

Perjanjian Paris: Perjanjian internasional tentang perubahan iklim di bawah UNFCCC yang telah diadopsi oleh 196 Pihak tahun lalu pada COP21 di Paris.

Target jangka panjang: Target global yang disahkan oleh Persetujuan Paris. Termasuk di dalamnya adalah target untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius dan mengejar upaya untuk membatasi ke 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, serta mencapai emisi bersih nol (dimana emisi gas rumah kaca tidak melebihi batas kapasitas serapan karbon dunia). Semua pihak dalam Persetujuan Paris telah sepakat untuk mengambil tindakan di negara masing-masing untuk secara kolektif mencapai target jangka panjang ini.

INDC dan NDC: INDC (Intended Nationally Determined Contribution atau Kontribusi Nasional yang Diniatkan), mengacu pada 163 rencana iklim nasional yang telah diserahkan negara-negara kepada PBB sejauh ini (mereka berasal dari 190 negara karena Uni Eropa menyampaikan satu dokumen untuk 28 negara anggotanya). Sebagian besar menjabarkan target reduksi emisi mereka, rencana adaptasi, dan target aksi iklim mereka. INDC berubah menjadi NDC, setelah negara-negara secara resmi bergabung ke dalam Persetujuan Paris dan menjadi Parties/Pihak-pihak.

Ratifikasi, Penerimaan, dan Persetujuan: Setelah para pihak mengadopsi Persetujuan Paris di COP21 di Paris, mereka perlu secara resmi bergabung. Para pihak melakukannya dengan menyelesaikan apapun proses persetujuan domestik dalam negara yang mendikte perjanjian internasional, dan kemudian menyerahkan dokumen resmi ke PBB, atau yang dikenal sebagai instrumen ratifikasi, penerimaan, atau persetujuan. Sejauh ini, 97 pihak, mewakili hampir 70 persen emisi global, telah meratifikasi Persetujuan Paris. Selanjutnya akan ada acara ratifikasi selama COP22 dimana negara-negara yang belum meratifikasi akan diberikan kesempatan untuk melakukannya.

Pemberlakuan: Ketika Persetujuan Paris secara penuh berlaku. Pemberlakuan terjadi 30 hari setelah 55 negara, mewakili 55 persen emisi gas rumah kaca global, bergabung ke dalam perjanjian ini. Perjanjian Paris mulai berlaku tanggal 4 November, bertahun-tahun lebih cepat dari ekspektasi.

Istilah-istilah Khusus:

CMA1: Singkatan untuk mendeskripsikan pertemuan resmi para pihak dalam Persetujuan Paris. (Sumber akronim CMA1 diambil dari Conference of the Parties Serving as the Meeting of the Parties to the Paris Agreeement atau Konferensi Para Pihak yang berfungsi sebagai Pertemuan Para Pihak pada Persetujuan Paris). Pertemuan ini akan berlangsung pada saat COP22 karena Persetujuan Paris telah diberlakukan. CMA sekarang menjadi badan penyelenggaraan resmi Persetujuan Paris, dan saat CMA1, para pihak akan membuat keputusan-keputusan penting perihal aturan dan proses persetujuan tersebut.

Penundaan: Meskipan CMA1 akan dilaksanaan berdekatan dengan COP22, CMA1 diperkirakan akan diperpanjang dan dilanjutkan lagi saat pertemuan COP berikutnya. Hal ini diharapkan dapat memberikan waktu tambahan kepada para pihak untuk menuntaskan peraturan dan prosedur persetujuan, yang sangat penting untuk memastikan kesuksesan penyelenggaraan. Para pihak juga dapat menetapkan tanggal ditutupnya CMA1.

Modalitas, Prosedur, dan Pedoman/Modalities, Procedures, and Guidelines (MPG): Pada dasarnya, sebuah buku aturan yang perlu ditetapkan dan disediakan kepada para pihak sebagai panduan untuk menyelenggarakan berbagai elemen dalam perjanjian Paris, dan bertujuan untuk mencapai target jangka panjang, termasuk elemen transparansi, NDC, dan isu lainnya. MPG ini akan dinegosiasikan oleh para pihak beberapa tahun ke depan.

Badan-badan dalam UNFCCC: Di luar COP dan CMA, sejumlah badan lain berperan penting dalam pembuatan dokumen MPG. Badan-badan tersebut adalah APA (Ad Hoc Working Group on the Paris Agreement atau Kelompok Kerja Spesifik untuk Persetujuan Paris) yang merupakan badan negosiasi yang didirikan pada COP21 untuk mempersiapkan berlakunya Persetujuan Paris, dan SBI (Subsidiary Body for Implementation atau Badan Pendukung Pelaksanaan) dan SBSTA (Subsidiary Body for Technological dan Scientific Advice atau Badan Pendukung untuk Teknologi dan Saran Ilmiah), badan-badan yang didirikan dibawah UNFCCC untuk memberikan bantuan teknis ke para pihak.

Mekanisme Ambisi: Berbagai elemen Persetujuan Paris yang tergabung untuk meningkatkan ambisi aksi iklim dari waktu ke waktu dan memastikan target jangka panjang Persetujuan Paris dapat dicapai.

Inventarisasi Global/Global Stocktake: Momen kolektif untuk menampung kemajuan dari capaian target jangka panjang Persetujuan Paris. Inventarisasi global akan dilaksanakan setiap lima tahun, dimulai dari tahun 2023, dan akan menjadi masukan untuk penyerahan NDC yang baru.

Dialog fasilitatif tahun 2018: Momen pertama dimana negara-negara akan mendapat kesempatan untuk menginventarisasi kemajuan awal dan menginformasikan perbaruan atau penyerahan NDC menjelang 2020. Para pihak masih perlu menentukan proses untuk merancang bagaimana momen ini akan dilaksanakan. Agenda untuk dialog fasilitatif tahun 2018 akan dibicarakan pada COP22.

Target 100 Miliar Dolar AS: Sebuah target yang ditetapkan pada tahun 2009 saat COP15 di Copenhagen, dimana negara maju telah berkomitmen untuk memobilisasi bantuan finansial sebesar 100 miliar dolar AS per tahun dari sumber publik dan swasta untuk membantu negara-negara berkembang mewujudkan program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Peta jalan menuju 100 miliar dolar AS mengacu pada rencana negara maju, yang diminta saat COP21 di Paris, dan dikeluarkan bulan Oktober tahun ini, berisi bagaimana negara-negara maju dapat meningkatkan pembiayaan dari sumber publik dan swasta untuk memenuhi target ini.

Dana Adaptasi: Dana yang didirikan tahun 2001, terakhir kali COP diadakan di Marakesh, untuk memdukung proyek-proyek adaptasi di negara berkembang. Dana ini dirancang untuk menyokong Protokol Kyoto, tetapi dengan berakhirnya komitmen Protokol tahun 2020, masa depan dana ini masih belum jelas. Pada COP22, negara-negara akan mempertimbangkan apakah dan bagaimana Dana Adaptasi ini dapat membantu Perjanjian Paris.

Aktor non-Negara: Setiap kesatuan di luar negara, seperti kota, bisnis, atau kelompok industri. Karena NDC saja tidak cukup membatasi kenaikan suhu global sebesar 1,5-2 derajat Celcius, tindakan iklim dari aktor non-negara sangat penting.

Aksi Iklim Global: Platform resmi COP22 untuk aktor non-negara untuk mengumumkan inisiatif iklim mereka. Platform ini sebelumnya dikenal sebagai Agenda Aksi Lima-Paris (the Lima-Paris Action Agenda). Climate Champions/Pemenang iklim: Peran baru dalam COP22. Dua “Pemenang,” Duta Besar untuk Perubahan Iklim di Perancis, Laurence Tubiana dan Menteri Delegasi Lingkungan untuk Maroko, Hakima El Haite akan menggalang aksi dari seluruh peserta COP, yang difokuskan kepada aktor non-negara. Satu pemenang iklim yang baru, yang mewakili presiden COP tahun berikutnya, akan menggantikan presiden sebelumnya setiap tahun.

Eliza Northrop, Joe Thwaites, Cynthia Elliott and David Waskow turret berkontribusi dalam blog ini.