Pemkot Surabaya Percepat Ekosistem Kendaraan Listrik untuk Mobilitas Perkotaan Rendah Karbon dan Berkelanjutan
Surabaya, 20 November 2024 – Pemerintah Kota Surabaya, bekerja sama dengan WRI Indonesia dan didukung oleh Program Kota Masa Depan UK PACT (Partnering for Accelerated Climate Transition), telah meluncurkan Rekomendasi Kebijakan (Policy Brief) dan Laporan Studi Strategi Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Surabaya. Peluncuran ini seiring dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara WRI Indonesia, Braja Elektrik Motor, dan Gojek Indonesia untuk proyek percontohan konversi sepeda motor listrik, yang menandai langkah signifikan menuju elektrifikasi kendaraan di Surabaya.
Program Kota Masa Depan UK PACT, sebuah kemitraan antara Pemerintah Inggris dan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, dimulai pada tahun 2022. Program ini bertujuan untuk meningkatkan mobilitas perkotaan yang berkelanjutan dan rendah karbon di kota-kota pesisir seperti Surabaya, dengan memberikan dukungan teknis kepada pemerintah daerah dalam mengembangkan sistem transportasi yang lebih aman, lebih inklusif, dan berketahanan terhadap dampak iklim.
Sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, Surabaya menghadapi tantangan signifikan di sektor transportasi. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2019, emisi dari sektor transportasi menyumbang lebih dari 95% emisi sektor energi di kota ini. Selain itu, tingginya ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi—dengan lebih dari 2,5 juta sepeda motor dan 500 ribu mobil yang tercatat pada tahun 2020—telah mengakibatkan kemacetan parah dan polusi udara yang semakin memburuk. WRI Indonesia melalui kajiannya memperkirakan terdapat potensi penurunan emisi hingga sebesar 68 juta ton CO2 di Kota Surabaya pada tahun 2029 apabila adopsi kendaraan listrik (EV) dilakukan secara masif.
Pemerintah Kota Surabaya menyadari pentingnya adopsi kendaraan listrik (EV) untuk mencapai target pengurangan emisi perkotaan. Adopsi kendaraan listrik (EV) juga mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan polusi udara. Ir. Irvan Wahyudrajad, M.MT, Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya menyatakan, “Sebagai kota metropolitan pesisir, Surabaya memiliki tantangan yang unik dalam hal mobilitas dan transportasi. Oleh karena itu, percepatan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) merupakan langkah yang sangat strategis. Ini sejalan dengan visi kami untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang hijau dan berkelanjutan. Kajian yang telah disusun oleh WRI Indonesia, bersama dengan Vital Strategies dan ARUP, memberikan rekomendasi yang sangat berharga bagi kami dalam menyusun langkah-langkah konkret untuk mempercepat transisi ini.
Saya yakin bahwa dengan semangat kolaborasi yang kita miliki, langkah menuju Surabaya yang lebih hijau, rendah emisi, dan berkelanjutan bukan lagi sekadar mimpi, tetapi sebuah kenyataan yang semakin dekat. Semoga hasil kajian yang disampaikan pada hari ini menjadi langkah awal yang kuat untuk menjadikan Surabaya sebagai kota percontohan dalam penerapan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di Indonesia.”
Ringkasan Rekomendasi Kebijakan menguraikan strategi utama untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di Surabaya, mengatasi tantangan utama seperti infrastruktur pengisian daya yang terbatas, biaya awal yang tinggi, dan perlunya kolaborasi lintas sektor.
Amanda McLoughlin, Direktur Pembangunan Internasional Inggris untuk Indonesia mengatakan, “Seiring para pemimpin dunia menyerukan aksi iklim di COP29 di Azerbaijan, Inggris tetap berkomitmen pada tujuan ambisius untuk menjaga target iklim 1,5 derajat tetap tercapai. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dan mendukung keterlibatan sektor swasta untuk mendorong pembangunan hijau dan berketahanan terhadap dampak iklim. Surabaya telah memberikan contoh yang menginspirasi dengan upaya-upayanya mencapai target pengurangan emisi kota melalui kemitraan publikswasta. Seiring kita merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris-Indonesia, Inggris menegaskan kembali komitmen kami untuk mendukung upaya iklim Indonesia. Kami percaya bahwa studi tentang kendaraan listrik berbasis baterai ini akan mendukung Surabaya dalam pembangunan transportasi hijau dan berkelanjutan, guna mewujudkan kota yang berkelanjutan, masyarakat yang sejahtera, dan planet yang layak huni.”
Tomi Hariyadi, Director for Food, Land and Water Programme WRI Indonesia menambahkan, “Pengurangan emisi dari sektor transportasi akan membawa dampak positif pada kualitas udara kota, mengurangi polusi yang berbahaya bagi kesehatan, serta menurunkan risiko penyakit pernapasan. Selain itu, transisi tersebut juga berpotensi membuka lapangan pekerjaan baru di berbagai sektor. Kami berharap hasil studi ini dapat menjadi rujukan bagi para pemangku kepentingan dalam mempercepat transisi menuju kendaraan listrik yang ramah lingkungan di Surabaya.” Berdasarkan studi dan rekomendasi kebijakan tersebut, WRI Indonesia bekerja sama dengan Gojek Indonesia dan Braja Elektrik Motor untuk melakukan uji coba inisiatif konversi kendaraan listrik (EV) di Surabaya, yang meletakkan dasar bagi pengembangan ekosistem EV yang lebih luas.
Sementara itu, Yoga Uta Nugraha, CEO Braja Elektrik Motor, menegaskan perannya dalam mendukung Surabaya untuk mencapai ambisi kendaraan listrik (EV). “Kami bangga menyediakan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk kendaraan listrik di Indonesia. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan mitra lainnya memungkinkan kami untuk memperluas dampak dan mempercepat adopsi KBLBB di kota ini.”
Studi WRI Indonesia memaparkan peta jalan untuk memprioritaskan target pembangunan dan alternatif pembiayaan, yang mempercepat penerapan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Surabaya. Sebagai kota metropolitan pesisir yang sedang berkembang, Surabaya menghadapi tantangan mobilitas yang kompleks, termasuk tingkat polusi udara yang tinggi dari kendaraan bermotor. Upaya ini diharapkan tidak hanya dapat mengurangi emisi karbon tetapi juga mengurangi kemacetan, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih berkelanjutan.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, Surabaya dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dalam menerapkan ekosistem kendaraan listrik (EV) yang berkelanjutan.