Artikel ini awalnya dipublikasikan di The Guardian.

Mengapa kita membiarkan sejarah berulang? Kurang dari enam bulan yang lalu, kebakaran melanda Indonesia, menyelimuti Indonesia dan negara tetangga dengan asap beracun dan melepaskan lebih banyak gas rumah kaca daripada yang Jerman hasilkan selama setahun. Pada akhirnya, api berhenti, udara kembali bersih, dan dunia berhenti membicarakan tentang krisis kebakaran ini. Tetapi kebakaran akan terjadi lagi. Kebakaran ini, disebabkan oleh pengelolaan hutan dan praktik pertanian yang tidak lestari, adalah siklus yang menghancurkan dan mahal yang telah terjadi beruang kali selama puluhan tahun.

Untungnya, sekelompok industri, pemerintah, dan pemimpin masyarakat sipil duduk bersama minggu lalu untuk menemukan solusi. Tropical Forest Alliance (TFA 2020) adalah kemitraan global yang bertujuan untuk mengakhiri deforestasi yang disebabkan oleh produksi komoditas seperti minyak sawit, kedelai, daging, dan kertas dan bubur kertas. Mengakhiri deforestasi adalah tantangan yang sulit, tetapi perusahaan di ruangan tersebut tampak lebih berkomitmen dan termotivasi daripada biasanya.

Pembukaan hutan untuk memberi jalan bagi pertanian berkontribusi terhadap 80 persen deforestasi global. Sementara itu, perhatian masyarakat terhadap deforestasi sedang naik. Perusahaan, terutama dengan merek yang berhadapan langsung dengan pelanggan, telah menjadi lebih peduli terhadap risiko reputasi, operasi, dan hukum yang dihasilkan oleh deforestasi. Perusahaan-perusahaan ini sekarang berupaya untuk menghilangkan deforestasi dari rantai pasokan mereka.

Cari Tahu Sumbernya

Sayangnya, mengaitkan sepotong sabun ke perkebunan minyak sawit di Indonesia sama halnya seperti mencoba menemukan pemilik pertama uang dolar di dompet Anda. Berapa kali dolar tersebut telah berpindah tangan sebelum sampai di Anda? Inilah masalah “kemampuan untuk melacak.”

Beberapa perusahaan anggota TFA 2020 seperti Unilever, Cargill, dan Mondelēz membuat berbagai langkah besar menuju pelacakan komoditas tertentu seperti minyak sawit, dengan bekerja sama erat dengan pemasok mereka. Menghubungkan titik-titik antara ribuan pemasok di dunia adalah proses yang menantang dan terus menjadi rintangan besar bagi industri. Kami membutuhkan segera solusi yang inovatif untuk menghadapi masalah pelacakan.

Inisiatif baru dari Program Kanopi Global dan Stockholm Environment Institute akan menggunakan data set yang besar mengenai produksi, perdagangan, dan bea cukai yang sebagian besar belum digunakan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana komoditas mengalir di sistem perdagangan dunia. Platform online baru ini, dijadwalkan untuk diluncurkan akhir tahun ini, tidak akan menggantikan upaya pelacakan perusahaan tetapi dapat menjadi platform yang berguna dalam waktu dekat.

Awasi dari Langit (dan Lapangan)

Ketika kita sudah dapat menghubungkan sebuah produk ke sebuah tempat, kita dapat mengerti bagaimana produk tersebut dapat dikaitkan dengan deforestasi atau bahkan penyalahgunaan hak asasi manusia. Sistem pemantauan teknologi tinggi seperti Global Forest Watch sekarang menggunakan satelit untuk mendeteksi kehilangan tutupan pohon hampir seketika. Ketika dikombinasikan dengan peta tambahan dan informasi yang diambil (atau secara kolektif diambil oleh berbagai orang) dari lapangan, sistem ini dapat menunjukkan secara tepat kapan, dimana, dan mengapa deforestasi terjadi.

Sebagai contoh, tahun lalu Global Forest Watch mendeteksi pembukaan baru besar-besaran (lebih dari 2,000 hektare atau 500 akre) hutan hujan asli di Peruvian Amazon. Investigasi lapangan oleh sebuah LSM lokal mengonfirmasi bahwa deforestasi tersebut terjadi untuk membuka jalan bagi perkebunan besar, yang dimiliki oleh perusahaan United Cacao yang berbasis di Inggris. Visibilitas terhadap rantai pasokan yang meningkat ini memungkinkan produsen kakao untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang dengan siapa mereka ingin bekerja dan dari mana mereka ingin membeli kakao. Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk terlibat dan bertindak ketika wilayah hutan di dalam rantai pasokan mereka berisiko atas deforestasi – sebagai contoh, dengan melatih petani kakao skala kecil mengenai praktik pertanian yang berkelanjutan, meningkatkan hasil pertanian mereka, dan menurunkan risiko ekspansi ke hutan.

Click here to view the interactive map.

Satelit dan teknologi komputer telah mengubah pemahaman manusia akan dunia. Revolusi transparansi akan membantu perusahaan menurunkan keterlibatan mereka dalam deforestasi dan risiko lingkungan dan sosial lainnya yang berkaitan. Transparansi juga akan membantu pelanggan meminta perusahaan bertanggung jawab.

Sayangnya, masih banyak yang kita tidak dapat lihat dan tidak ketahui tentang lanskap hutan dan rantai pasokan komoditas global. Kemajuan teknologi akan terus memperkaya pengetahuan kita, tetapi kita juga butuh perusahaan dan pemerintah untuk membagi informasi yang telah mereka miliki. Global Forest Watch belakangan ini mengumpulkan dan membuat data dari berbagai perusahaan anonim untuk mempublikasikan database lokasi pabrik minyak sawit pertama di dunia yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Ketika disatukan dengan sistem pemantauan hampir seketika GFW dan peta lain yang relevan, database ini akan memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan rencana mitigasi untuk pabrik-pabrik dengan risiko deforestasi tertinggi.

Industri bisnis yang berupaya mengatasi risiko hukum, operasi, dan reputasi akibat deforestasi di rantai pasokan mereka harus bertindak sekarang. Berpartisipasi di TFA2020 dan kemitraan GFW adalah langkah pertama yang baik. Dan siapapun yang tertarik di isu-isu ini dapat memantau perkembangannya online dan berlangganan untuk mendapatkan peringatan menggunakan platform gratis ini.