Manfaat yang dihasilkan dari tindakan melawan perubahan iklim jauh lebih besar dari yang selama ini diperkirakan. Penelitian terbaru dari Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim menemukan bahwa aksi iklim yang tegas dapat menghasilkan keuntungan setidaknya $26 triliun hingga tahun 2030. Penelitian inovatif yang dilakukan oleh Komisi Global bersama lebih dari 200 ahli ini menunjukkan bukti adanya pergeseran ekonomi global menuju perekonomian rendah karbon serta mengidentifikasi langkah-langkah percepatan aksi perubahan iklim pada lima sektor: energi, perkotaan, makanan dan penggunaan lahan, serta air dan industri. Melalui rangkaian blog Kesempatan $26 Triliun, kami mencoba menggali peluang ekonomi ini secara lebih menyeluruh.

Ada sebuah "solusi yang terlupakan" dalam upaya untuk meraih manfaat ekonomi, pengembangan, dan iklim yang signifikan, yaitu dengan mengubah pola makan dan pengelolaan lahan di dunia.

Pada Sidang Umum PBB pekan ini, anggota Koalisi Pangan dan Penggunaan Lahan akan bertemu dengan para pemimpin negara dan CEO perusahaan untuk meningkatkan kesadaran akan permasalahan ini dan mendorong aksi perubahan yang lebih besar lagi. Argumen mereka akan didukung oleh hasil penelitian terbaru. Bagian makanan dan penggunaan lahan dalam laporan Global Opportunities dari New Climate Economy mengemukakan bahwa aksi perubahan iklim yang tegas di bidang makanan dan penggunaan lahan merupakan kunci pertumbuhan inklusif di abad ke-21. Laporan tersebut menyebutkan bahwa model bisnis makanan dan penggunaan lahan berkelanjutan bisa memberikan nilai ekonomi hingga $2,3 triliun serta berperan penting dalam mewujudkan dunia yang lebih ramah dan tahan iklim.

Berikut lima bidang dengan peluang aksi iklim terbesar:

1) Menghindari deforestasi dan menutup hutan.

Prioritas utama dalam menanggulangi deforestasi adalah melarang kegiatan pengembangan di hutan utuh sebagai “pertahanan terakhir hutan”. Apabila bumi gagal melindungi hutan tropis yang tersisa, maka bisa dibilang mustahil kita dapat menekan kenaikan suhu global di angka 1,5 atau 2°C yang telah ditetapkan secara global sebagai batas kenaikan suhu yang harus dijaga untuk menghindari dampak iklim terburuk.

Meningkatkan pengamanan di area terlindung, menghargai hak-hak masyarakat adat serta menggagas perencanaan dan penegakan hukum terkait penggunaan lahan yang lebih baik adalah langkah-langkah dasar yang harus diambil. Memastikan hak-hak kepemilikan tanah masyarakat adat memiliki manfaat ekonomi (dan tentunya moral) yang besar. Selain itu, gerakan rantai pasokan bebas deforestasi juga sangat perlu dikembangkan, baik dengan meningkatkan penerapannya oleh perusahaan-perusahaan yang telah berkomitmen maupun dengan menggandeng perusahaan dan pasar baru.

2) Meningkatkan produktivitas pertanian.

Ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari peningkatan produktivitas pertanian dan penerapan pertanian cermat iklim. Efisiensi dan peningkatan praktik ketahanan pertanian di seluruh dunia dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan untuk petani, penguatan koperasi petani kecil dan penanaman investasi untuk teknik pertanian modern. Ketika hutan sudah ditutup, para petani akan memiliki insentif untuk meningkatkan intensitas produksi mereka di lahan yang tersedia. Melalui reformasi global terhadap subsidi pertanian yang saat ini bernilai $519 miliar per tahun, kita juga dapat membentuk sistem pertanian dengan hasil yang jauh lebih baik. Penyaluran insentif untuk ekspansi ternak di Amazon, misalnya, dapat dialihkan untuk menambah investasi restorasi hutan atau pemeliharaan ternak yang selaras dengan hutan dan ekosistem lain.

3) Pemulihan hutan dan bentang alam.

Pemulihan hutan dan lahan pertanian terdegradasi memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan. Dengan memulihkan kembali hutan terdegradasi menjadi hutan alam, mendukung agroforestri, dan strategi lainnya, restorasi tidak hanya akan menghasilkan keuntungan sebesar $35-40 miliar per tahun dalam jangka waktu 15 tahun, namun juga banyak manfaat lingkungan dan sosial lainnya. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat investasi publik dan swasta di bidang pemulihan hutan, termasuk pemberian insentif oleh pemerintah nasional dan penyediaan "jaminan kerugian pertama" oleh bank pembangunan multilateral bagi para investor yang berkomitmen terhadap pemulihan hutan.

4) Mengurangi kehilangan pangan dan limbah pangan

Sepertiga dari total produksi makanan yang hilang atau terbuang sepanjang rantai makanan menimbulkan kerugian ekonomi global sekitar $940 miliar setiap tahunnya dan memproduksi sekitar 8% emisi global. Jika diibaratkan sebagai sebuah negara, kehilangan dan limbah pangan merupakan negara penghasil limbah terbesar ketiga, setelah Tiongkok dan Amerika Serikat.

Menyelamatkan seperempat dari total makanan yang tersisa atau terbuang saat ini sama dengan menyediakan makanan untuk 870 juta orang setiap tahunnya. Hal ini juga merupakan langkah bisnis yang baik: Sebuah riset baru-baru ini menunjukkan bahwa perusahaan yang berinvestasi di bidang kehilangan pangan dan pengurangan limbah pangan memiliki rasio laba-modal rata-rata sebesar 14:1. Koalisi seperti Champion 12.3, yang menyatukan para pimpinan perusahaan, pemerintah dan organisasi, juga memainkan peran penting dalam upaya untuk mengurangi kehilangan pangan dan limbah pangan.

5) Memperbaiki pola makan.

Upaya global yang menyeluruh untuk menangani isu malnutrisi dan obesitas sangat penting dalam mencapai pertumbuhan yang lebih baik dan inklusif di abad ke-21 ini. Hampir satu miliar orang di dunia menderita karena kekurangan asupan gizi dan pasokan makanan yang tidak pasti. Di saat yang bersamaan, pola makan dengan asupan makanan olahan, gula halus, lemak, minyak dan daging merah yang tinggi saat ini sedang menjamur, menyebabkan lebih dari 2,1 miliar orang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Peningkatan berat badan kolektif ini sangat erat kaitannya dengan maraknya persebaran penyakit kronis tidak menular, terutama diabetes tipe II, jantung koroner dan kanker. Apabila tren ini berlanjut, sederet penyakit kronis tersebut diprediksi akan terus meningkat hingga dua pertiga dari seluruh penyakit dunia. Kerugian ekonomi global yang disebabkan oleh obesitas saja diperkirakan mencapai kisaran $2 triliun di tahun 2012, setara dengan perkiraan kerugian ekonomi global yang disebabkan oleh konflik bersenjata atau rokok.

Dalam hal ini, kebijakan publik dan dukungan nyata dari sektor swasta dapat melahirkan perubahan besar, baik melalui penggunaan instrumen ekonomi seperti "pajak gula," penerbitan pedoman kesehatan publik seperti anjuran pengurangan konsumsi daging yang diterbitkan oleh pemerintah Tiongkok, atau melalui pendekatan inovatif sektor swasta seperti Cool Food Pledge, Better Buying Lab serta penggunaan jamur sebagai bahan pembuatan burger.

Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Baik

Aksi nyata dalam lima bidang di atas dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan tangguh serta dapat berkontribusi terhadap tercapainya Tujuan Pertumbuhan Berkelanjutan dan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim. Meskipun sudah banyak langkah yang diambil, masih banyak yang harus dilakukan–dan manfaat besar yang bisa diraih.