Urun dana melalui platform digital yang belakangan marak dilakukan merupakan salah satu perwujudan budaya gotong royong masyarakat Indonesia. Urun dana, meskipun nilai kontribusi per-individunya relatif kecil, dapat menghasilkan jumlah total yang cukup signifikan. Menurut data Statistika, nilai transaksi urun dana di Indonesia mencapai Rp 84 triliun pada tahun 2019, setara dengan keperluan biaya membangun lima proyek MRT Jakarta. Indonesia juga diakui sebagai negara dengan nilai transaksi urun dana terbesar ke-5 di dunia berdasarkan estimasi P2PMarketData. Bahkan, selama sekitar tiga bulan, platform urun dana Kitabisa.com mengumpulkan Rp 32 miliar untuk donasi #bersamalawankorona untuk membantu pemerintah Indonesia menangani wabah COVID-19.

Perekonomian yang diperkuat dengan teknologi digital telah memfasilitasi masyarakat untuk berkolaborasi dengan lebih mudah, luas, dan transparan. Donatur atau investor dapat mempelajari kualitas dan kredibilitas program yang dibiayai melalui fasilitas digital yang beragam, tidak hanya melalui cetakan desain kotak amal setempat. Beragam fasilitas ini sangat menunjang kampanye urun dana, karena keberhasilan sebuah kampanye ditentukan dari kemampuannya menarik minat dan kepercayaan donatur. Melalui platform digital, donatur dapat menerima laporan penggunaan donasi mereka secara real time dan dapat diakses dengan mudah. Hal ini menjadi faktor daya tarik utama urun dana berbasis digital dibandingkan skema pembiayaan berbasis kontribusi publik lainnya.

Mengapa Urun Dana untuk Pohon?

Dalam beberapa tahun terakhir, urun dana melalui platform digital semakin sering dijadikan salah satu alternatif pendanaan inisiatif di bidang lingkungan. Inisiatif ini membuka ruang kepada masyarakat untuk turut serta memperbaiki kualitas lingkungan hidup yang erat hubungannya dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sebagai bentuk timbal balik dari kontribusi mereka. Inisiatif urun dana di bidang lingkungan yang telah dilaksanakan di Indonesia diantaranya adalah Konservasi Alam dan Satwa liar oleh WWF Indonesia dan Kampanye Jaga Bumi oleh Greenpeace.

Selain itu, kampanye urun dana juga sering ditujukan untuk restorasi lingkungan melalui penanaman pohon. Kampanye penanaman pohon dipilih karena dianggap sebagai salah satu solusi terbesar dan termurah dalam menyerap emisi karbon dari aktivitas manusia, seperti transportasi, konsumsi listrik maupun makanan, alih fungsi lahan, serta limbah. Selain memperbaiki kualitas lingkungan hidup, restorasi hutan berbasis penanaman pohon juga memberikan dampak positif seperti meningkatkan hasil hutan yang menjadi sumber makanan maupun pendapatan masyarakat lokal. Di sisi lain, menanam banyak pohon masih memungkinkan karena ketersediaan lahan yang masih sangat luas (sekitar 900 juta hektar) untuk menambah tutupan pohon di seluruh dunia.

Kampanye penanaman pohon ini telah dilakukan dalam skala global maupun lokal, Trillion Tree Campaign adalah salah satu contoh program yang dilakukan secara global dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menanam pohon di berbagai negara. Pada kampanye ini publik dapat berdonasi mulai dari $1 untuk menanam satu pohon. Hal ini menarik keterlibatan publik, sehingga kini telah menanam lebih dari 13,48 miliar pohon. Di Indonesia, inisiatif seperti ini juga telah dilakukan oleh berbagai organisasi, mulai dari platform urun dana seperti KitaBisa (Patungan Pohon) dan WeCare (Tree Thousand), hingga platform urun dana yang khusus didirikan untuk menanam pohon seperti Lindungi Hutan dan program yang diinisiasi oleh lembaga konservasi seperti MyBabyTrees.

Inisiatif tersebut memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk berkontribusi dengan nilai yang relatif kecil, misalnya mulai dari Rp 10 ribu rupiah pada kampanye Patungan Pohon. Kampanye Patungan Pohon ini juga terbilang cukup baik, karena dalam 4 bulan mampu mengumpulkan donasi lebih dari Rp 111 juta untuk menanam lebih dari 3.500 pohon yang memberikan dampak sosial dan ekonomi di tiga wilayah restorasi Indonesia. Inisiatif ini menandakan keinginan besar tiap individu untuk terlibat pada kegiatan perbaikan lingkungan secara kolektif bila diberikan kesempatan.

Namun, hal ini tidak berarti perbaikan lingkungan dibebankan kepada publik semata. Pemerintah dan pihak swasta tetap memiliki peranan besar dalam memperbaiki lingkungan dalam konteks yang lebih luas. Sebagai contoh, pemerintah berperan vital dalam pengambilan kebijakan publik, sedangkan pihak swasta dapat mengubah proses produksi dan distribusinya menjadi lebih ramah lingkungan. Dengan kata lain, urun dana berperan sebagai alternatif tambahan yang membantu pemerintah dan pihak swasta dalam penyelesaian masalah lingkungan.

<p>Urun dana memberikan akses kepada publik untuk terlibat dalam perbaikan kualitas lingkungan secara digital.</p>

Urun dana memberikan akses kepada publik untuk terlibat dalam perbaikan kualitas lingkungan secara digital.

Bagaimana Mengajak Individu untuk Ikut Urun Dana?

Dalam ilmu psikologi, salah satu faktor yang dapat meningkatkan niat seseorang untuk melakukan sesuatu adalah ketika individu tersebut menyadari bahwa ia memiliki kemudahan dan kemampuan untuk melakukannya. Hal ini terlihat pada Kampanye Patungan Pohon yang mampu menarik lebih dari 2.800 donatur. Individu hanya perlu menekan tombol pada halaman donasi untuk menanam pohon, tanpa harus menemui organisasi penanam pohon atau mencari bibit pohon sendiri. Selain itu, kampanye ini juga mengangkat dampak masalah lingkungan pada aspek sosial, ekonomi, dan kesehatan. Hal ini semakin mendekatkan permasalahan lingkungan dengan masyarakat. Individu juga akan lebih cenderung berperilaku ramah lingkungan ketika mereka mengantisipasi adanya rasa bangga setelah melakukan aksinya.

Akan tetapi, adanya kemudahan dan antisipasi terhadap rasa bangga tidak secara otomatis membuat seseorang berperilaku ramah lingkungan. Kesadaran individu dan rasa tanggung jawab akan aktivitas yang berdampak negatif pada lingkungan juga mempengaruhi keputusan individu untuk berperilaku ramah lingkungan. Selain itu, penerimaan orang sekitar dan penilaian pribadi juga mempengaruhi keputusan individu dalam berperilaku ramah lingkungan. Sebagai contoh, meskipun mudah untuk dilakukan, individu tidak akan serta-merta mematikan lampu yang tidak digunakan ketika penggunaan listrik berlebihan masih dianggap wajar oleh lingkungan sekitarnya.

Sebagai kesimpulan, urun dana dapat membantu mempermudah publik untuk terlibat langsung dalam mengatasi isu lingkungan, serta memberikan rasa bangga kepada setiap individu yang terlibat. Sehingga, urun dana juga dapat menjadi cara kita mendorong pemerintah, swasta, maupun pihak terkait lainnya agar kian memperkuat komitmen dan usaha penyelesaian isu-isu lingkungan. Urun dana bukan hanya sekadar donasi, melainkan sebuah manifestasi dari kepedulian kita terhadap lingkungan dan kehidupan bersama.