Kebakaran hutan di Indonesia. Sumber Foto: CIFOR/Flickr
Kebakaran hutan di Indonesia. Sumber Foto: CIFOR/Flickr

Josh Winer adalah Sales Manager di DigitalGlobe

Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam Global Forest Watch pada 22 Juli, 2014

Salah satu ancaman yang paling berbahaya terhadap lingkungan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan dan semak, seringkali berhubungan dengan ekspansi pertanian dan sengketa lahan, dapat melepaskan asap beracun yang memaksa ditutupnya sekolah dan bandara, dan merusak kesehatan puluhan ribu masyarakat. Usaha-usaha untuk mencegah kebakaran dipersulit oleh kurangnya bukti-bukti yang kuat mengenai di mana terjadinya kebakaran dan siapa yang bertanggung jawab.

Hari ini, di Jakarta, World Resources Institute, DigitalGlobe, pemerintah Indonesia, Google, Esri, dan sejumlah mitra lainnya meluncurkan Global Forest Watch Fires, sebuah wadah online untuk mengawasi dan merespon kebakaran hutan dan lahan di Asia Tenggara. Wadah ini memiliki citra satelit resolusi-tinggi dari DigitalGlobe, peringatan titik api dari NASA, sebuah sistem peringatan SMS, pemetaan bekas kebakaran dari Google Earth, data kualitas udara dan arah angin, peta konsesi dan penggunaan lahan, dan banyak lagi.

Pada inti wadah tersebut terdapat sebuah kemitraan baru di antara WRI dan DigitalGlobe, yang akan memungkinkan penampakan titik api dalam citra satelit resolusi-tinggi. Sebagai bagian dari Program Seeing a Better World™ , DigitalGlobe telah mengerahkan lima satelit mereka untuk menyediakan citra titik api yang diperbaharui hampir seketika pada resolusi 50 sentimeter, yang cukup tajam untuk melihat setiap pohon di lapangan. Satelit keenam DigitalGlobe–WorldView3–yang akan diluncurkan bulan Agustus akan memberikan resolusi yang lebih kuat pada 31 sentimeter dan menyediakan informasi tambahan mengenai kesehatan tanaman menggunakan sensor inframerah baru yang dapat membantu mengidentifikasi fitur-fitur di lapangan melalui asap, kabut, dan embun. Global Forest Watch kemudian menyediakan wadah yang diperlukan untuk menyalurkan informasi ini dengan cepat kepada stakeholder di lapangan yang dapat mengambil tindakan.

Akses terhadap citra satelit resolusi-tinggi ini memberikan kita informasi langka mengenai titik api. Dalam resolusi yang lebih rendah (sebagian besar citra satelit yang tersedia secara gratis beresolusi paling tajam 30 meter), sulit untuk mengetahui di mana telah terjadi kebakaran, bagaimana kebakaran tersebut bisa terjadi, atau bahkan tipe vegetasi apa yang terkena kebakaran. Dengan citra DigitalGlobe, kita bisa melihat pohon secara individu dan bahkan mengetahui spesiesnya. Citra DigitalGlobe diproses sebagai warna-inframerah, yang memungkinkan WRI untuk menentukan secara cepat vegetasi yang sehat dan yang sudah mati, menentukan batas wilayah yang terkena kebakaran, dan mendeteksi bekas kebakaran sehingga dapat menentukan siapa yang bertanggung jawab. Bahkan api dari titik api aktif dapat dilihat secara jelas dengan asap yang mengepul dan kabut yang dihasilkan.

Di bawah ini adalah beberapa pengamatan awal dari bagaimana citra DigitalGlobe dapat digunakan untuk memahami dengan lebih baik titik api dan bahkan untuk mencegah kebakaran kedepannya.

1. Sekarang titik api dapat ditentukan letaknya secara pasti dan citra yang dihasilkan dapat menjadi bukti kuat kemungkinan adanya kelalaian yang terjadi.


[](/sites/default/files/uploads/palm_oil_burning.jpg)
Lokasi citrasa: Lat: 2.026 / Long: 100.453

Sebuah survey singkat dari Data Titik Api Aktif NASA menunjukkan peringatan titik api yang tersebar luas di Pulau Sumatra, Indonesia, khususnya di Provinsi Riau. Analisis WRI menunjukkan bahwa lebih dari setengah peringatan titik api di Indonesia dan lebih dari 80 persen titik api di Sumatra terjadi di Riau. Citra resolusi tinggi DigitalGlobe memastikan adanya kebakaran di lokasi-lokasi peringatan titik api NASA, dan dalam beberapa kasus kita bahkan dapat melihat asap yang mengepul. Kebakaran tersebut jelas mengakibatkan kabut asap yang melanda kawasan. Citra di atas menunjukkan asap yang mengepul dari titik api yang relatif kecil di Riau.

Citra resolusi tinggi ini menyediakan bukti jelas yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk mengerahkan kekuatan penegakkan hukum ke sebuah lokasi spesifik, atau bagi perusahaan untuk mengetahui apakah pemasok mereka terlibat dalam pembakaran hutan.

2. Dampak dari Setiap Titik Api dapat Diukur dan Dipetakan secara tepat


[ ](/sites/default/files/uploads/before_and_after_new.jpg)
Citra di atas ditampilkan dalam “false color”, yang menampilkan vegetasi sehat sebagai pink. | Lokasi citra: Lat: -0.12331/Long: -101.5838

Hingga saat ini, sangatlah susah untuk mengetahui secara tepat besarnya dampak kebakaran hutan. Namun dengan citra resolusi tinggi, dimungkinkan untuk memetakan bekas kebakaran dengan akurasi tinggi dan menentukan seberapa luas lahan yang terkena dampak. Hal tersebut dapat digabungkan dengan data vegetasi untuk menghitung kerusakan akibat suatu kebakaran, dan kemungkinan jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan.

Citra di atas (yang telah ditampilkan dalam “false color” untuk menunjukkan perbedaan kondisi vegetasi dengan lebih jelas) menunjukkan dua citra satelit DigitalGlobe pada sepetak lahan dari 21 Juni dan 21 Juli 2014. Citra tersebut mengungkapkan bahwa bahkan ketika tidak terdapat titik api aktif di dalam citra, umur titik api dapat diperkirakan. Citra “before” menunjukkan sesuatu yang terlihat seperti tutupan hutan alami (dalam pink), sementara citra “after” menunjukkan bekas kebakaran yang besar dan adanya kelapa sawit muda disekitarnya.

Analisis WRI sebelumnya telah menemukan bahwa hampir setengah dari semua peringatan titik api NASA terjadi di konsesi yang diberikan untuk kelapa sawit, HTI, dan HPH.

3. Banyak Titik Api yang Menyebar tanpa Disengaja Menyebabkan Kerusakan yang Signifikan, seringkali Titik Api tersebut berhubungan dengan Sengketa Lahan


[](/sites/default/files/uploads/palm_oil_burning_zoom1.jpg)
Lokasi citra: Lat: 2.026 / Long: 100.453

Beberapa citra telah menunjukkan wilayah di mana titik api membakar perkebunan kelapa sawit yang telah lama terbentuk, ketimbang hutan alami atau semak belukar. Hal tersebut mungkin dapat mengindikasikan bahwa beberapa titik api tidak disengaja, atau menyebar tanpa dapat dikontrol. Apapun penyebabnya, titik api mengakibatkan kerugian ekonomi bagi pemilik.

Beberapa titik api kemungkinan merupakan hasil dari sengketa lahan. Di wilayah dengan hak kepemilikan lahan dan perencanaan tata ruang yang lemah, lahan masyarakat mungkin dapat dialokasikan untuk pengembangan pertanian berskala besar, dan masyarakat dapat menggunakan api untuk merusak dengan sengaja atau mengklaim lahan yang dikuasai oleh perusahaan besar. Investigasi lebih lanjut terhadap isu yang kompleks ini sangatlah dibutuhkan.

4. Ukuran dan Bentuk Titik Api Beragam


[](/sites/default/files/uploads/complex_image.jpg)
Lokasi citra: Lat: 2.026 / Long: 100.453

Bekas kebakaran yang dideteksi melalui citra satelit DigitalGlobe memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda, yang mungkin dapat mengindikasikan bahwa kebakaran tersebut dibuat oleh aktor-aktor yang berbeda dengan tujuan yang berbeda-beda. Beberapa titik api membakar lahan yang luas, mungkin mengindikasikan pengembangan perkebunan yang besar atau titik api yang terbakar diluar kontrol. Titik api lainnya berukuran kecil, mungkin mengindikasikan smallholder atau kebakaran yang tidak disengaja.

Seiring berlanjutnya musim kemarau di Asia Tenggara–mungkin diperparah dengan tahun El NiñoEl Niño–risiko titik api baru tetaplah tinggi, mungkin kembali melonjak tinggi mencapai tingkat yang berbahaya seperti pada Juni 2013 atau Maret 2014. DigitalGlobe dan WRI akan terus memberikan citra satelit titik api baru ketika mereka muncul dalam wadah GFW-Fires. Citra satelit tersebut dalam membantu menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh badan-badan pemerintah, kalangan bisnis, dan masyarakat untuk mengatasi titik api tersebut. Dalam waktu dekat, kita juga dapat membantu melalui wadah crowdsourcing Tomnod dari DigitalGlobe dengan mengkaji citra-citra satelit dan mengklasifikasi wilayah yang telah terbakar. Jadi kembalilah dalam waktu dekat dan bergabunglah untuk membantu melawan kebakaran hutan demi langit yang lebih bersih di Asia Tenggara.