Tujuan

Program Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan dan Mitigasi Kabut Asap di ASEAN (SUPA), sebuah inisiatif yang didanai oleh Uni Eropa, bertujuan untuk mendukung strategi pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan di ASEAN melalui aksi kolektif dan kolaborasi aktor non-pemerintah. Program ini juga bertujuan untuk memitigasi dampak dari perubahan iklim, meminimalkan risiko dari kebakaran hutan dan lahan, dan mengurangi kabut asap antar negara sembari mendukung dan menopang penghidupan masyarakat yang tinggal di sekitar lahan gambut. Inisiatif ini dilaksanakan oleh konsorsium yang terdiri dari WRI Indonesia, The Rainforest Conservation and Research Centre, dan Inisiatif Dagang Hijau.

Di mana

Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Laos, dan Myanmar

Mengapa

Dengan perkiraan luas total 25 juta hektar, Asia Tenggara adalah rumah bagi kawasan lahan gambut tropis terbesar di dunia. Sebagian besar dari lahan gambut ini berada di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Meskipun berfungsi menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar, lahan gambut adalah ekosistem yang rentan dan sering kali dipandang sebagai lahan yang tidak memiliki manfaat. Akibatnya, banyak pihak mengubah alih fungsi lahan gambut menjadi lahan pertanian dengan cara dikeringkan dan dibakar. Hal ini membuat karbon yang disimpan di lahan gambut lepas ke atmosfer dan memperburuk krisis iklim. Kebakaran lahan gambut juga menyebabkan kabut asap yang membahayakan masyarakat dan keanekaragaman hayati yang berada di sekitar lahan gambut dan juga di negara lain.

Menyadari pentingnya lahan gambut, negara anggota ASEAN telah mengembangkan strategi pengelolaan lahan gambut ASEAN sebagai panduan untuk mengelola lahan gambut di Asia Tenggara. Namun, karena kompleksnya isu tersebut, pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan membutuhkan pendekatan holistik baik dari aktor pemerintah maupun aktor non-pemerintah. Aktor non-pemerintah nantinya akan dapat membantu melakukan praktik-praktik pengelolaan gambut secara berkelanjutan melalui pendekatan berbasis sains dan ekonomi.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para aktor non-pemerintah agar dapat memainkan peran yang lebih besar dalam pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan, termasuk mengelola risiko dari kebakaran lahan gambut, mengurangi kabut asap, dan memitigasi dampak dari krisis iklim.

Bagaimana

Koalisi SUPA berupaya mencapai tujuan tersebut dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para aktor non-pemerintah tentang lahan gambut, termasuk pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan. Dengan modal pengetahuan yang memadai, koalisi bertujuan mengubah persepsi aktor non-pemerintah bahwa lahan gambut merupakan lahan yang tidak memiliki nilai ekonomi. Pengetahuan dan nilai-nilai ekonomi ini pada akhirnya akan dikomunikasikan melalui narasi-narasi di tingkat lokal untuk meningkatkan pemahaman sehingga dapat mendorong perubahan pada tingkat komunitas dan kebijakan.

Mitra

Program Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan dan Mitigasi Kabut Asap di ASEAN (SUPA) didanai oleh Uni Eropa dan dilaksanakan oleh WRI Indonesia bersama dengan Tropical Rainforest Conservation and Research Centre, dan Inisiatif Dagang Hijau.